⦅24⦆➻ Desa Lonceng kuning

445 34 2
                                    

➻COUP D'ETAT
———

Pangeran Taehyun dan Beomgyu menghabiskan satu hari lagi untuk tetap tinggal di pusat kota kabupaten. Itu karena Beomgyu bersikeras bahwa dia perlu pergi ke toko kelontong untuk membeli rempah-rempah, dia berdalih dengan mengatakan perlu baginya untuk melihat bahan sebelum memutuskan resep hidangan macam apa yang akan disediakan. Meski dia sudah mencatat banyak menu dalam buku resep, Beomgyu sebenarnya takut jika ada bahan yang tidak tersedia di era ini.

Karena itu hari ini sebelum mereka pergi ke desa Lonceng Kuning, Beomgyu ingin mencari tahu beberapa hal seperti kue macam apa yang sedang populer di kota ini dan makanan apa yang digemari penduduk sekitar. Itu bahan evaluasi Beomgyu agar bisa mengembangkan beberapa bisnis di masa depan.

Beomgyu pergi bersama Pangeran Taehyun dan Minhee, tentu saja mereka masih dalam penyamaran. Beomgyu mengenakan topi berkerudung untuk menyembunyikan wajahnya, di sampingnya Pangeran Taehyun berpenampilan seperti sarjana muda dan Minhee tentu saja dengan pakaian pelayannya. Mereka berkeliling pasar dan melihat-lihat, sesekali Pangeran Taehyun akan singgah ke beberapa toko dan berbasa-basi untuk menanyakan harga jual dan berapa banyak pajak yang ditarik oleh penguasa daerah, apakah mereka mengalami kesulitan dan semacamnya.

Dari cara ini Beomgyu memiliki pandangan baru kepada Suaminya. Pangeran Taehyun yang selalu terlihat dingin, acuh tak acuh, ketika dia menyamar seperti ini. Dia sangat cakap dalam membuat lawannya hanyut dalam pembicaraan dan mau tidak mau mengeluarkan informasi yang diinginkan dengan mudah. Benar-benar mampu.

“Bagaimana?” Tanya Beomgyu begitu Pangeran Taehyun keluar dari sebuah toko kain, di tangannya ada bungkusan berisi kain katun dan sutra berwarna hitam dan putih. Pria itu baru saja mengorek informasi dari penjaga toko, entah apa yang mereka bicarakan yang jelas kain katun yang ada di tangannya memancing ide di kepala Beomgyu untuk ke luar lagi.

Pangeran Taehyun meraih bungkusan kain itu dan memberikannya pada Minhee. “Harga barang-barang dalam beberapa tahun ini stabil, pihak pemerintah setempat tidak melakukan penarikan pajak yang berlebihan. Hakim dan petugas tidak melakukan praktek penyalahgunaan wewenang. Bupati juga mendapat reputasi yang baik sejak awal pemerintahannya.”

“Itu adalah hal yang bagus dengan memiliki pejabat jujur dan cakap. Qie juga mendengar bahwa pemerintah setempat sangat mementingkan kesejahteraan warganya, tingkat kejahatan lebih kecil dari kebanyakan kota-kota besar.” Timpal Beomgyu sambil menggandeng Pangeran Taehyun.

Beomgyu berkata lagi, “Wilayah baik semacam ini, apakah menurut suami tidak memiliki kekuatan di belakangnya?” Sebagai Pangeran—Peringkat—Pertama yang sebenarnya setara dengan Raja. Pangeran Taehyun seharusnya memiliki wilayah kekuasaannya sendiri. Sejak pemberian gelar Qinwang hari itu, Pangeran Taehyun belum diberikan wilayah untuk diduduki. Bahkan jika suaminya tidak harus benar-benar mengepalai negara bawahan, bukankah seharusnya ada wilayah yang terdaftar atas namanya?

Tanpa menunggu Pangeran Taehyun, Beomgyu kembali membuka mulutnya, kali ini dengan nada lebih rendah. “Akan sangat menyenangkan jika kamu bisa mengambil kota ini dibawah namamu.”

Pangeran Taehyun tertawa kecil, “Kota ini masih terlalu dekat dengan ibukota. Kaisar tidak akan menyerahkan wilayah terdekat karena waspada dengan pemberontakan oleh faksi tertentu.” Pada dasarnya negara bawahan yang diperuntukkan kepada para Pangeran atau Raja, umumnya memiliki jarak dan aturan tertentu. Pangeran Taehyun tidak akan menjelaskan lebih banyak pada istrinya. Mendengar kalimat terakhir dari Beomgyu, dia bisa tahu bahwa istrinya tengah mencemaskan dirinya.

Taehyun pura-pura bertanya untuk menggoda istrinya, “Mengapa kamu tiba-tiba ingin memiliki wilayah bawahan sendiri? Tidakkah menyenangkan tinggal di ibukota dan dekat dengan keluargamu?”

COUP D'ETAT - TAEGYU 【REVISI VER】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang