DIRAWAT

1.7K 28 1
                                    

.

.

.

Peristiwa itu terjadi sangat cepat dan mengakibatkan Awan terguling-guling ke tanah. Berakhir dengan Awan yang harus dilarikan ke rumah sakit. Tidak ada yang menyangka, juga tidak ada yang menduga, kebetulan sore itu, Awan dan pemuda desa lainnya tengah bermain bola. Semuanya tertawa, semuanya menikmati olahraga kaki tersebut. Berlarian ke sana-kemari memperebutkan satu bola untuk mencetak gol. Hingga, Jupri tanpa sengaja menyleding kaki Awan dan menyebabkan Awan berguling ke tanah. Karena merasakan nyeri parah di pergelangan kakinya, dan tidak henti-hentinya Awan menjerit kesakitan, guru olahraga itu kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Setelah melakukan pemeriksaan, termasuk rontgen, memastikan tidak ada luka yang serius, atau patah tulang, dokter menyimpulkan bahwa Awan mengalami terkilir pada pergelangan kaki dan pergelangan tangannya. Cidera pada pergelangan tangan Awan disebabkan oleh tumpuan dadakan yang dilakukan Awan saat dirinya terjatuh.

"Ini paling butuh satu hingga dua minggu, tergantung pemulihan tubuhnya Mas Awan," kata dokter yang baru saja memeriksa Awan. "Karena Mas Awan tinggal sendiri, saya sarankan mending Mas Awan menginap di rumah sakit saja."

Awan tidak langsung memutuskan, meskipun menginap di rumah sakit adalah solusi yang terbaik. Tetapi bagaimana dengan ayam-ayamnya? Hewan peliharaan dia yang lain? Ditinggal satu hingga dua minggu itu tidak sebentar lho. Bisa-bisa semua hewan peliharaan Awan akan mati kalau tidak ada yang memberi makan. Akan tetapi, akhirnya Awan setuju untuk menginap di rumah sakit setelah Pak Said berjanji akan menyuruh Jupri untuk mengawasi dan memberi makan ayam-ayam miliknya selama Awan dirawat

Awan di tempatkan di kamar biasa, berbagi dengan empat pasien lainnya. Dia juga sudah mengenakan pakaian rumah sakit, yang mirip gaun dengan warna hijau terang. Alasan dokter adalah agar saat memeriksa luka Awan, akan mempermudah dibandingkan jika Awan mengenakan baju biasa. Malam pertama di rumah sakit, Awan tidur lelap karena obat pereda nyeri yang diberikan oleh suster yang merawatnya. Obat tersebut menyebabkan rasa kantuk dan membuat Awan tidur dengan nyenyak. Namun justru pagi harinya, Awan merasakan sakit yang luar biasa pada pergelangan kakinya. Perawat yang kebetulan mengantarkan sarapan untuknya, langsung membantu Awan untuk duduk. Awan lalu meminum obat pereda sakit dan kembali rebahan setelah menyelesaikan sarapannya. Guru muda itu merasa bosan karena aktifitasnya tidak begitu banyak. Namun dirinya tidak bisa berbuat apa-apa karena sakit dan nyeri pada pergelangan kaki dan tangannya memang bukan kaleng-kaleng.

Pergelangan tangan miliknya susah digerakkan, pergelangan kaki masih sakit untuk berjalan. Komplit sudah penderitaannya. Awan jadi berangan-angan, seandainya dirinya punya pacar, pasti sekarang dia akan ada yang merawat. Akhirnya, karena pengaruh obat pereda rasa nyeri, Awan tertidur kembali.

Sekitar pukul sebelas, Awan kebelet pipis. Awan berusaha bangkit berdiri, namun masalahnya, ketika Awan bangun dari ranjang, dan mencoba menginjakkan kakinya ke lantai rumah sakit, rasa sengkring dan ngilu seperti ditusuk ribuan jarum menyerangnya bertubi-tubi. Awan tidak punya pilihan lain selain memanggil perawat untuk membantunya dengan memencet tombol merah disamping tempat tidurnya. Perawat yang tadi mengantarkan sarapannya lah yang datang.

"Ada yang bisa dibantu, Mas?" perawat itu laki-laki dan masih muda. Lebih muda dari Awan, mungkin baru lulus. "Nyerinya kambuh lagi?"

"Saya mau kencing, Mas," jawab Awan. "Tapi sakit banget kaki saya pas nginjek lantai."

Perawat itu hanya mengangguk paham sambil membantu Awan berdiri. Dia juga memapah Awan hingga toilet. Alih-alih menunggu di luar, perawat tersebut ikut masuk ke dalam toilet. "Pergelangan tangannya juga masih nyeri, Mas? Saya bantu sekalian," ucapnya sembari menaikkan gaun rumah sakit yang dipakai Awan. Mengakibatkan penis Awan yang gemuk terpampang di hadapan perawat muda tersebut. Tidak hanya menarik ke atas baju rumah sakit milik Awan, perawat itu juga memegangi kontol gemuk Awan agar air kencingnya tidak kemana-mana. Akan tetapi perawat muda itu tidak bereaksi apa-apa, mungkin karena sudah terbiasa, dan bagi perawat tersebut, ini adalah hal professional sesuai dengan sop pekerjaannya. Bukan porno atau modus.

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang