9 ; Jangan Percaya Siapapun

693 168 17
                                    

Persediaan makanan dikulkas tak pernah habis dan Haruto menyadarinya. Pemuda itu mengucek matanya, ia tidak bisa tidur malam ini. Entah mengapa, pikirannya dipenuhi oleh kenegatifan, ia melihat sekeliling kamar yang sudah gelap. Kemudian Haruto menatap Jeongwoo di sebelahnya yang sudah terlelap dengan mulut yang sedikit terbuka.

Sebenarnya walaupun ia dan Jeongwoo bertengkar hebat kemarin, entah mengapa Haruto percaya dari dalam lubuk harinya bahwa Jeongwoo bukan pembunuhnya.

Dan soal kenegatifan yang terus menghantui pikiran Haruto, pemuda itu yakin Jeongwoo tidak akan mempercayainya.

"Jangan percaya siapa-siapa, termasuk gue, Jeongwoo. Bagus sih lo gak percaya siapapun, karena dengan begitu lo akan aman," bisik Haruto menatap Jeongwoo.

Pemuda itu kemudian beranjak bangkit dari tidurnya dan keluar kamar. Entahlah, sepertinya Haruto perlu setengguk air.

"Haruto, ngapain lo malam-malam?"

Suara Mashiho di dapur mengejutkan Haruto, pemuda itu hampir saja berteriak ketakutan karena penampilan Mashiho yang agak mirip dengan makhluk halus.

Rambut pemuda itu sudah mulai panjang, dan sekarang malah menutupi wajahnya hampir setengah.

"Haus," jawab Haruto singkat sebelum mengambil gelas. "Lo sendiri ngapain, Kak?"

"Kebangun karena kebelet pipis," balas Mashiho kemudian ngacir masuk kamar.

Haruto mengernyit, namun tak lama pemuda itu mengendikan bahunya acuh. Haruto kemudian berjalan kembali ke kamar.

Namun ditengah jalan pemuda itu menyipitkan matanya, di keadaan gelap begini, entah mengapa pemuda itu melihat pintu gudang sedikit terbuka.

Siapa yang ke gudang malam-malam begini?

"Hello?"

Haruto berjalan dengan perlahan menuju gudang, kecemasan melandanya, pemuda itu agak takut.

Ya, bisa dibilang Haruto ini memang sedikit pengecut.

Napasnya ia tahan secara tidak sadar, pemuda itu mendorong knop pintu gudang dengan pelan.

Srak srak srak


Dreeet


Langkah Haruto terhenti, matanya tak bisa menyembunyikan keterkejutan, seseorang bersembunyi di bawah redupnya lampu gudang, sedang memotong tubuh manusia.

Gerakan orang tersebut berhenti begitu mendengar suara deretan pintu didorong.

Perut Haruto mual, pemuda itu hendak berteriak. Namun sebelum itu,

DAKHH!!!

Kepala Haruto dipukul dengan sangat keras dari belakang mengakibatkan tulang kepalanya retak, Haruto pun langsung tak sadarkan diri.

"Kenapa gak lo beresin dari tadi sih?" keluh orang tersebut bangkit berdiri dari duduknya.

Sedangkan yang memukul Haruto hanya melirik orang tersebut dengan sinis.

"Lo pikir beresin orang segampang beresin anjing mati, hah?"

"Gue gak perduli, pastiin dia juga mati malam ini."

Sang lawan bicara nampak agak tidak terima dengan ide kawannya. "Lo yakin mau musnahin dua orang sekaligus? Yang lainnya bisa-bisa curiga."

"Dari awal kita udah ketahuan, lo lupa? Pokoknya beresin."

Orang tersebut mengangguk saja tanpa minat, terpaksa ia seret tubuh Haruto ke ruang makan, lalu memasangkan tali kuat-kuat dileher pemuda bermarga Jepang itu.

Sweet Red | Treasure ✔Where stories live. Discover now