2. Permintaan Sang Ibu

10 0 0
                                    

Suara ketukan di pintu sukses membuyarkan konsentrasi Eun-Cha yang tengah fokus memeriksa laporan omzet semua ritel bisnisnya yang terpampang di layar komputer. Suara decakan meluncur dari mulut wanita berusia 30 tahun tersebut karena merasa terganggu.

"Masuk!"

Sosok Ga Eun muncul dari balik pintu sambil mengulas senyum ramah pada sang atasan. "Nona, Pak Dong-Sun sudah mengakui memang dialah yang bekerja sama dengan Kwon Industries. Dia dibayar untuk membocorkan desain produk perusahaan kita."

Eun-Cha yang awalnya duduk condong ke depan karena sedang fokus menatap layar komputer, kini mengubah posisi duduknya menjadi bersandar pada sandaran kursi seraya bersedekap dada dan bertopang kaki dengan angkuh.

"Benarkah? Jadi si penjahat itu sudah mengaku? Penjahat yang mencari makan di perusahaanku tapi dengan berani dia menusukku dari belakang."

Ga Eun mengangguk. "Benar, Nona. Semua bukti mengarah padanya, dan begitu tadi kami menanyainya, dia akhirnya mengaku."

"Bagus. Aku suka cara kerja kalian yang cepat dan tegas."

Ga Eun tersenyum lebar karena senang team yang dia bentuk untuk menyelidiki kasus ini baru saja mendapat pujian dari sang presdir.

"Kalau begitu bawa dia ke ruanganku. Aku ingin melihat wajah orang yang sudah berani mencari gara-gara denganku dan menjadi musuh dalam selimut di perusahaanku."

"Baik, Nona." Ga Eun melangkah pergi.

Tak lama berselang ... tepatnya 15 menit kemudian, dia kembali ke ruangan Eun-Cha bersama dengan si pelaku yang telah membocorkan desain produk perusahaan mereka pada perusahaan lawan.

Dong-Sun ... pria berusia 46 tahun itu seketika berlutut begitu melihat yang sedang duduk angkuh di kursi kebesarannya merupakan pemimpin tertinggi perusahaan tempatnya bekerja. Tubuhnya gemetaran karena kekejaman sang presdir sudah tersohor di seantero kantor.

"Maafkan aku, Nona. Tolong ampuni aku," ucap pria itu seraya meneteskan air mata, berharap Eun-Cha akan iba melihatnya.

Namun, bukan Han Eun-Cha namanya jika sandiwara murahan seperti itu akan meluluhkan hatinya. Eun-Cha bangkit berdiri dari posisi duduk, dia berjalan menghampiri Dong-Sun yang masih berlutut di lantai. Wanita itu kini mendudukkan diri di ujung meja kerjanya masih dengan kedua tangan terlipat di depan dada, dan tatapan yang menusuk tajam.

"Jika hanya dengan kata maaf bisa menyelesaikan semua masalah, maka aku tidak perlu repot-repot mengikuti persidangan kemarin dan mengalami kerugian yang sangat besar."

Tubuh Dong-Sun semakin gemetaran hanya dengan mendengar suara Eun-Cha yang tegas dan penuh sindiran sinis itu mengalun, memenuhi ruangan yang tiba-tiba terasa menegangkan.

"Aku ingin bertanya padamu sekarang, berapa lama kau bekerja di perusahaan ini?"

"Lima belas tahun, Nona," jawab Dong-Sun masih sambil menundukkan kepala karena tidak berani menatap sang presdir.

"Lima belas tahun? Wow, itu waktu yang sangat lama. Dengan kata lain kau sudah menjadi karyawan di perusahaan sejak ayah masih ada rupanya."

"Benar, Nona. Aku sudah bekerja di perusahaan ini sejak ayah Anda masih ada. Aku ini karyawan senior di sini karena itu mohon ampuni aku. Maafkan kebodohan yang telah aku perbuat ini, Nona. Aku janji tidak akan mengulanginya."

Eun-Cha mendengus sambil menipiskan bibir penuh cibiran. "Justru karena kau karyawan lama di perusahaan ini yang membuat aku semakin kecewa. Padahal kau tahu perjuangan keras ayah saat mendirikan perusahaan ini, tapi kau begitu tega mengkhianatinya sekarang. Mendiang ayahku di atas sana pasti sangat marah dan kecewa padamu."

Suami Sang Nona BillionaireWhere stories live. Discover now