E10

309 43 6
                                    

Author Point Of View On

Satu Minggu Kemudian...

Baifren sudah diperbolehkan untuk kembali ke Thailand hari ini oleh dokter yang menanganinya selama masa pemulihan, namun Gulf tidak mengizinkannya kembali ke Thailand hari ini. Baifren tampak sangat kecewa karena dia benar-benar sangat ingin pulang ke Thailand.

"Sayang, aku akan pulang hari ini. Aku sedang membeli tiket untuk jadwal penerbangan malam." Ucap Baifern.

"Jangan!"

"Huh?"

"Jangan pulang dulu!"

"Kenapa aku tidak boleh kembali ke Thailand? Aku merindukanmu sayang. Aku juga merindukan anak-anak." Tanya Baifern kepada Gulf.

Mereka kini sedang berada di dalam panggilan telepon. Baifern sengaja menelpon Gulf untuk mengabarinya bahwa dia akan pulang hari ini. Dari nada suara Baifern, Baifren tampak sangat bahagia. Namun lain halnya dengan Gulf yang kini malah merasa khawatir.

Gulf melarang Baifren pulang ke Thailand. Bukan tanpa alasan apa-apa, melainkan karena perjalanan yang jauh dan Gulf khawatir kalau sesuatu terjadi kepada Baifren saat dalam perjalanan pulang nanti. Itu alasan yang tersurat, namun yang tersirat yaitu kepulangan Baifern itu sangat cepat sehingga membuat Gulf tidak akan bisa menghabiskan waktu bersama lagi dengan Mew.

"Aku tidak bisa membiarkan Phi pulang sendirian. Aku takut Phi akan merasa kelelahan selama berada di perjalanan pulang nanti, lalu setelah itu Phi akan kembali sakit lagi." Ucap Gulf yang kini merasa khawatir dengan istrinya.

Mencoba terlihat khawatir lebih tepatnya. Gulf merasa dirinya seperti dua orang yang memiliki dua kepribadian. Entah apa yang dia inginkan sebenarnya. Awalnya dia mengejar Baifern, karena Baifren cantik dan dewasa. Baifren terlihat sangat seksi ketika dia sedang minum minuman beralkohol.

Namun, akhir-akhir ini dia menginginkan Mew dan semakin menginginkannya ketika Mew memiliki James. Dia tidak ingin Mew dimiliki oleh orang lain. Sifat egois itu membuat dia menjadi orang yang serakah dan menghalalkan segala cara. Meskipun Gulf masih memiliki ketertarikan kepada Baifern, tapi karena Mew yang ingin menyerah, maka dia sengaja menyingkirkan sesuatu yang membuatnya terikat dengan Baifern.

"Apakah kamu mendoakan agar aku kembali sakit lagi?" Ucap Baifern yang kini terdengar sangat kesal.

"Bukan begitu, Phi."

"Ada sekretarisku yang menemani aku, jadi jangan khawatir ya!" Ucap Baifern mencoba menyakinkan Gulf.

"Aku tidak mempercayainya. Phi saja bisa keguguran karena dia tidak menjaga Phi dengan benar.."

"Sayang, ini kesalahanku. Aku tidak memperhatikan makanan yang aku konsumsi."

"Tetap saja seharusnya sekretaris Phi mengawasi makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh Phi."

"Sayang, aku yang menyuruhnya pergi untuk melakukan beberapa pekerjaan."

"Tolong dengarkan aku kali ini saja!"

"Apakah kamu sedang bersikap posesif kepadaku?"

"Aku sudah ikhlas kehilangan anak pertamaku. Aku tidak bisa jika harus kehilanganmu, Phi." Ucap Gulf.

"Sayang, aku sekarang sudah baik-baik saja. Dokter sudah mengizinkan aku untuk pulang.."

"Tetap saja..."

"Kalau begitu, kapan aku boleh pulang?" Tanya Baifren.

Gulf mulai berpikir kapan waktu yang tepat untuk Baifern pulang. Gulf benar-benar tidak menyangka kalau Baifern akan melakukan pekerjaannya dengan dibantu oleh seorang profesional sehingga waktu kepulangannya menjadi cepat. Gulf bahkan belum menang dalam game ini. Menurut Gulf, dia bahkan belum memulai game ini sama sekali.

Love Too Much (END)Where stories live. Discover now