13. Rasa Bersalah

8 4 0
                                    

Sudah bulan keempat Yesi dan Diego masih renggang soal kesalahpahaman, Diego yang dirundung rasa bersalah sedangkan Yesi yang dikukung dengan keegoisannya karena sakit hati membuat keduanya belum membaik.

Kini Diego sedang dihalaman rooftop belakang rumah ditemani secangkir kopi sambil merenungi atas apa yang terjadi.

"Kangen berantem boongan, bukan beneran"

Gumam Diego sambil memandang cincin pernikahannya dengan Yesi.

Bila Diego sedang dihalaman rooftop belakang rumah, kalau Yesi sedang dihalaman belakangnya sembari membersihkan halaman dan tanaman.

"Gabut, biasanya jam segini jogging sore ngelilingin komplek"

Gumam Yesi lalu menghela nafas, lalu indra pendengarannya mendengar dentingan gelas ke lantai.

Lalu pandangannya mengikuti ke arah suara tersebut, dilihatnya lah Diego tengah meminum kopi dengan badan kurus serta tatapan kosong membuat hatinya terbesit.

"Apa aku keterlaluan ngehukum dia ya? Dia kurus banget, engga kayak awal pernikahan dia keliatan gendut sama seger"

Ujar Yesi sambil membuang muka kearah depan dan memikirkan cara bagaimana dirinya kembali lagi seperti dulu tanpa adanya kesalahpahaman.

Lalu dirinya tak sengaja melihat tangan kanan yang masih diperban, terutama jari manisnya yang kosong tanpa tersematnya cincin pernikahan disana.

"Oh iya cincinnya!"

Seru Yesi lalu menaruh pengki sapu lidi dan selang dengan air menyala begitu saja dan berlari menuju kamarnya untuk mengambil cincinnya.

Soal tangan Yesi, sudah bulan keempat tapi tangannya masih diperban? Sebab 2 hari yang lalu, Yesi sempat frustasi dan ia lampiaskan pada luka yang sangat baru mengering itu mengakibatkan lukanya pendarahan lagi dan sekarang lukanya belum kunjung sembuh.

Saat Yesi sudah menemukan cincinnya dan hendak memakainya, pandangannya tertuju pada paperbag yang isinya barang kesukaan Diego yang belum sempat Diego beli.

"Paperbagnya? Oh iya, bisa dikasiin ke dia"

Lalu Yesi berjalan dan hendak mengambil paperbag itu, namun tangannya terbentur sisi kursi belajarnya tepat mengenai lukanya membuat luka yang belum sembuh itu semakin parah.

"Aduh, make kejeduk lagi ishh"

Lalu Yesi buru buru menghampiri Diego dan melupakan tangannya yang berdarah untuk kesekian kalinya.

                             🕊️🕊️🕊️

Ternyata Diego masih dihalaman rooftop belakang rumah. Dengan badan yang lemas sekaligus gemetar dirinya berjalan menghampiri laki laki yang selama ini Yesi jauhi karena kesalahpahamannya.

"Hai sayang, ada apa?"

Tanya Diego lembut tanpa menoleh karena sepelan apapun langkah Yesi tetap bisa Diego rasakan kehadiran Yesi.

Hampir semenit hening tak ada jawaban hanya samar suara isak tangis Yesi membuat Diego kaget lalu membalikkan badannya dan dengan cepat menarik Yesi ke pelukannya.

"K-kamu..hiks..masih..b-baik..hiks ke aku..padahal aku..hiks..u-udah jauhin..hiks kamu"

Ujar Yesi sesegukan dan Diego perlahan menitikkan airmata dan menyembunyikan wajahnya dibahu sempit Yesi.

Setelah saling berpelukan, keduanya menatap dan tangan Diego terulur untuk menghapus airmata Yesi begitupun sebaliknya.

Tanpa berbicara Yesi menyodorkan paperbag pada Diego dan diterima dengan raut wajah bingung.

"Itu isinya barang kesukaan kamu yang gak sempet kamu beli terus"

Ujar Yesi serak dan Diego membuka paperbag itu dengan mata berbinar dan setelah dilihat isinya senyum lebarnya kembali terlukis setelah 4 bulan bahkan 5 bulan lamanya.

"Kamu beliin semua? Serius?? Pake uang siapa??"

Tanya Diego dengan raut wajah senangnya dan Yesi kembali memeluknya.

"Soal darimana uangnya itu gak penting, yang paling penting kamu suka"

Ujar Yesi didalam pelukan Diego dan Diego membalas pelukannya lalu mencium pucuk kepala Yesi dan memeluknya erat.

"Segini aja aku udah seneng banget kok sayang, makasih banyak yaa sekarang kita mulai semua dari awal oke? Kejadian kemarin jadiin pelajaran ya untuk kedepannya"

Ujar Diego dan Yesi mengangguk tanpa melepas pelukannya dan keduanya menghabiskan sisa waktu hari ini dirooftop sambil menceritakan hal random.


                           🕊️🕊️🕊️

BACOT!! (END)Where stories live. Discover now