04

2.2K 168 26
                                    

jaemin gelisah bukan main. tatapan nya sedari tadi tak lepas dari layar ponsel. bagaimana kondisi kekasihnya itu sekarang? ia takut jeno berbohong perihal obat, kekasihnya itu payah dalam meminum obat.

Renjun yang melihat itu menghela nafas, kasihan kepada sang sahabat yang tampak murung. omong omong mereka sedang berada di apartemen renjun. karena tak kunjung ada percakapan, renjun akhirnya memberanikan diri bertanya kepada pria manis itu.

"jaem. kenapa?" jaemin tersentak dan mengalihkan pandangannya ke arah Renjun, namun setelah itu ia kembali menatap layar ponselnya

"jeno sakit ren - " Renjun mengangguk paham, turut prihatin.

"aku yakin jeno ga bakalan minum obat, kalo dia tambah parah gimana??? apalagi dia tinggal sendirian, ga ada yang ngurusin. aku pengen rawat dia tapi dia gamau, kenapa sih dia itu? selalu gitu, aku sebagai pacar ngerasa ga berguna tau ren." tak ada tanggapan dari renjun, ia tak tau harus berbicara apa

"jeno cuma gamau kamu repot jaem" ia tersenyum meyakinkan jaemin tentang pendapat nya

"tapi aku juga pengen sekali-kali direpotin sama dia - "

"kamu tau ga rumahnya jeno?" Renjun bingung kan jadinya

"aku gatau jaem" jaemin menatap curiga kepada Renjun, Renjun yang di tatap sedemikian rupa hanya menghela nafas, terserah jaemin mau mengaggap nya berbohong atau apapun itu, ya walaupun 100% ia berbohong

"yaudah deh, aku pergi dulu ren, mau bikin kue di rumah bunda"

"aku anter ya?" jaemin menggeleng

"gausah ren, aku kan bawa mobil" Renjun mengangguk paham

"yaudah titip salam sama bunda ya" jaemin hanya mengangguk, kemudian bangkit dan pergi dari apartemen sahabatnya ini.




Renjun terdiam di tempat, menatap punggung jaemin yang hilang dari balik pintu. ia mendesah, kemudian menyenderkan kepalanya pada sofa.
jaemin pasti kecewa padanya.

terkadang ia lelah berbohong, ia ingin mengungkapkan semua kebenaran tentang jeno, ia ingin membawa jaemin pergi dari jeno, ia ingin memutuskan ikatan jaemin dan jeno, ia ingin membawa jaemin kepelukannya, seseorang yang telah ia sukai jauh sebelum jeno.




































jaemin menatap ke sekitar,  tatapan nya beralih pada rumah mewah di hadapannya. jaemin heran, rumah ini sangat sunyi seolah olah tak di tempati oleh seseorang pun. gerbangnya tak terkunci namun juga tidak ada seorang pun yang menjaga.

'jeno ga takut rumahnya kemalingan apa?' molong jaemin

tanpa pikir panjang, ia mendorong gerbang besar itu dan kembali menutup nya. kini ia berada di dalam kawasan rumah jeno.
kakinya melangkah maju, masih dengan tatapan yang mengamati setiap inci rumah itu.

'rumah ini terlalu besar untuk jeno yang sendirian'

kakinya berhenti melangkah, kini ia berdiri tepat di depan pintu bercorak putih. tangannya bergerak menekan bel beberapa kali, namun tak ada jawaban dari sang pemilik rumah.

khawatir jeno terlalu lemas untuk bergerak, ia mencoba membuka pintu itu dengan tangannya. ajaibnya ternyata pintu itu sama sekali tak terkunci, ia tak habis pikir, kenapa kekasihnya ini sangat tak peduli dengan keamanan rumahnya?

begitu pintu terbuka, ia langsung saja masuk ke dalam tanpa pikir panjang. di dalamnya lumayan rapi, tak banyak prabotan juga yang membuat rumah ini terlihat membosankan.

kakinya kembali melangkah Menaiki tangga menuju lantai dua, dugaanya kamar jeno berada di sana. ia dengan ragu membuka pintu kamar satu satunya di lantai itu. ketika ia berhasil membukanya, taraaa.. kekasihnya berada di atas kasur dengan tatapan terkejut yang terarah pada nya.

"haii.." jaemin melambai dengan canggung

"jaemin?! kamu kenapa bisa di sini?"

"aku mau jenguk kamu Jen" ia mendekati sang kekasih yang terlihat begitu sangat pucat.

"kamu belum minum obat kan?!" jeno yang masih terkejut hanya diam

"aku bawain obat, kamu minum ya!" jeno mengangguk

"aku bakalan minum obatnya, tapi jaem.." jaemin hanya menatap penuh tanya ke arah jeno

"kamu sekarang harus pulang ya??" jaemin tentu tak terima

"Jen? aku udah susah payah ke sini, terus kamu ngusir? kamu kenapa sih Jen?? ga suka banget kalo aku bertamu ke rumah kamu?! aku juga pacar yang pengen rawat kamu kalo sakit! aku bela belain nanya ke semua temen kamu buat cari tau letak rumah kamu, tapi mereka sama sekali ga mau ngasih tau!"

"terus kenapa kamu bisa sampe di sini jaemin??"  kelapa nya pusing bukan main, ia males berdebat, namun jaemin harus segera pergi bagaimana pun caranya.

"aku pernah beberapa kali liat kamu pergi ke arah sini, aku nanyain semua orang yang aku temuin di jalan! beruntung aku ketemu sama salah satu tetangga kamu, dia yang nganterin aku ke sini. terus kamu mau ngusir aku?!"

"ngga gitu na-"

"terus gimana!? kamu nyembunyiin sesuatu kan? apa yang kamu sembunyiin Jen?!"

"AKU GA NYEMBUNYIIN APAPUN NA!" jaemin tersentak

"AKU PUSING! AKU LAGI GAMAU BERANTEM SAMA KAMU NA!" mata jaemin mengkilat marah, ia pergi keluar dari kamar jeno.

jeno tambah marah, ia menyusul jaemin keluar dengan pandangan yang berkunang kunang.

"Jaemin jangan kaya anak kecil!"

keduanya telah berada di bawah, jaemin berhenti melangkah. tatapan nya terpaku pada seseorang yang sedang menata bingkai foto di depannya. foto foto itu...

"jaem.."

"halo jaemin"

"MARK!!" jeno menatap nyalang pada Mark yang tengah memajang foto foto pernikahan mereka.

"jeno.. udah nikah?" suaranya begitu lirih, tatapan terluka ia berikan kepada dua orang di depannya.

"iya udah jaem, kalo mau ngasih ucapan masih bisa di terima kok" itu Mark yang menjawab

"sampah." Mark terkekeh, ia pura pura tak mendengar

"apa jaem?"

"KALIAN BERDUA SAMPAH" tawa Mark pecah, sedangkan jeno hanya terdiam sembari menutup mata.

"makasih loh, ucapannya di terima"

"jeno, kita putus sialan" jeno hanya mengangguk lemah, tepat setelah jaemin pergi, jeno tumbang.

Mark hanya menatap datar jeno yang pingsan, ia berjalan pergi meninggalkan rumah itu dengan pintu yang di kunci dari luar.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴍᴏᴏɴsᴛᴀʀ 'ᴍᴀʀᴋɴᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang