03.

2.9K 207 13
                                    

jaemin terduduk dengan gelisah. sehabis mengantarkan nya pulang ke rumah, jeno sama sekali tak mengabarinya. padahal pria itu sudah berjanji akan memberitahu nya setelah sampai di rumah

jaemin menoleh ke arah jam yg berbunyi, waktu sudah menunjukkan jam 11 malam, itu berarti sudah 3 jam jaemin menunggu kabar dari prianya.

hp yg ia genggam di tatap lamat, menatap sederet chat wa yg ia kirim sedari beberapa jam lalu. sama sekali tak ada tanda tanda sang penerima chat akan membalasnya

"ga biasanya jeno gini" molong jaemin

beberapa detik kemudian jaemin menguap dengan lebar, ia sudah mengantuk. karena sudah lelah menunggu, ia memutuskan untuk berbaring di tempat tidurnya bersiap untuk tidur.

ia hanya berusaha berfikir positif, mungkin jeno mampir bermain dengan temannya dan kebetulan ponsel nya lowbat. ya pasti. bukan yg aneh aneh.

mata yg perlahan tertutup itu tiba tiba kembali terbuka

"tapi jeno sekarang rada aneh deh" gumam nya di tengah kesunyian

"kenapa dia ga pernah ngajakin aku ke rumah nya? bukannya dia tinggal sendiri? kalo aku pengen main kerumahnya pasti ada aja alasan aneh dari mulut nya. rumahnya berantakan? kan aku bisa beresin buat dia. rumahnya jelek? aku gabutuh rumah bagus, jeno kan udah ganteng" ia malah salah tingkah sendiri karena kalimat terakhir yg ia ucapkan

"ihh tau ah"



ya mari kita tinggalkan jaemin yg tengah berperang dengan pikirannya, malam malam seperti itu emang sangat cocok untuk overthinking bukan?

mari kita beralih ke jeno dan mark, pasangan suami suami yg baru selesai melakukan hubungan badan.

letaknya di kamar mereka, jeno berbaring terlentang dengan pandangan menatap langit langit kamar. Mark? ia berbaring menyamping menatap jeno dengan tangan yg bertumpu pada pipi

tak ada suara apapun di  dalam kamar mereka kecuali suara kekehan Mark yang sesekali terdengar. jeno bingung sekaligus emosi, apa yg di tertawakan pria sinting ini?

nyatanya jeno memilih abai, pikirannya beralih pada sang kekasih. ah ia baru mengingatnya, haruskah ia menghubungi kekasih mungil nya? tapi ini sudah larut malam, jaemin pasti telah tertidur

suara decakan keluar dari belah bibir jeno, mengundang tanda tanya di benak Mark.

"kita harus punya anak ga sih Jen? biar komplit" terdengar romantis, namun nyatanya ini adalah bahan untuk membuat api di dalam hati jeno.

"gausah banyak mau Mark."

"loh kenapa? kan kita udah nikah Jen, nikah loh ini? bukan pacaran doang" jeno memilih abai dan bungkam tak bersuara

"itung itung kejutan buat jaemin. bukan Lo doang yang bisa kasih surprise buat dia, gua juga bisa. pasti lucu ekspresi jaemin pas liat Lo gendong anak"

"tutup mulut Lo Mark" jeno mengubah posisinya menjadi menyamping memunggungi mark

Mark terkekeh geli, ia bergerak mendekat dan memeluk jeno dari belakang. jeno berdecih dan menyingkirkan tangan Mark dari pinggangnya, namun Mark adalah mark, ia kembali memeluknya dengan erat bahkan sedikit membuat jeno sesak. Mark meletakkan wajahnya di belakang leher jeno, mengecup kulit putih yang berkeringat itu.

ah wangi tubuh jeno sangat candu, ia menggigit leher itu dengan kuat hingga berbekas kemerahan. jeno menutup matanya dan menggeram pelan, itu sakit, sungguh.


"c'mon jen, Lo harus terima kenyataan. lo udah terikat hubungan sama gua, dan ga akan ada yang pernah bisa ngubah itu. berhenti egois dengan ngebohongin jaemin terus menerus, Lo mau sampe kapan? nunggu gua yang muncul ke depan dia?" Mark melepaskan gigitan di leher jeno

ᴍᴏᴏɴsᴛᴀʀ 'ᴍᴀʀᴋɴᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang