04

1K 84 4
                                    

Tubuh Jay terbaring kembali ke atas ranjang setelah Heeseung berhasil melepas kaus yang di kenakan oleh si manis.

"Ahhh" Jay meremat rambut Heeseung yang mulai menyusu pada putingnya.

Tangan besarnya tak tinggal diam, Heeseung melepas seluruh celana Jay bahkan sampai pria manis itu telanjang bulat. Heeseung mendesis melihat pemandangan di bawahnya.

"Sempurna" bisiknya yang berhasil membuat wajah Jay semakin memerah.

Heeseung melepas kausnya dan ia menatap Jay, ingin tau bagaimana reaksi kekasihnya itu. Tentu saja mata itu berbinar senang melihat tubuh yang ia idam-idamkan untuk ia miliki namun ternyata itu ada pada seseorang yang ingin ia miliki juga jadi double.

Heeseung mencium setiap inci tubuh Jay mulai dari kening turun menuju hidung kemudian bibir, dada, perut hingga berakhir pada bagian tubuh Jay yang mencuat.

Bagian tubuh itu berdiri dengan bangganya, tak tau jika yang di tantang adalah yang paling kuat darinya. Bibir Heeseung mengecup singkat benda tak bertulang itu sebelum memasukannya kedalam mulut.

Bertepatan dengan itu tubuh Jay menegang, rasa hangat itu belum pernah ia rasakan jadi ia masih merasa asing. Bibir bawahnya ia gigit kuat-kuat karena tak tahan hingga rasanya ingin berteriak, apalagi saat ini Heeseung mulai menggerakan kepalanya.

"Hyunghh" Jay memegang kepala Heeseung namun kemudian tangan itu Heeseung bawa untuk bertautan dengan tangannya.

Heeseung melepaskan cumbuannya pada pusat Jay beralih pada lubang hangatnya yang berkedut kencang, lidahnya menusuk lembut disana sampai membuat mata si empu bergerak kesana kemari.

"Huhh hyung hentikan aku...aku ingin- akhh"

Bukannya mendengarkan permohonan si manis justru Heeseung menambah kenikmatan itu menggunakan jarinya untuk meregangkan lubang tersebut.

"Ahhh..." Jay mencengkeram bantal yang menjadi penyangga kepalanya begitu ia merasakan puncaknya.

Heeseung tersenyum melihat hal tersebut, tak peduli ada beberapa tetes cairan putih milik si manis yang mengenai wajahnya.

Di lebarkannya kaki jenjang Jay dan Heeseung tatap lubang memerah itu sebelum ia melepas celananya sendiri.

Tubuh terlentang itu nampak menggigil lalu dengan perlahan Heeseung menutup tubuh keduanya menggunakan selimut sebelum ia kembali mendekat dan mulai mengarahkan kebanggaanya pada liang hangat di bawahnya.

Jay menarik napas dalam-dalam, napasnya terasa tertahan untuk saat ini.

"Seeing you helpless under me will probably be my pleasure from now on ughh" Heeseung mulai memasukan kebanggaanya tersebut pelan-pelan dengan terus menatap lekat wajah berantakan Jay di bawahnya.

"Emhh" Jay kembali mengigit bibir bawahnya dengan kuat, tak mau mengusik kegiatan Heeseung di atasnya.

"Apakah sakit?"

Kepala Jay mengangguk, Heeseung menautkan kedua tangannya pada tangan Jay kemudian ia merunduk untuk kembali memagut bibir tersebut.

"Jangan di gigit nanti kau akan terluka" bisiknya sebelum bibir itu menyatu.

Pinggul Heeseung bergerak perlahan agar tubuh Jay bisa menerimanya. Ketika mata Jay terpejam setetes air mata mengalir begitu saja dari kedua matanya.

"Akhhh" Heeseung berhasil merobohkan sekat antara tubuhnya dan tubuh Jay, kini keduanya benar-benar menyatu.

"Hyunghh kumohon...ini tak nyaman" Jay sedikit mendorong dada Heeseung yang sedikit menindih dadanya.

"Tunggu sebentar Jay, kau hanya belum terbiasa" walaupun berkata seperti itu yang lebih tua mulai menggerakan pinggulnya.

ɪ'ᴍ ᴊᴜꜱᴛ ᴀ ꜰᴏʀᴇɪɢɴᴇʀ || heejayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang