NEW BAB| About Narendra

267 15 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






"Udah lah gue mau balik ke kamar. Mau jenguk Sharon juga udah baikan apa belum".
Mitha berjalan cepat meninggalkan Shakila yang masih tidak menyadari keberadaan Naren. Perempuan itu baru menoleh saat merasakan usapan lembut di kepalanya.

"Eh".
Ucap Shakila terkejut. Dia segera menundukkan pandangannya. Belum siap bertemu dengan Naren.

"Shakila kenapa diem aja? Ngga jawab telpon dari saya".
Naren berjalan ke arah depan di mana Shakila duduk. Cowok itu berjongkok di hadapan Shakila. Menatap Shakila yang masih terdiam.

"Saya tau saya salah karena sudah menyakiti perasaan pacar saya tepat di depan mata. Harusnya kalo cowok udah ada yang punya ngga boleh deket-deket kan sama cewek lain?"
Ucap Naren terlihat polos. Shakila yang melihat itu menggigit pipi bagian dalamnya untuk menahan gemas.

"Saya minta maaf. Tadi itu reflek karena saya biasa buat nolong orang".
Shakila masih terdiam mendengarkan Naren. Perempuan itu sepertinya belum luluh juga.

"Ternyata tangan saya sakit setelah bantu gendong Sharon".
Ucap Naren membuat Shakila seketika mengangkat pandangannya. Perempuan itu segera memegang lengan kanan milik Naren. Memeriksa apakah terdapat lebam atau luka lainnya.

Naren yang melihat itu tersenyum samar. Dia suka jika diperhatikan seperti ini oleh Shakila.

"Mana yang sakit?"
Tanya Shakila akhirnya membuka suara. Naren hanya terkekeh mendengar itu. Dia menggeleng membuat Shakila segera melepaskan tangan Naren cukup kencang.

"Jangan marah lagi ya. Saya ngga bisa kalo liat Kila marah sama saya".

"Iyaaa udah aku maafin".
Jawab Shakila terlihat enggan.

"Kalo maafin hadap ke saya sekarang. Masa menghindar mulu".
Shakila menoleh pelan atas perintah Naren. Kedua mata miliknya kembali bertemu dengan tatapan teduh milik Naren. Tatapan yang membuat Shakila merasa tenang, merasa dilindungi.

"Mata kamu.."
Shakila mengelus pelan kelopak mata Naren hingga mata Naren tertutup. Dia merasa terbuai dengan tatapan itu.

Naren membuka kelopak matanya ketika Shakila sudah tidak lagi mengelus pelan matanya. Kini Naren tersenyum.

"Kamu percaya ngga kalo saya juga merasakan hal yang sama saat pertama kali melihat kamu. Perempuan yang terlihat penuh pesona dengan sikap lembut yang ada di dalam dirinya".

"Saya rasa tatapan mata saya ini memang tertuju untuk Shakila".
Ungkap Naren jujur. Dia tidak mau menyembunyikan perasaannya lagi.

"Kamu percaya ngga?"
Tanya Shakila yang dibalas gelengan tidak paham dari Naren.

"Mulut kamu ini kadang terlalu manis sampe buat aku kebawa perasaan".
Ucap Shakila segera bangkit dari duduknya. Dia tidak mau lagi mendengarkan rayuan manis milik Naren.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now