Part 3

3.2K 17 0
                                    

aku membalikkan tubuh menghadap Adolf . Adolf menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku . Adolf terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun . aku menjadi risih pada pandangan matanya . Adolf menyuruhku melepas celana dalamku . Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis . Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjang Adolf yang menegang .

"Nah, sekarang kamu diam di situ . Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat", kata Adolf sambil mengambil meteran untuk menjahit . Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku . Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku . Dengan sengaja tangan Adolf menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan . Tapi aku diam merengut saja, lalu Adolf bersuara, "34", apa saiz cup BHmu, lantas aku pun terketar-ketar menjawab C.

"Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini", kata Adolf sambil mencolek belahan payudaraku .

"Nah, sudah selesai sekarang ." aku merasa lega . Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini .

"Jadi saya sudah boleh keluar?" tanyaku .

"Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!"

Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?

"Susan!" Adolf memanggil seseorang .

Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat . Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Batak yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu . Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula . aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini .

"Nah, sekarang coba kamu lihat, Widya. Susan ini adalah diantara pelamar yang berhasil terpilih . Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di Inggeris . Kalo kamu ingin berhasil seperti Susan, kamu harus berani seperti dia, Wid", kata Adolf sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu . Astaga! Batinku . aku harus dipotret bugil . Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!

"Baiklah, tapi kali ini aja ya", aku menyanggupinya . Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose . Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas . Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susan menjilati liang kemaluanku . Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susan dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku . Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susan berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama . Susan berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah . Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya . Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku .

Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar . aku meronta-ronta kesakitan . aku menoleh ke belakang . Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susan lagi, melainkan Adolf yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Susan sudah ke mana perginya .

"Jangan, Pak! Jangan!" aku memberontak-berontak sebisa-bisanya . Tapi semua itu tidak ada hasilnya . Tangan Adolf lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas .

"Kamu memang benar-benar cantik, Widya", kata Adolf sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku .

Tiba-tiba dengan kasar, Adolf mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa . Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Adolf memburu bagai dikejar setan . Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya . Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Adolf menepiskannya . Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Adolf mulai menjamahnya . Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan . Mulut Adolf dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian . Nafasku ikut memburu kala tangan Adolf mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut . Lalu betisku yang mulus itu .

aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Adolf terus mengisap dan menyedot puting susuku . aku meronta-ronta . Tapi Adolf terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu . Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Adolf .

Adolf mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang Cuma baru merasa penis pacarku . Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka . Batang kemaluan Adolf akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku . aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Adolf yang tegang dan panjang . Betapa perih ketika "kepala meriam" itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, kurasakan ia panjang dari punya pacarku, sampai ke dasar liang senggamaku.

aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi . Tapi apa daya, Adolf lebih kuat . Lagi pula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis . Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Adolf . Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi . Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi . aku tak sadarkan diri .

Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Adolf berhamburan di sekujur perut dan dadaku . Sementara kulihat ruangan itu telah kosong . Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan . Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!


Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: May 06, 2023 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

ModelKde žijí příběhy. Začni objevovat