². Ruang BK.

21.4K 1.6K 84
                                    

"Pak?."

"Hm?." Rion memutar kepalanya menatap murid baru yang sedang membuntutinya ini.

"Kelas saya dimana?." Regan! Ini masih keliling, nanti juga sampek kelasmu, woylah.

"Di sebelah sana, Yaudah ke kelas sa--

"Pak, Malu! Kan saya telat satu jam lebih pak masa tiba tiba njedul di kelas pas ada pembelajaran, ya malu lah!." Rion menatap Regan sambil mengernyit heran, Bocah ini sedari tadi memotong pembicaraannya terus.

"Terus, mau kemana?." Tanya Rion lagi dengan wajah datarnya. Ini semuanya sudah di kelilingi tinggal kantin.

"Makan bareng yuk pak? Di kantin." Regan tersenyum lucu sampai gigi rapihnya terlihat. Rion sempat terpana, tapi segera menepis pikiran itu.

Rion terdiam, berpikir sebentar. Belum selesai berpikir, Murid baru ini segera menariknya menuju kantin. Padahal tadi belum Rion bilang kantinnya dimana, tapi kok ni bocah udah tau duluan?

"Tidak sopan, main tarik tarik." Rion menegur Regan saat sudah berhenti, menatap datar Regan yang dibalas cengiran lucu.

"Maap ya pak, kan mau diajak makan bareng... Gimana kalo Regan traktir?! Mumpung di tambahin uang jajan tadi, gimana pak?!." Regan dengan tak sopannya menggoncangkan tubuh gurunya membuat sang guru hampir oleng.

Ya iyalah hampir oleng! Orang berdiri santai santai tiba tiba tubuh digoyangin!

"Ya? Ya? Ya?." Regan memasang ekspresi memohonnya, Rion memasang senyum tipisnya yang lagi lagi membuat Regan heboh.

"Oih! Bapak senyum ya pak?!." Rion hanya menggeleng kan kepalanya lalu mendului Regan dan berjalan ke kantin.

"Aduh hati gue gejedar gejedor!." Regan memegangi dadanya sambil tersenyum lebar dan mengejar guru tampan nya.

Sampai di kantin, Regan menyuruh guru nya duduk dan bertanya ingin di pesankan apa.

Ternyata gurunya memesan bakmi dan esteh saja, sedangkan Efzan ingin membeli Nasi goreng, es krim dua rasa, dan Jus jeruk.

Memang banyak makan, Regan sedikit gembul memang, tapi itu yang membuatnya tambah lucu.

Gembul sedikit saja, tidak sampai gendut! Dia juga punya sedikit otot di perutnya.

Setelah memesan semuanya, Regan membawanya ke meja tempat guru nya menunggu. Dia membawa makanan nya dibantu dengan ibu ibu penjual nasi goreng. Jelas masih bisa membantu, kan kantin masih sepi.

"Tumben pak makan di sini?." Tanya ibu penjual nasgor.

"Saya Buk yang ajak! Emang gapernah ke kantin pak Rion?." Yang di tanya siapa, yang jawab Regan.

"Enggak lah, den. Kan ini kantin siswa, tapi juga banyak sih guru - guru yang kadang kesini. Tapi pak Rion ga pernah!." Sang penjual nasi goreng terkekeh pelan lalu pergi dari hadapan Regan dan Rion.

Rion sedari tadi diam, hanya memandangi interaksi antara keduanya. Sedikit heran melihat murid baru yang sudah akrab dengan ibu-ibu kantin.

Mereka berdua akhirnya mengawali acara makannya. Rion yang makan ala ala orang kaya, pelan banget, pokok nya aesthetic banget, sedangkan Regan makan kaya orang ga dikasih makan selama satu minggu.

Rion tersenyum kecil melihat tingkah Regan, tapi Regan tidak mengetahui bahwa Rion tersenyum.

"Pak." Panggil Regan tiba tiba, Rion segera mengubah ekspresi nya lalu berdehem menjawab panggilan Regan.

"Bapak guru Apa?." Tanya Regan yang sudah sangat penasaran.

"Bimbingan konseling, atau biasa disebut BK."

My Teacher? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang