²⁸. Iya.

16.7K 964 25
                                    

Iya, Beneran sampek pagi. Bahkan sampek kepergok dua orang tuanya Regan.

Bangun tidur, Regan tidak melihat keberadaan Regan di kamarnya. Matanya kesana kemari untuk mencari Rion.

Manusia sialan yang membuat badannya jadi sakit semua seperti ini.

Dan lagi, Kemarin orang tuanya gedor gedor pintu Regan bermenit menit sampai teriak teriak memanggil Regan. Tapi beberapa menit kemudian orang tuanya tiba tiba senyap, luar menjadi hening lagi seperti sebelumnya. Sudah pasti orang tuanya mengetahui kejadian kemarin malam.

Di tengah malam Regan tiba tiba sadar akan apa yang dia lakukan sebelum di-ewong sama Rion. Malu maluin banget, sumpah. Bisa bisanya dia ga sadar kalo dia itu lagi Mode Egan.

Sialan.

Walaupun Regan sadar kembali ke awal dirinya, tapi dia tetap menyuruh Rion melanjutkan ritual mereka berdua.

Tapi sekarang Rion tidak ada di kamarnya.

Jadi, dia akan menghadapi badai sendiri pagi ini?

"Mungkin anak saya sedang tidak sadar! Dan kamu malah mengambil kesempatan seperti itu!."

Regan tersentak saat mendengar teriakan menggelegar itu dari bawah. Matanya membulat dengan sempurna, lalu dengan cepat dia ingin bangun dengan rintihan kecil karena seluruh badannya sakit.

Gimana ga sakit? Orang ampek jam setengah empat.

"BODOH!."

Regan meringis pelan saat mendengar kan teriakan lagi dari bawah. Pertama teriakan ibu nya, dan sekarang ayahnya...

Ternyata Rion tidak lari. Dia salah. Malah Rion yang menghadapi amarah orang tua nya.

Dengan secepat mungkin, Regan mengambil baju di lemari sambil berjalan sedikit tertatih. Dia membersihkan sebentar bercak darah di lantai dan mengambili semua sprei yang melengket di kasurnya.

Setelah selesai, dia berlari keluar sambil meringis pelan karna merasakan perih pada bagian belakang.

Dia melihat dari atas lalu membuka mulutnya tak percaya saat Rion menunduk didepan Orang tua nya.

"MAH! PAH! APA APAAN SIH KALIAN?!." Teriak Regan dari atas yang mampu mengalihkan atensi ketiga orang di ruang tamu.

Teriak teriak mulu ga takut di denger tetangga apa gimana?!

Regan dengan cepat turun sambil jalan sedikit tertatih. Kedua orang tua Regan menatap lembut anaknya yang mendekat ke arah mereka.

Saat ibu Regan ingin merangkul Regan, Regan menampik tangan ibunya lalu mendekat ke arah Rion yang menatap nya dengan tatapan bersalah.

"Mas oke? Mas Gapapa kan?." Tanya Regan lembut sambil memeluk Rion dari samping dengan erat.

"Mas gapapa, emang kamu kira mas diapain?." Jawab Rion juga bertanya dengan suara nya yang sedikit parau.

Jujur, Rion merasa bersalah karna sudah melakukan hal seperti itu terhadap anak SMA yang masih harus fokus belajar. Bukannya mikirin ngentot.

Padahal, Regan emang udah mikirin masalah ngentot dari sebelum SMA.

"Mah, Pah! Apa apaan sih?! Ngapain ngumpatin mas Rion hah?! Pake segala bilang 'Bodoh' lagi. Kalo mas Rion bodoh, dia kagak bakalan jadi guru!." Ujar Regan bertubi-tubi saat sudah melepas pelukannya pada Rion.

"Kamu ga takut apa abis di gituin sama guru kamu sendiri?." Tanya ibu Regan pelan sambil menatap sedih anaknya.

"Kagak lah! Orang Regan yang minta kenapa segala takut di ewe!. Kalo mau marah, marahin Regan sini gausah marahin ma--

My Teacher? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang