17

1.6K 291 26
                                    

"Ingin menerima bunganya hari ini, Nyonya?" Seorang butler hotel bertanya dengan ramah kepada tamu yang tinggal cukup lama di kamar lantai enam itu.

"Tidak, terima kasih." Ucap Hinata seraya tersenyum tipis.

"Baiklah." Butler itu kemudian membawa pergi kembali bunga itu dan kembali turun ke lobby.

Butler itu menggeleng setelahnya, lucu rasanya melihat seorang wanita hamil merajuk pada suaminya, nampaknya dia pergi dari rumah kemudian suaminya tiap hari datang membawa sebuket bunga atau memesan hidangan room service untuk istrinya.

Selembar kartu ucapan selalu terselip di antara helaian kelopak bunga yang pria itu bawa berisi permintaan maaf dan bujukan untuk segera pulang ke rumah.

Namun semua bunga yang diberikan selalu ditolak mentah-mentah oleh wanita hamil itu dengan senyum tipis yang nampak anggun.

...

Hinata memasang sign DND di pintu kamarnya setelah itu sebab tidak ingin diganggu oleh kedatangan buket bunga atau hidangan room service yang Tuan Uzumaki selalu kirimkan untuknya.

Entah darimana pria itu tahu Hotel tempatnya bermalam, namun dirinya mencurigai Sakura dan Ino yang memberitahu sebab hanya mereka berdua yang pernah datang ke sini setelah mengantarnya dari salon.

Namun Hinata sedikit menghargai keputusan Naruto, pria itu tahu di mana dirinya berada namun tidak memaksanya bertemu sementara waktu, meski terus mengiriminya bunga dan makanan.

Tidak dirinya bukan ingin memulihkan rasa sakit di hatinya, namun dia ingin menghukum pria itu dengan rasa bersalah selagi mereka tidak bertemu.

...

Tepat satu minggu Naruto menguntit istrinya sendiri. Tidak dia sangka wanita itu sangat sibuk di luar sana. Dia pikir Hinata hanya akan mengurung diri di hotel namun nyatanya pemikirannya itu salah besar.

Wanita itu pergi berbelanja, makan di resto, bertemu dengan beberapa temannya, mengunjungi agensi, menonton theater, bahkan berwisata ke taman kota. Wanita itu banyak berpergian, seperti hari ini pagi-pagi sekali wanita itu sudah menghentikan taksi di depan hotel.

Naruto kemudian melajukan mobilnya mengikuti taksi itu, dia tahu persis apa agenda wanita itu hari ini, yaitu menemui Dokter Kandungan di salah satu rumah sakit di pusat kota sebab di pemeriksaan sebelumnya sudah disepakati mereka akan memeriksa jenis kelamin bayinya hari ini.

Naruto pilih hari ini untuk mengakhiri kesalahpahaman di antara mereka, dia berencana menemui Hinata di rumah sakit, bukankah dirinya berhak ada di pemeriksaan itu juga?

Setidaknya di tempat itu Hinata tidak akan mengusirnya atau menamparnya kan? Naruto harap begitu.

...

Hinata sibuk membaca buku perkembangan janin yang Dokter berikan kepadanya pada pemeriksaan sebelumnya, di dalam taksi yang melaju tidak terlalu cepat atas permintaannya.

"Maaf Nyonya, mobil hitam di belakang sepertinya terus mengikuti." Supir taksi itu menatap spion sejak tadi dan akhirnya menyadari bahwa mobil hitam itu mengikuti mereka.

Hinata menoleh ke kaca belakang dia mengerutkan kening dan mendapati mobil suaminya lah yang melaju pelan di belakang taksi.

Hari ini menguntit lagi? Hinata hanya menghela napas pelan. "Itu suamiku."

"Ingin menepi, Nyonya?" Supir taksi itu merasa tenang setelah tahu ternyata yang mengikuti mobilnya adalah suami dari penumpangnya, bukan orang jahat atau apa.

The TailorWhere stories live. Discover now