Part Two

188 10 2
                                        

Matahari makin meninggi, masih tinggal lima menit lagi tepat pukul 12 siang. Suasana kota New York makin padat, panas dan ramai. Seperti biasanya.

Dihari senin ini, perempuan bisu itu tidak banyak kegiatan. Dia hanya membantu ibunya di kedai kebab sederhana milik keluarganya, setidaknya hanya itu mereka bisa bertahan.

"Kau tidak lelah, sayang?" tanya ibunya sembari membersihkan meja para pelanggan.

"Tidak, aku suka membantu ibu, aku bisa memberikan menu pada mereka yang kelaparan" jawab anaknya dengan bahasa tubuh. Wajah memerah karena terlalu bersemangat.

Ibunya tersenyum, melihat anak perempuan itu masih sibuk menghitung uang hasil penjualan pagi tadi, saat siang hari seperti ini biasanya ramai karena banyak yang lapar dan posisi kedai ini hampir ditengah-tengah kota.

"Kau boleh istirahat dulu, setelah itu kau boleh bantu ibu lagi" ucap ibunya kemudian.

Anaknya mengangguk, kemudian pergi kedapur untuk mengambil makan siangnya yang terbungkus oleh kertas coklat. Ia biasa makan ditaman tengah kota, disana ramai dengan anak-anak seumurannya. Sayangnya sampai sekarang perempuan ini belum memiliki teman yang sama seperti temanya dulu.

"Hei, Julie" sapa temannya, teman yang biasanya bertemu ditaman.

Julie hanya tersenyum, kemudian membuka makan siangnya itu.

"Kau tidak sekolah hari ini?"

"Tidak, sekolah khusus sepertiku setiap hari senin libur" jawabnya "bagaimana denganmu?"

"Aku tidak libur, hal yang mustahil sekolahku diliburkan saat hari senin"

 

"Kapan sekolah sepertimu bisa libur?"

"Saat musim panas datang, musim salju, sesudah ujian dan hari penting biasanya"

"Apa menyenangkan sekolah disana? Apa disana ada yang cacat sepertiku?"

"Sejujurnya... Tidak, sekolahku dibanding sekolahmu mungkin lebih seru sekolahmu"

"Kenapa?"

"Kar–"

"Maggie!"

"Oh, maafkan aku... Aku harus pergi"

Maggie pun pergi bersama temannya, Julie masih memakan sisa makan siangnya, kini hanya suasana riuh disekitarnya. Ramai dan sedikit sejuk dengan hembusan pelan angin, membawa terbang sedikit rambut pirangnya.

Julie membayangkan kalau dia bisa bersekolah disekolah tempat Maggie bersekolah, tapi itu tidak akan terjadi. Julie cacat dan tidak ada yang mau berteman dengannya.

—————————————————

vote ya guys jangan lupa hehehehehe, gimana menurut kalian?

The DifferentWhere stories live. Discover now