chapter 2

1.3K 102 7
                                    

Kaiser tampak membenahi letak kacamata yang dikenakannya tanpa mengalihkan sedikitpun atensi dari benda persegi di hadapannya.

Tak lama kemudian, sebuah ketukan di pintu pun membuyarkan perhatiannya. Sesosok wanita bersurai pendek telah berdiri di ambang pintu.

"Ada apa Anri?"

Wanita cantik itu lantas bersuara, "Maaf mengganggu waktumu, tuan. Tapi seseorang ingin bertemu dengan--"

Belum sempat Anri dapat menyelesaikan kalimatnya, seorang pemuda sudah lebih dulu menerobos masuk. Sontak saja kedatangannya itupun membuat raut wajah Kaiser seketika berubah.

"Kau? apa yang kau lakukan disini?"

"Aku kemari untuk membawakan ini padamu." sahut pemuda tersebut sembari menunjukkan sebuah berkas ke hadapannya.

"Anri, kembalilah ke ruanganmu."

"Baik, tuan."

Beberapa saat setelah kepergian sang Sekretaris, pemuda yang datang tanpa di undang itu lantas mengambil duduk.

"Aku bahkan belum menyuruhmu untuk duduk."

Namun pemuda berkumis tipis itu hanya menanggapi ucapannya dengan senyum. Kaiser berdecih lantas melihat-lihat helai demi helai dari berkas yang pemuda itu simpan di atas meja kerjanya.

Satu alisnya terangkat, "Oh? Kau berencana mengembalikan properti yang kau curi dariku?"

"Aku tidak mencurinya darimu. Aku hanya ingin mengembalikannya sesuai dengan apa yang kau inginkan."

Tawa sumbang lantas terdengar memenuhi ruangan tersebut. "Kau serius?"

Dengan cepat pemuda itupun mengangguk tanpa keraguan.

"Apakah Tetua sudah tau tentang ini? Jika tidak, maka aku tak bisa menerimanya. Karena hal itu akan menambah masalah baru bagiku."

"Kau tak perlu mencemaskan hal lain. Dia sudah mengetahuinya lebih dulu. Lagipula aku tak akan mau mengambil sesuatu yang bukan milikku." jelas Aiku sembari memberikan seluruh atensinya pada Kaiser. Ia ingin pemuda bersurai dwiwarna itu mempercayainya.

Namun Kaiser sama sekali tak ingin memberikan argumen. Ia malah bersikap seolah tak menganggap eksistensi Aiku yang tengah memperhatikannya.

Sedikit berdehem, Aiku lantas berucap, "Bukankah ini sudah waktunya makan siang?" ujarnya sembari menatap arloji di tangannya.

"Ya.. pergilah dari sini."

"Apakah ini ucapan terimakasihmu?"

"Anggap saja begitu--Hey!" pekiknya saat lengannya tiba-tiba di tarik tanpa ijin.

"Apa yang kau lakukan? Lepas!"

"Temani aku makan siang."

"Apa?! Pergi saja sendiri!"

Namun bukannya menghiraukan, Aiku justru menyeret Kaiser untuk mengikutinya.

"Oliver! Kubilang lepaskan aku! Kau jangan seenaknya sendiri!"

"Bukankah kau juga begitu?"

"Apa katamu?!"

"Aku hanya melakukan apa yang kau lakukan, Kaiser."

Langkah milik pemuda bersurai dwiwarna itu lantas terhenti. "Coba saja kalau kau memang bisa lebih keras kepala dariku."

Aiku menatapnya dengan raut wajah yang tak terbaca. Merasa tertantang, pemuda bersurai hitam dengan sedikit gradasi hijau itupun menyunggingkan senyum di wajahnya. Sebuah senyum yang bahkan tak pernah Kaiser lihat sebelumnya.

"Aku terima."

Kening miliknya sontak mengeryit tak mengerti. "Apa maksudmu--eh?!"

Hanya dengan sedikit tarikan kencang, tubuh besar Kaiser terhuyung dan jatuh tepat kedalam rengkuhan pemuda Oliver.

Reaksinya agak lambat sebelum akhirnya tersentak saat merasakan tangan besar meremat pinggangnya.

"Menyingkir dariku bajingan!"

"Kau yang lebih dulu mendekat padaku."

"Dasar sinting! Kau yang tiba-tiba saja menarikku. Lepaskan aku brengsek!"

"Aku bisa lebih keras kepala darimu, Kaiser."

Tepat saat Kaiser masih berusaha meloloskan dirinya dari rengkuhan kuat milik pemuda itu, sebuah suara yang sangat familiar terdengar menginterupsi.

"Tuan.." lirihnya yang terpaku begitu mendapati sebuah pemandangan di hadapannya yang tampak sedikit ambigu.

"Tunggu, Yoichi! Ini.. Ini tidak seperti yang kau lihat. Aku bisa menjelaskannya padamu." ujar Kaiser setengah memekik setelah berhasil melepaskan diri. Ia lantas bergegas menghampiri sang terkasih.

"Bagaimana bisa kau berada disini?"

"Aku selalu ikut kemanapun atasanku pergi. Bukankah itu sudah menjadi tugasku?"

Kaiser tampak menghela nafas beratnya. "Maaf, aku lupa kalau kau adalah Sekretaris bedebah itu."

"Isagi!"

Aiku menyela di tengah percakapan keduanya. "Pergilah lebih dulu. Tugasmu untuk menemaniku sudah selesai."

Pemuda manis itu lantas mengangguk kecil. "Kita bicara lagi nanti." bisiknya yang hanya dapat di dengar oleh Kaiser.

"Datanglah ke rumahku. Aku menunggumu."

"Aku selalu menerima undanganmu, Sir" ujarnya tepat sebelum berlalu dari sana.

Sesaat setelah kepergian si manis, Kaiser dan Aiku saling melempar pandang.

"Kaiser..." panggilnya dengan hati-hati.

Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, pemuda bersurai dwiwarna itu lantas membawa langkahnya lebih dulu.

"Kaiser, tunggu!"


















**



"Tuan.."

Kaiser yang saat itu tengah asyik mengendus surai lembut milik kekasihnya pun seketika terhenti. Saat ini, keduanya tengah berbaring bersama di atas ranjang tidur milik sang dominan.

"Ada apa, hm?"

Sebelum kembali bersuara, Isagi sempat membenahi posisi ternyamannya untuk bersandar di dada bidang Kaiser.

"Apa yang terlintas dalam benakmu saat melihat tuan Aiku?"

Sebuah decakan malas terdengar tepat sebelum pemuda bersurai dwiwarna itu menyahut. "Bedebah menyebalkan."

"Kedengarannya tuan sangat membencinya."

"Memang benar."

"Tapi sepertinya berbeda dengan tuan Aiku sendiri. Bagaimana jika dia justru menyukaimu?"

"Hey, apa yang sedang kau bicarakan? Dia juga sama sepertiku. Kami berdua saling membenci."

Isagi menggeleng tegas. "Tidak, tuan. Aku melihat hal yang lain."

"Yoichi, kita sudahi pembicaraan ini. Aku benar-benar malas sekali. Sebaiknya kau tidur saja. Bukankah besok kau juga harus pergi bekerja?"

Setelah mendengar ucapan Kaiser, pemuda manis itupun memilih untuk tak membahasnya lebih jauh lagi.

"Mendekatlah kemari, aku ingin memelukmu."

Isagi lantas menurut sembari semakin merapatkan dirinya pada sang dominan. Satu tangannya bahkan ikut memeluk tubuh kekar itu dengan erat seolah ia tak akan bisa memeluknya lagi.

"Yoichi.."

Si pemilik nama sontak mendongak.

'Chuu'

Kaiser membubuhkan sebuah kecupan lembut di bilah bibirnya, "Aku hanya akan menyukaimu. Hanya kau."




















***

see u next chapter! 🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bite me! | kaisagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang