part 4

34 42 5
                                    

Kalo ada bahasa yang nggak nyambung atau ada yang nggak jelas mohon maaf ya maklum masih belajar.

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Dengan wajah tersenyum Naira bicara " Wahai adik ku kenapa kamu terlambat ". Di akhir kalimat wajahnya berubah marah "bisa sampai lumutan kami menunggu di sini." Ketusnya .

"Wahai kakak ku tersayang ada urusan bentar tadi". Jawab nya dengan senyum yang sama.

"Urusan apa sampai Lo telat datang ke rumah gue segala ?" Tanya Rian raut wajahnya juga menandakan kalo dia lagi marah dan varel memakluminya maklum lah singa gampang marah.

"Gue abis ngurus urusan dengan anak yang baru meninggal bapaknya kasian dia dipindahkan ke panti asuhan karena dah nggak punya keluarga. Dan saat gue datang kesini gue sekalian bonceng bu Sekar kerumahnya soalnya sopirnya lama datang nya kasian nunggu di depan gerbangkan". Jelasnya sejelas jelasnya.

"Kasian juga gimana kalo kita urus sumbangan khusus untuk anak itu. Tapi nama nya siapa rel?"

"Namanya Ucup ".

"Ok gue nyumbang buku." Usul Rian.
"Kalo gue baju. Aja biar gue suruh saudara gue buat bikin ". Tambah Naira.
"Gue uang ajalah maklum orang kaya." Pamer anggar pada semua teman teman nya.

"HUU sombong HUU kalo sedekah sedekah aja nggak perlu bilang maklum orang kaya." Ledek varel.

"Hah iya iya maaf nggak akan gue ulang."

"Kalo gue kayak nya ada tuh mainan dirumah buat semua anak di panti ". ucap Kevin.

"Gue sama kayak anggar uang aja."

"Tuh anggar ikuti tuh Raditya yang cool dan tidak sombong."

"Dih Udah kayak nyokap bokap gue aja Lo nasehati gue Mulu".

"Gue kan sahabat Lo sebagai sahabat yang baik tugas gue bergaul sembari mengajak sahabat gue buat berbuat kebaikan ".

"Idih sombong ngaku diri sebagai sahabat yang baik." Balas anggar pada varel.

"Hi lo_".

Seketika rehan memotong ucapan varel. "STOP. diem jangan banyak ngomong lagi sebentar lagi mau malam masa kalian berantem Mulu yang ada sampai besok kita nggak jadi belajar."

"Hah iya Gus rehan".

"Jangan panggil gue Gus rahasiakan identitas gue . Cuman geng ini yang cukup tahu kalo gue seorang Gus nggak boleh ada yang tau. Dan ngomong ngomong masalah sumbangan gue makanan pokok aja ".

varel (Hidup Tanpa Identitas)Where stories live. Discover now