Sekat Tak Kasat Mata

160 10 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kenapa aku baru tau kamu punya bisnis selama ini?"
Tanya Shakila yang masih menikmati cupcake miliknya. Dia berjalan mundur sambil menatap Naren yang mengikuti langkahnya.

"Karena kamu ngga tanya?"
Tebak Naren bingung.

"Tck masa gitu aja perlu ditanya. Aku ini pacar kamu. Tapi ternyata masih banyak hal yang ngga aku tau".
Wajah cemberut dengan cream yang menempel di sekitar bibir Shakila mampu membuat Naren tersenyum gemas.

Dress di atas lutut berwarna putih gading dengan lengan pendek itu sangat cocok dengan kulit Shakila. Rambut panjang perempuan itu tergerai indah tertiup angin pantai.

Saat ini keduanya sedang berada di salah satu destinasi wisata kota Labuan Bajo. Pink Beach. Pantai yang memiliki pasir berwarna pink itu sangat kontras dengan keberadaan perempuan di depan Naren. Keduanya langsung menuju ke tempat ini setelah selesai dari cake & coffee milik Naren.

"Kamu sudah tau perasaan saya".
Jawab Naren berniat menggoda Shakila. Perempuan itu menghentikan langkahnya. Dia memandang matahari yang akan terbenam di pantai indah itu.

"If I didn't confess my feel, kamu ngga akan mau ngaku".
Ucap Shakila. Naren itu terlihat terbuka tetapi tidak bisa untuk dijelajahi. Ada sekat tak kasat mata yang cowok itu jaga. Dan Shakila belum bisa mengetahui hal itu.

"Saya kan menganut sistem emansipasi wanita. Jadi ngga masalah kalo kamu duluan yang ngaku".
Ucap Naren terkekeh geli. Shakila berjalan mendekat ke arah Naren. Perempuan itu dengan cepat mencubit perut rata milik Naren.

"Kenapa jadi rese sekarang".
Shakila berucap dengan terus mencubit pelan perut Naren. Cowok itu hanya dapat mengasuh kesakitan dan tertawa secara bersamaan. Rambut hitam legam milik Naren bergerak naik turun seirama dengan hembusan angin dan keisengan keduanya.

"Udah Kila. Saya minta maaf".
Mohon Naren pada Shakila. Naren segera memegang kedua tangan perempuan itu. Tangan kiri yang masih dengan cupcake milik perempuan itu.

Naren menunduk. Dia menatap lembut Shakila yang seketika terdiam dengan kelakuan Naren. Cowok itu semakin menunduk dan tanpa Shakila sadari, cowok itu menggigit sebagian cupcake milik perempuan itu.

"Naren!!"
Teriak Shakila kesal. Dia memandang sang pacar dengan raut yang terlihat lucu.

"Ternyata beneran enak. Pantes kamu suka banget".
Ucap Naren tanpa rasa bersalah. Cowok itu mengelap tipis bibirnya dengan ibu jari. Menghilangkan noda cream di sana.

"Ini kesukaan aku. Kenapa malah dimakan. Kan kamu tau".
Shakila memandang cupcake miliknya yang tersisa sedikit. Dia kesal pada dirinya sendiri. Setiap Naren menatap matanya dengan tatapan cowok itu, Shakila selalu tidak mampu untuk berbicara bahkan dia terpaku dengan tatapan itu.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now