3. Pertemuan Pertama

13 1 0
                                    

Demi memastikan sang ibu benar-benar menyantap makanan dan meminum obat, Eun-Cha menginap di rumah orang tuanya semalam. Karena selama ini Eun-Cha memang menetap di rumah yang dia beli sendiri.

Eun-Cha keluar dari kamar yang dia tempati saat masih remaja, menuruni anak tangga menuju ruang makan untuk menyantap sarapan.

Setibanya di ruang makan, sosok sang ibu sudah terlihat sedang duduk di depan meja di mana di atasnya sudah terhidang menu sarapan mereka pagi ini.

"Pagi, Sayang," sapa Eun-Kyung dengan ceria.

"Pagi juga, Bu."

Eun-Cha mendudukkan diri, berseberangan dengan kursi yang diduduki sang ibu.

"Ibu sudah memberitahu calon suamimu, kau ingin bertemu dengannya hari ini."

Eun-Cha yang sedang meneguk air putih itu nyaris menyemburkan lagi air di dalam mulut karena mendengar ucapan sang ibu. "Hah? Apa Ibu bilang?"

"Kemarin kan kau mengatakan ingin bertemu dengannya. Ibu sudah menghubunginya dan memberitahu kau ingin bertemu dengannya. Dia bilang hari ini bisa. Dia menunggumu di Time Square Mall jam 10 pagi."

Eun-Cha tercengang, tak menyangka sang ibu begitu cepat bertindak seperti ini. "Ibu harusnya bertanya dulu padaku, bukan asal menghubunginya seperti ini."

"Lho, kemarin kau sendiri yang mengatakan ingin bertemu dengannya dulu."

"Iya, tapi bukan berarti aku ingin bertemu dengannya hari ini. Lagi pula, hari ini aku ada meeting penting di kantor. Aku tidak bisa bertemu dengannya."

Eun-Kyung berdecak. "Ini penyebab kau belum menikah sampai sekarang karena kau terlalu fokus mengurus perusahaan. Han Industries sudah menjadi perusahaan food terbesar di Korea, Sayang. Jumlah restoran kita sudah tersebar di mana-mana, bahkan sudah merambah ke luar negeri. Butik kita juga sudah tersebar di pusat perbelanjaan semua kota di negara ini. Semua orang tidak ada yang tidak mengenal produk Han Industries. Perusahaan sudah sukses besar, jadi cukup mengejar karir, Eun-Cha. Ini saatnya kau menikah dan memiliki keluarga sendiri. Ingat usiamu sudah kepala tiga, Sayang."

Hilang sudah selera Eun-Cha untuk menyantap sarapannya, sumpit yang sejak tadi dia pegang, kini dia letakkan kembali di atas meja.

"Iya, aku tahu. Tapi aku tidak ingin terburu-buru seperti ini, Bu."

"Makanya itu Ibu mengabulkan keinginanmu untuk bertemu dengannya dulu sebelum menikah. Kau temui dia, Ibu tidak ingin mendengar alasan apa pun." Eun-Kyung membuang muka ke arah lain sambil bersedekap dada untuk memperlihatkan dirinya serius marah jika Eun-Cha beralasan lagi dan menolak bertemu dengan calon suaminya.

"Tapi aku baru tahu Ibu sudah sering berkomunikasi dengan dia?"

Ditanya seperti itu oleh sang putri, baru wanita paruh baya itu kembali menatap lurus ke depan. "Iya, Ibu sudah menghubunginya beberapa kali karena itu Ibu tahu dia anak yang baik dan bisa membahagiakanmu. Dia orangnya menyenangkan, Ibu yakin kau pasti menyukainya. Oh, iya. Namanya Jung Jae-Hwa. Dia itu tampan sekali, kau beruntung akan menjadi istrinya."

Eun-Cha mengernyitkan dahi. "Ibu pernah bertemu dengannya?"

"Tidak. Hanya saja Ibu sudah melihat fotonya. Apa kau juga ingin melihat fotonya? Biar Ibu kirimkan ke ponselmu."

Eun-Cha menggelengkan kepala. "Tidak perlu. Aku akan bertemu dengannya jadi aku lihat langsung saja nanti."

Wajah Eun-Kyung seketika berbinar. "Jadi, kau mau bertemu dengannya hari ini?"

"Memangnya aku bisa menolak? Aku tahu Ibu akan merajuk lagi seperti kemarin jika aku menolak bertemu dengannya, kan?"

Eun-Kyung menyengir lebar sambil mengangguk-anggukan kepala, seolah tak merasa bersalah tindakan kekanak-kanakannya kemarin membuat semua orang panik dan khawatir.

Suami Sang Nona BillionaireWhere stories live. Discover now