60 [end]

21.3K 1K 42
                                    

🕶🕶🙏🙏🕶🕶

___________

Hidup didunia manapun tetap akan bertemu dengan permasalahan yang akan berujung dengan penyelesain.

Akhir-akhir ini suasana disemua bagian Istana sudah tidak terlihat riuh lagi.

Setelah masalah yang diciptakan oleh semua pihak-pihak yang bersangkutan.

Hena bisa menikmati hidup cukup baik di dunia ini.

Pekan depan dipenghujung akhir tahun ini. Hena bersama Kaisar Bai, sudah memiliki rencana untuk menghabiskan waktu bersama.

Tempat itu adalah ladang hijau tak berujung yang sangat terkenal karena tidak sembarang orang bisa masuk kesana.

Jangan tanya kenapa Hena tidak turut serta membawa anaknya karena mereka sudah memiliki kesibukkannya masing-masing. Putra Mahkota akan menggantikan kepemimpinan sementra dikerajaan, Putrinya Bai Qian baru-baru ini menikah dan ikut bersama suaminya dan  menetap di Kekaisaran Ming, sedanngkan Putrinya Bai Xin Yu akan menghabiskan waktu bersama Ibu kandungnya Selir Jang.

Satu Minggu Kemudian...

Hari yang sudah direncanakan pun tiba.

Hena dan Kaisar Bai sudah siap dan duduk diatas kudanya masing-masing.

Butuh waktu beberapa bulan untuk Hena bisa mengendalikan kuda agar bisa ditunggangi. Walaupun sampai saat ini belum terlalu ahli tapi setidaknya sudah bisa menungganginya dengan baik.

"Ayo berangkat, Yang Mulia," ajak Hena kepada Kaisar Bai.

"Tunggangi dengan baik," pesan Kaisar Bai yang kemudian segera memacu kudanya diikuti oleh Hena dan beberapa prajurit yang memang ikut untuk menjaga mereka.

Setelah melewati perjalanan yang panjang Hena dan Kaisar Bai pun sampai ditempat yang ingin mereka kunjungi, yaitu ladang rumput hijau yang berada ujung hutan Kekaisaran.

"Ini menakjubkan," ujar Hena setelah melihat sekelilingnya.

"Ayo, kita akan bersantai si pendopo sana," balas Kaisar Bai sambil membantu Hena turun dari atas kudanya.

"Diatas bukit itu?" tanya Hena memastikan.

"Aku sudah membuat jalan agar kau bisa mendakinya dengan baik nanti," balas Kaisar Bai lagi yang membuat Hena segera merangkul salah satu tangan Kaisar Bai dan bersandar manja disana.

"Yang Muliaaa, kau yang terbaik," goda Hena dengan nada manjanya. Dan setelahnya bergegas pergi untuk memulai perjalanan, tapi sebelum benar-benar pergi, tangan Kaisar segera meraih pergelangan tangan Hena dan menariknya lembut kembali ketempat semula.

"Kemari Mei'er, pakai dulu topi kerudung ini. Panas matahari tidak bagus untuk kulitmu," tutur Kaisar Bai sambil memakaikan topi kerudung diatas kepala Hena.

"Berjaga disekitar," perintah Kaisar Bai.

"Baik, Yang Mulia."

"Ayo Pergi," ajak Kaisar dengan menggenggam salah satu tangan Hena.

Agar dapat menuju bukit disana, Hena dan Kaisar tentu terlebih dahulu harus melewati ladang hijau ini terlebih dahulu. Sepanjang perjalan diiringi dengan obrolan seputar pertanyaan-pertanyaan tidak menentu yang dilontarkan oleh Hena.

"Saat menonton drama tentang kerajaan aku sering melihat, scene melihat pemandangan dari atas bukit seperti ini. Tidak disangka sekarang benar-benar berada disini," ujar Hena dalam hatinya yang saat ini sedang memandang jauh hamparan hijau dihadapannya.

"Hal serius apa yang kau pikirkan, Mei'er," ujar Kaisar Bai sambil memeluk Selir Agung dari posisi belakang.

"Tidak ada, hanya mengenang beberapa hal saja," jawab Hena santai.

"Kenangan apa yang kau pikirkan?" tanya Kaisar Bai dengan nada yang cukup serius.

"Yang Mulia, serius menanyakan ini?" kelakar Hena ragu karena tidak menyangka Kaisar Bai menanggapinya dengan serius.

"Semua kuanggap serius jika berhubungan dengan dirimu, Mei'er," balas Kaisar Bai yang kemudia mulai menggigit halus cuping telinga, Hena.

"Ohh... astaga orang tua ini," tampik Hena sambil menggerakkan kepalanya agar Kaisar Bai berhenti menjangkau telinganya.

"Hmm, jadi kenangan apa yang kau pikirkan?" tanya Kaisar Bai kembali.

"Hanya memikirkan beberapa kejadian yang bisa membuat kita menjadi sedekat sekarang, tidak terbayang olehku akan melakukan banyak hal baik bersama, Yang Mulia," jelas Hena yang tentunya mengarang.

"Baiklah, apakah sudah cukup mengenangnya?" tanya Kaisar Bai yang membuat Hena mengernyit bingung seolah bertanya apa maksudnya.

"Jika sudah maka kita akan membuat kenangan indah ditempat ini," bisik Kaisar dengan nada menggoda yang kemudian segera membalikan tubuh Hena kearahnya dan memberikan ciuman menuntut sambil mengarahkan tubuh kearah peraduan. Yang sudah disiapkan sebaik mungkin.


---‐---------------
Oh my well
TERIMAKASIH YANG UDAH BACA DARI AWAL SAMPAI AKHIR ❣️🫶

walau mungkin agak sedikit kurang ye, ini endingnya hihi....

Love you guys❣️❣️

Menjadi Selir [Selesai]Where stories live. Discover now