Ditulis Oleh Nur Alifah Maqfirah Salim
Diam ...
Tak ada kata yang mampu terucap dari kedua belah bibir
Tenggorokan perih sebab menahan isakan
Memeluk lutut bak pesakitanSial ...
Tatapan nanar dan gumaman perih hanya berputar dalam pikiran
Kalimat setan itu selalu terngiang menambah pening
Beberapa orang berseragam hijau dan sebuah buku tebalSembuh ...
Omong kosong yang mereka bisikkan tanpa rasa bersalah
Tak pahamkah bila hati sudah terlanjur hancur?
Hingga rasanya mati pun bukan ide yang buruk?Berbagai zat aneh mereka libatkan
Indra penghidu dan ruang dengar tak lagi berfungsi
Senyum getir dan wajah datar mereka dapati
Lantas melempar kalimat iba berkedok motivasiTerkurung dalam ruangan pengap seorang diri
Menatap langit dengan hati yang mati
Berharap Tuhan masih berpihak dan memberi kesempatan
Entah pergi atau bertahanTerbebas nyatanya bukan akhir
Berbagai badai kembali hadir mengusik jiwa
Mengembalikan perih yang tak sepenuhnya terkubur
Memancing sisi lain untuk mengambil alih kesadaranHelaan napas berat iringi malam yang sunyi
Hati dan fisik terlampau lelah
Namun, tak serta merta menyurutkan langkah
Telah ada perubahan meski tipis dan lambatCairan bening kembali mengalir tak terkendali
Kilasan memori suram mendadak hilang
Semua orang tersenyum bangga dan bertepuk tangan
Sembuh ....
YOU ARE READING
Mahligai Aksara
Poetry(Kumpulan Puisi, karya anggota Komunitas Waktu Indonesia Menulis)