Chapter 44

622 25 7
                                    

Devin dan Argya sekarang sedang berada didalam perjalanan menuju suatu tempat yang katanya adalah kejutan untuk Argya.

Tentu saja Argya sangat penasaran dan ingin segera mengetahuinya dengan segera.

Argya terus memperhatikan jalan di depan sedangkan chakra sedang tertidur di car seat di bangku tengah.

"Ini sebenarnya kita akan kemana Dev jalannya masih asing buat aku" tanya Argya.

"Gak akan aku kasih tau sebelum sampai di tempatnya sayang" ucap Devin tersenyum ke arah Argya.

"Padahal aku udah penasaran dari semalam kamu pelit gak mau kasih tau" Rajuk Argya.

Devin merasa gemas melihat tingkah Argya yang sedang merajuk seperti tidak dibelikan es krim saja.

"Utututu istri aku gemes banget sih jadi pengen jenguk adek" ucap Devin.

Argya melotot mendengar apa yang dikatakan oleh Devin tadi sungguh tidak berperikehamilan.

"Dasar suami mesum inget umur anak kamu belum 4 bulan Dev masih belum bisa di jenguk" ucap Argya memutar bola matanya malas.

"Hehe becanda sayangku"

Setibanya di tempat yang akan di tuju Argya menatap dari samping alangkah indah tempat sedang di kunjungi oleh mereka ini.

"Ini rumah siapa? Kenapa kita ada disini? Ohh jangan-jangan kamu mau berkunjung ke rumah temen kamu ya Dev?" Ucap Argya beruntun saking penasarannya.

Devin menggeleng tidak menjawab pertanyaan dari istrinya lalu Devin turun lalu terlihat chakra sudah terbangun dari tidurnya. Devin dengan segera memangku chakra lalu menggandeng tangan Argya yang sudah turun dari mobil.

"Kamu malah diem aja jawab aku Dev ini rumah siapa? Jangan bikin malu kalo kita salah masuk rumah orang, nanti dikiranya kita maling" cerocos Argya yang masih belum diberikan jawaban oleh suaminya.

"Nanti juga kamu tau" ucap Devin.

Devin merogoh saku celananya untuk mengambil sebuah kunci yang akan membuka rumah tersebut.

Argya semakin panik ketika Devin mempunyai kunci rumah ini, dan disini Argya tidak peka sama sekali dan tidak memahami agak lemot ya bund.

"LAH LAH KOK KAMU PUNYA KUNCI RUMAH INI JANGAN MACEM-MACEM DEH DEV" pekik Argya.

"Suttttt jangan teriak sayang nanti bisa ganggu tetangga disini" Argya langsung menutup mulut.

Ceklekkkk...

Devin berhasil membuka pintu rumah tersebut dan sangat terlihat jelas didalam rumah tersebut sangat luas sekali.

"Wah bagus banget Dev, andai aja ya kita punya rumah seperti ini aku bakalan bersyukur banget aku yakin semakin nyaman juga kalau tinggal disini" ucap Argya takjub dengan eksterior rumah ini.

"Bagus kan kamu suka gak sayang?" Tanya Devin.

"Siapa sih yang gak suka sama rumah kayak gini Dev, pasti semua istri juga bakalan seneng kalo di kasih rumah kayak gini" jawab Argya.

Devin terkekeh dengan wajah menggemaskan Argya yang sangat takjub saat melihat sekitar.

"Ayo Dev kita pulang jangan kelamaan disini, ini rumah orang gak sepatutnya kita disini" ajak Argya.

"Sini aku mau bisikin" ucap Devin mendekat ke arah telinga Argya.

Argya menuruti dan mulai mendengarkan apa yang di bisikan oleh devin di telinganya.

"Ini rumah kita sayang aku udah beli rumah ini atas nama kamu" bisik Devin.

Argya langsung terkejut dan menghindar setelah mengetahui apa yang di bisikan oleh suaminya tadi.

Love Is Scratched Wound || Cinta Tergores LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang