Part 18

508 58 41
                                    

"Klien kita sudah tiba, tuan?" Ucap off membuat krist tersadar dari lamunannya.

Krist memang melamun sedari tadi mengingat kejadian 2 hari yang lalu saat mereka bermain di pantai dan menginap di sana, saat pagi harinya krist mengantar singto dan angel pulang ke rumah bahkan mereka sempat sarapan pagi bersama lebih dulu.

"Krist?!" Ucap off.

"Hmm"

"Apa kamu melupakan meeting kita?"

"Ya, ini aku sedang bersiap off!" Ucap krist.

"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya off.

"Kamu selalu ingin tahu" ucap krist sembari beranjak dari duduknya.

"Apa tay sudah tiba?" Tanya krist.

"Hmm, dia bersama mantan suami mu" ucap off.

"Segera akan menjadi suami ku lagi" ucap krist.

Krist melihat penampilannya sekali lagi di cermin kemudian berjalan keluar menuju ruang meeting.

Singto benar-benar bingung dengan situasi sekarang, ini kali pertama dia bekerja dan ikut meeting ke perusahaan rekan bisnis atasannya dan ternyata ia malah ke perusahaan mantan suaminya sendiri.

Awalnya singto menolak dengan alasan dia belum mengerti dengan pekerjaannya tapi entah kenapa tay selalu memaksa dirinya.

Krist masuk ke ruang meeting bersama off, tatapan krist langsung terarah ke arah singto yang duduk di samping tay.

Krist masuk ke ruang meeting bersama off, tatapan krist langsung terarah ke arah singto yang duduk di samping tay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Apa kamu tahu jika tuan krist adalah seorang duda" bisik tay pada singto.

Singto hanya menganggukkan kepalanya.

"Ku pikir kamu ke sini bersama newwie, tay" ucap krist kepada tay.

"Cih" gumam tay, pintar sekali krist bersandiwara? Bukankah krist sendiri yang menyuruhnya untuk menerima singto dan membawa singto ikut meeting dengannya?

"Kebetulan newwie mempunyai pekerjaan lain, krist. Perkenalkan dia singto sekretaris baru ku" ucap tay sambil tersenyum ke arah krist.

"Senang berkenalan dengan mu, sing" ucap krist sembari duduk di kursi kebesarannya.

"Bukankah sekertaris baru ku ini sangat manis, ku pikir aku akan segera mengirimkan surat undangan ke perusahaan kalian" ucap tay sambil mengedipkan matanya.

Wajah krist berubah kesal mendengar itu begitu juga dengan off yang terkekeh kecil mendengarnya. Tay memang masih belum mengetahui jika singto adalah mantan suami krist dan tadi tay bermaksud untuk menggoda krist.

Krist menatap tay tajam seakan mengatakan berani sekali dirinya?!

"Apa kamu sudah mempelajari tentang kerja sama kita ini?" Tanya tay pada singto.

"Sudah, tapi aku tak yakin jika aku mengingat semuanya" ucap singto dengan nada yang sangat kecil.

"Tenang saja, aku yakin kamu bisa" ucap tay sembari memegang tangan singto.

Krist berdehem kecil membuat tay langsung menurunkan tangannya. Krist menatap tay tajam membuat tay bingung, apa yang salah darinya?

Singto mulai melakukan presentasi di depan krist dan beberapa orang yang ikut meeting di sana, mengatakan apa saja keuntungan jika kerja sama mereka berhasil dan mengatakan apa yang di perlukan sesekali off menanyakan sesuatu pada singto.

Singto menjawab dengan lancar membuat tay dan krist bangga pada singto. Krist tak tahu jika singto juga memiliki jiwa bisnis karna setelah menikah singto memang lebih mau berdiam diri di rumah mengurus anak dan suami dari pada harus bekerja di perusahaan.

Beberapa orang bertepuk tangan saat singto mengakhiri presentasinya.

"Apa kamu mendengarkan dengan baik, krist?" Tanya off.

"Huh?"

"Sudah ku duga, kamu bahkan menatap singto tanpa mendengar apa yang di bicarakannya"

"B-benarkah?"

"Ya, kamu menatapnya seakan ingin memakan dia hidup-hidup, kamu benar-benar mengerikan krist" bisik off.

Krist menatap ke arah singto yang tengah menatap dirinya sekarang, krist tersenyum lembut hingga membuat singto memutuskan tatapannya.




***
1 jam berada di ruang meeting akhir sekarang semua peserta meeting keluar dari ruangan meeting termasuk tay dan singto.

Krist memegang tangan singto saat dia hendak keluar membuat singto menghentikan langkahnya.

"Kenapa, phi?" Tanya singto.

"Angel mengirimi ku pesan, dia mengatakan akan ke sini nanti setelah pulang sekolah dan mengajak ku makan siang bersama" ucap krist.

"Ya, kenapa harus mengatakan itu pada ku?" Ucap singto.

"M-maksud ku ayo makan siang bersama?" Ucap krist.

"Aku harus kembali ke kantor, tuan tay mungkin sudah menunggu ku sekarang"

"Aku berteman baik dengan tay, dia pasti akan mengijinkan mu terlambat masuk kantor"

"Tidak bisa, phi"

"Sing... Mengenai pertanyaan ku dua hari yang lalu, kamu belum menjawabnya" ucap krist.

Singto mengingat kejadian dua hari yang lalu, setelah sarapan bersama di sebuah restoran krist mengantar angel dan singto pulang ke rumah mereka.

Angel keluar dari mobil lebih dulu sedangkan singto, krist menahan tangannya agar dia tak keluar.

Krist mengatakan jika dia meminta kesempatan kedua pada singto namun singto belum memberi jawaban untuk itu, singto malah keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Aku tak bisa" ucap singto setelah lama terdiam.

"A-aku sudah berubah, apa kamu tahu selama 10 tahun ini aku tak pernah menyewa jalang lagi, aku juga tak pernah bermain wanita" ucap krist.

"Bertahun-tahun phi menipu ku dan berselingkuh di belakang ku, apa menurut phi aku masih bisa percaya lagi pada phi? Setelah apa yang terjadi? Phi pikir aku bodoh!? Aku tak mungkin mau mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya!"

"A-aku bahkan takut untuk jatuh cinta dengan orang baru, apa lagi dengan orang yang pernah menyakiti ku!! Jadi jangan pernah berharap untuk kembali pada ku lagi" lirih singto.

"T-tapi aku masih mencintai mu, ku mohon, sing. Beri aku kesempatan kedua, ku mohon..." Ucap krist sambil bersimpuh di bawah singto.

"Tidak! Lupakan aku, bisakah kita seperti ini saja? Aku membebaskan phi bertemu angel. Kita bisa menjaga angel bersama tanpa harus kembali bersama. Angel tak akan kekurangan figur orang tua. Lagi pula dia sudah dewasa, angel pasti mengerti"

"Aku tak bisa jika harus kembali bersama phi, tapi aku bisa berteman dengan phi mulai sekarang" ucap singto.

Singto membantu krist agar berdiri dan menghapus air matanya.

"Tolong hargai keputusan ku, jangan membuat aku merasa tak nyaman saat berada di dekat phi, kita bisa berteman mulai sekarang tanpa harus kembali bersama" ucap singto sembari menghapus air mata krist.



















Tbc.

Lust of a playboy ✓Where stories live. Discover now