15. Kejujuran Flora

146 11 13
                                    

Votmen!
No silet readers, kalau tidak. Aku Sad Endingin mampus🤗

**********

Kalan sudah sadar dari pingsannya. Jovan sekarang berada di kantin untuk membeli minuman buat Kalan.

Sedangkan Jimmy sedang dihukum oleh Bu Melina atas kejadian tadi di kelas. Dihukum membersihkan kawasan sekolah.

"Lan."

Kalan menoleh ke arah pintu yang baru saja dibuka. Ada Flora disana. Kalan tersenyum tipis. "Apa?"

"Gue boleh masuk?" tanya Flora.

"Boleh."

Mendengar jawaban Kalan. Flora segera masuk ke dalam. Dan, tidak disangka. Kalan beranjak dari bangsal. Rambutnya acak-acakan, bibirnya pucat.

Dan Flora juga tak sengaja melihat sisa darah dari sudut bibirnya Kalan. Ingin bertanya, kenapa. Flora merasa tidak enak.

"Gue mau ngomong sesuatu."

"Boleh." Kalan mengangguk.

"Duduk sini." Kalan berjalan kembali ke bangsal.

Flora pun mengikutinya dan duduk.

"Ngomong apa, hm?" tanya Kalan lembut.

Flora begitu gugup saat berdekatan dengan Kalan. Sebelum memulai pembicaraan, Flora menghela napasnya.

"Lo tau gak sih? Sebenarnya gue emang sayang sama lo. Gue cinta sama lo," jeda Flora.

"Dan kenapa gue selalu dekat dengan Damar dibanding lo? Itu karena gue dipaksa Papa. Lo udah tau 'kan? Papa gue gak suka sama lo?" tanya Flora.

Kalan hanya mengangguk.

"Nah, itu juga gue diancam sama Papa. Gue udah nolak permintaan dia, tapi ..., tetep aja Papa maksa. Dan dari situ gue ikuti aja permintaan Papa."

Flora kembali menangis.

"Seperti yang gue bilang tadi. Gue sayang sama lo. Makanya gue selalu dekat dengan Damar juga demi keselamatan lo. Papa gue itu kejam, bahkan pernah bunuh orang. Kalau gue nolak, lo kena imbasnya, Lan."

"Dan gue gak mau lo terluka!"

Kalan terdiam.

"Ra."

"Lan, apa gimana kita putus aja?" tanya Flora tersenyum hambar.

"Gak! Gue gak putus dari lo, Ra! Gak mau!"

"Lan, gak papa. Putus aja ayok. Daripada lo sakit hati terus gara-gara gue," sela Flora.

"Ra, gue rela terluka demi lo. Ayo, kita pertahankan hubungan kita." Kalan menatap sendu ke Flora.

Flora memalingkan wajahnya ke arah lain. "Gue ingin putus. Bukannya kemarin lo juga bilang minta putus ke gue?"

Kalan menunduk.

"Udah ya. Sebaiknya kita putus aja. Hari ini, kita PUTUS!"

Flora berdiri dari duduknya dan ingin pergi. Namun, sebelum dirinya melangkah. Tiba-tiba saja tangannya dipegang Kalan.

"Ra."

"Udah, Lan! Gue gak mau lo terluka! Kita putus aja!" balas Flora sembari melepaskan tangan Kalan darinya.

"Rara." Kalan berdiri dan tanpa persetujuan dari Flora.

Ia langsung memeluk Flora dari belakang. Tanpa peduli sekarang ada dimana. Kalan juga tidak memperdulikan Flora yang berusaha memberontak melepaskan diri.

Kalan dan Lukanya[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang