bab 4.

254 27 17
                                    

Di ruang kelas A+ tepatnya di lantai dua terdapat beberapa murid yang bermalas-malasan, seperti biasa sebelum jam pelajaran masuk pekerjaan mereka hanya berleha-leha setelah mendengar jika gurunya mengundurkan diri dari kelas mereka semua berteriak kesenangan, bahkan ada yang membawa gitar untuk bernyayi bersama di dalam kelas itu.

Begitu pula dengan ( SixGeng ) yang sangat antusias dalam hal bernyanyi bersama.

Sixgeng merupakan kelompot dari enam laki-laki, Jey, Lim, Win, Yun, Ge, dan terakhir si Uyu.

Jey dengan teman-temannya mampu membuat isi di dalam kelas itu menikmati suaranya yang terdengar sangat merdu, seakan menonton konser ada yang mengangkat tangan ke atas ada juga yang bersorak dan bertepuk tangan karena alunan music yang di dengar sangatlah indah.

Tapi keseruan itu tidak berlaku lama karena di balik pintu terdapat wanita cantik tengah menyilangkan tanganya dan manatap semua para muridnya dengan tatap dingin.

Seketika itu para murid melongo saat ada wanita cantik masuk ke dalam ruang kelas, mereka semua langsung duduk dengan rapih termasuk si Uyu karena hanya dia lah anak yang penurut, sedangkan kelima laki-laki yang masih belum engeh akan kehadiran guru baru karena mereka menghadap belakang yang mana pungung dari kelimanya membelakangi meja guru.

"BRAK!!"

Sebuah tongkat kecil dia pukul tepat di atas meja dan membuat semua orang di dalam kelas itu terkejut, tidak kala dengan kelima laki-laki itu langsung menengok ke belakang siapa yang berani-beraninya menganggu aktivitas mereka di pagi hari.

"Kalian semua duduk atau tidak saya akan melaporkan kelakuan kalian ini kepada orang tua kalian masing-masing!!" Ucapnya dingin.

Kelima laki-laki yang mendengar kata orang tuapun langsung terbirit menuju kursinya masing-masing, ya mereka takut jika memang itu terjadia, karena kalo itu terjadi uang jajan mereka semua akan di potong, bahkan tidak di kasih jajan sama sakali.

Jey mendengus kesal berani sekali guru baru ini mengacamnya! sebelumnya tidak ada tuh guru yang seberani ini di dalam kelasnya.

"Selamat pagi semua!"

"Pagi buk guru!!" Jawab mereka serempak.

"Lim! Bening bener tuh kulit" bisik Ge pada lim.

"Suttt ini guru baru, sepertinya dia galak lihat wajahnya sangar" jawab lim,Ge mengangguk mengiyakan omongan lim.

"Bang siapa dia berani sekali menganggu kita!" Bisik win pada Jey yang duduk di sampingnya.

Jey hanya mengankat kedua bahunya acuh masih dengan tatapan malasnya melihat guru yang tengah menatapnya dingin.

"Oh jadi mereka ya anak murid yang terkenal bandel itu!!" Batin Sana.

Sana berjalan mengitari kursi yang berbaris lima itu, saat berjalan ada satu pasang kaki yang menghalangi jalannya dengan tanpa kasihan dia pun sengaja menginjak sepatu itu karena tahu jika dia sedang masuk ke dalam mode jebakan.

"AWW!! Kakiku!!" Teriak Yun kesakitan karena sepatu yang dia kenakan terinjak oleh sepatu hak tinggi milik sang guru.

Semua orang menatap Yun yang berteriak kesakitan, si Uyu malah terkekeh dalam hatinya, udah tahu gurunya galak masih aja di isengin.

Sana hanya acuh dan terus berjalan langkahnya berhenti tepat di samping Jey yang tengah menyilangkan tanganya dengan kaki berselonjor di bawah meja dan jangan lupakan mulut yang sedang menguyah peremen karet.

"Kamu!!" Panggilnya.

Jey yang merasa terpanggil dia pun melirik kesamping dan seketika mata mereka bertemu dan beberapa detik mereka bersitatap sebelum sana yang lansung menegur jey.

My Littie Husband ~ JeongsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang