vierte

183 22 0
                                    

--Sieh es dir selbst an

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

--Sieh es dir selbst an










Szzrashh

Hujan lebat disertai dengan kilatan yang menakutkan kini mengguyur bumi beserta mahluk dan segala kehidupan didalamnya. Suara air gemercik yang jatuh menimbulkan perasaan aneh bagi gadis yang kini tengah mondar mandir didepan jendela kamarnya, ia menggigit kuku kuku jelitanya gelisah.

(Name) menatap kearah luar, menatap langit awan abu abu yang sangat pekat dengan tatapan resahnya. Sang gadis menghela nafas lelah, Ia kemudian mendekat ke arah sofa pink yang empuk lalu menjatuhkan dirinya begitu saja.

Ia menatap langit langit kamar sembari berpikir keras memutar otaknya.

'Tidak bisa begini, aku benar benar harus kembali kedunia ku sekarang'
Batin sang gadis kemudian ia mengacak surai blondenya kasar, lalu menghembuskan nafas berat lagi, perlahan ia menutup maniknya yang mulai timbul lingkaran hitam dikantung matanya saat ini.


Gadis itu cukup terlihat frustasi sekarang. Bagaimana tidak, bahkan saat ia pertama kali kedunia aneh ini ia sudah diacungi pedang dan akan dibunuh oleh sosok yang bahkan ia tak tahu siapa itu. Belum lagi pria yang mengaku sebagai ayahnya ini terus merengek memintanya berhenti, karena ia yang bersikeras untuk menjatuhkan dirinya kekolam.

Kejadian dimana ia mati untuk kedua kalinya itu adalah pengalaman terburuk yang pernah gadis ini alami, sungguh penyambutan selamat datang didunia baru yang tak ramah.
Sejujurnya gadis ini cukup dendam kepada sosok itu, ia bertekad jika ia bertemu lagi dengannya jangan harap kepalanya itu akan aman.

Perlahan sang gadis terlelap dan menghampiri bunga tidurnya, ia sangat mengantuk dan membutuhkan istirahat sekarang.











































"Sayang, anak kita benar benar sangat cantik ya...." Sang wanita yang kini berhasil untuk memperjuangkan-melahirkan anaknya tengah menangis terharu, terlihat sang anak yang tertidur berada dalam dekapan hangatnya, ia sedikit mengganggu tidur anaknya dengan memainkan pipi yang terlihat mengembung itu. Putih, bersih, lembut dan mudah rapuh.

"Cantik. sama sepertimu Lio."

"Ahhhh... Aku tak percaya sudah melahirkan seorang malaikat kecil" isak sang ibu pelan, suaranya sangat lembut, wanita itu semakin mendekap tubuh kecil yang sedang menggeliat. Airmata sang ibu tak sengaja turun dan mengenai bibir kecil sang bayi.







"Mari kita bahagiakan dia, bersama."










"Heint....."
Wanita itu berkata lirih lalu menoleh dan memandang wajah suaminya dengan tatapan sendu, perlahan matanya kembali terlihat berkaca kaca lalu kembali menatap sang anak.







Fehler ; BlueLock x ReaderWhere stories live. Discover now