Sixth.

14K 1.1K 18
                                    

Paris-Prancis, Club 23.13.

"Kau kembali? ku kira kau tidak akan pernah menginjak kaki kesini lagi karena di larang oleh sahabat mu." Ucap pemuda yang tak lain teman Arnold, Zero.

Selain Zero, ada juga Cakra dan Dewa.

"Shut up, cepat buatkan aku minum." Ucap Arnold memijat kepalanya.

"Apa istrimu mencelakai sahabatmu lagi?" tanya Cakra memberikan sebatang rokok kepada Arnold.

"Come on, Kau sudah tua tapi masih labil dengan cinta." Kali ini Dewa yang berbicara.

"Aku mencintai Anna." Ucap Arnold tanpa pikir panjang.

"Lalu untuk apa kau menikahi Lunar? stupid." Umpat Dewa.

"Lunar menyiksa Anna karena menyukaiku, itu sebabnya aku menikahi Lunar agar bisa membalas perbuatannya pada Anna." Alih-alih Arnold yang menjawab, namun Zero yang menjawab yang kembali dengan tiga cocktail di tangannya.

"Mulutmu seperti wanita bergosip saja, Zer." Ucap Dewa.

"Berikan saja Lunar padaku, kupikir dia tidak terlalu buruk. Jika kau takut Lunar akan mengganggu Anna, jangan khawatir aku akan membawanya keluar negeri." Tutur Cakra dengan nada bercanda sambil menghisap rokoknya.

Arnold yang terbiasa dengan candaan Cakra kini mendengar agak berbeda dari sebelumnya, walaupun nadanya sama tapi ada ketidaksukaan dalam dirinya saat temannya meminta Lunara secara langsung.

"Kau menginginkannya?" tanya Arnold menatap datar ke arah Cakra.

"Kali ini kau sungguh akan memberinya?!" Ucap Cakra antusias, pasalnya ekspresi Arnold berbeda dari sebelum-sebelumnya.

"In your dream!" Sahut Arnold lalu menegak cocktail tapi gelas.

"What happened?" tanya Dewa setelah mendengar jawaban Arnold yang tidak biasa.

Arnold hanya menaikkan sebelah alisnya untuk menjawab Dewa.

"Kau sungguh aneh." Celetuk Zero.

"Diamlah, aku hanya ingin memenangkan diri."  Ucap Arnold kembali menyesap cocktail nya.

Dewa yang mengerti langsung menyuruh Zero dan Candra untuk sedikit menjauh dari Arnold.

"Apa Lunara membuat masalah lagi dengan Anna?" tanya Dewa setelah Zero dan Candra menikmati minumnya.

"Entahlah." Jawab Arnold.

"Hei bajingan, kau pikir aku mengerti jalan pikirmu? katakan yang jelas!" sahut Dewa merasa kesal dengan tingkah Arnold.

Arnold hanya melamun dan memikirkan apa yang telah beberapa jam yang lalu.

"Fuck!" Umpatnya lalu pergi meninggalkan Dewa.

"Dia kenapa?" tanya Zero saat melihat Arnold pergi.

"Kurasa dia gila." Sahut Candra yang disetujui oleh Dewa

•••¥•••

Arnol membawa mobilnya tempat Lunara di rawat dengan kecepatan tinggi.

"Sial, mengapa Andra belum juga menelpon." Ucapnya pelan dengan nada kesal.

Apakah Lunara belum juga sadar?

Arnold menggeleng saat pikiran itu melintas begitu saja. Ada apa dengannya?!

Drrttt.

Pria itu meraih handphonenya di dashboard mobil yang menampilkan telpon dari Andra.

"Katakan." Ucapnya singkat.

The main villain's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang