Bertemu Kembali

3.4K 190 5
                                    

            Aku berdiri di dalam sebuah ruangan yang putih. Tak ada apa-apa selain diriku. Bahkan bayanganku pun tak ada. Tiba-tiba aku berpegangan di bibir jurang aneh itu lagi, tapi kali ini ibuku tak ada. Jason masih ada di langit tanah itu dan masih mengulurkan kedua tangannya. Aku hanya menatapnya dengan airmata. Tiba-tiba aku terjatuh, namun seketika dia meraih tanganku.

"Hah!" Aku tersentak bangun, namun mataku masih kututup. Aku takut jika aku membukanya maka aku melihat jurang aneh itu lagi.

"Hei, buka matamu. Tak apa-apa, ini hanya aku." Aku mendengar suara yang sangat familiar. Dia memegang tanganku. Perlahan aku membuka mataku dan melihat seseorang di hadapanku.

Aku tak percaya ini.

Yang berdiri di hadapanku adalah Jason.

Ya, Jason Lionel Adams.

Bagaimana dia bisa disini?

"Jason?!" Seruku. Dia tersenyum manis. "Apa yang terjadi? Mengapa aku bisa ada disini? Dan bagaimana bisa kau disini?"

"Kau terjatuh kedalam jurang. Saat aku melintasi dasarnya, aku terkejut melihat seorang perempuan yang tak sadarkan diri. Awalnya aku hampir tak mengenalmu dengan rambut coklat dan mata hazel. Tapi aku yakin kau adalah Sarah, jadi kau kubawa kemari." Kata Jason.

"Aku memang Sarah yang kau kenal. Aw..." Aku meraba dahiku yang sedari tadi membuatku merasa sakit. Ternyata berdarah. Lumayan banyak darahnya.

"Apa kau menggunakan softlens?"

"Tidak, tapi dioperasi."

"Mengapa?"

"Menyamar dari polisi. Aku buronan sekarang."

"Oh, aku juga." Jawabnya datar.

Aku menengok kakiku yang tertembak. Pelurunya sudah keluar dan lukanya ditutupi dedaunan obat. Sudah tidak terasa sakit. Tubuhku kotor sekali.

"Aku sangat terkejut dan bersyukur tak ada anggota tubuhmu yang patah. Mengapa bisa kau masuk kedalam hutan ini?"

"Aku mengejar The Beaters."

"Ya, markas mereka ada di hutan ini."

"Mereka? Mengapa kau bilang mereka?"

"Aku sudah keluar dari kelompok itu."

"Kelompok ayahmu? Kau menentangnya?"

"Iya."

"Mengapa?"

"Mereka menyakitimu. Mereka juga sudah mulai menyakiti dan menyerangku. Aku baru saja pergi dari markas itu, ya, sekitar dua hari yang lalu. Aku juga merasa bosan dan muak dengan kehidupan yang seperti ini. Aku bosan berpura-pura menjadi anak laki-laki yang innocent saat bersama orang lain. Aku sudah tak mau menyakiti orang lain. Tangan dan mataku sudah lelah melihat darah orang-orang tak berdosa yang tertumpah karenaku..."

"Kau pernah membunuh orang sebelumnya?" Tanyaku keheranan.

"Bukan hanya pernah, tapi sudah berkali-kali."

"Apakah hal itu sejalan dengan hatimu?"

"Ah, sebenarnya tidak. Aku melakukan semua pembunuhan itu karena aku tak kuasa melawan ayahku yang sangat kusayangi. Cintaku terlalu besar untuknya. Padahal aku sangat takut pada hukum alam, Tuhan. Aku sangat yakin, Dia pasti tak akan mengampuni dosaku." Jason menghela nafas panjang sambil tertunduk.

Insane Death Angel (Pendosa)Where stories live. Discover now