kangen ayah

283 22 1
                                    

"jadi gimana, Hoon? Lancar?" Tanya junkyu. Mereka ber-10 sekarang sedang berkumpul di meja kantin, tidak seperti biasanya, Mashiho tidak ikut nimbrung dan memilih untuk pergi ke perpus bersama hyunsuk. Mashiho dan hyunsuk mulai dekat karena tidak sengaja bertemu di pasar malam, 2 hari lalu.

"hm, tapi dia kayak nya suka gue" kata Jihoon dengan wajah serius. Kalo hyunsuk ga suka jihoon, ga mungkin hyunsuk bawain nasi goreng untuk jihoon pagi ini? Jelas banget keliatan suka nya.

Haruto bertepuk tangan sekali, "bagus dong, biar nanti dia jadi sadboy" kata haruto lalu mereka tertawa.

"Tapi agak kasian juga ga sih kalo di ghosting?" Tanya Jaehyuk setelah lelah tertawa, bahkan pipi nya terasa sakit. Jaehyuk ketawa karena tiba tiba keinget fajar sadboy, mirip jeongwoo kata Jaehyuk mah.

"Enggak sih" balas mereka bersamaan, kecuali Asahi. Dia gamau ikut ikutan kalo soal ghosting meng-ghosting, karena juga asahi sempat berada di posisi hyunsuk sekarang, menjadi permainan. Jangan di tanya siapa pelakunya, jelas Jaehyuk. Jujur disitu asahi malu banget karena dia keliatan banget berharap nya. Tapi hubungan mereka tetap baik walaupun cuma teman aja.

"Kan biar seru, jihoon ghosting dia HAHAHA-"

"siapa yang mau di ghosting?" Tanya Hyunsuk yang baru bisa menyusul obrolan mereka, hyunsuk tadi ke perpus pengen liat kamus bahasa inggris. Jangan lupakan mashiho di samping nya. Mereka ber-10 gelapan, karena ditatap dengan hyunsuk, tatapan yang sudah pasti meminta jawaban.

"E-eh itu, si junkyu mau di ghosting haruto" jawab jeongwoo cepat. Sontak haruto melotot, enak saja! Dia serius kali dengan junkyu.

Hyunsuk memicingkan matanya, membuat mereka ber-10 dag dig dug ser, jantung mereka berpacu 2x lebih cepat.

"Ohh, astaga haruto, ga boleh ghosting ghosting" kata hyunsuk memperingati. Betul, meng-ghosting itu tidak baik, itu namanya memberikan harapan palsu.

Hyunsuk beralih menatap jihoon yang sedari tadi dia datang hanya fokus ke acara handphone nya saja.

"Ciptaan tuhan sempurna banget ya" batin hyunsuk seraya menatap jihoon lekat.

"Jihoon!" Panggil hyunsuk tiba tiba. Jihoon hanya mendongak membalas tatapan girang hyunsuk. Tanpa menjawab apa atau kenapa.

"Nasi goreng nya enak gaa?" Tanya hyunsuk penuh binar. Mampus! Jihoon mana tau rasanya, orang nasgor nya dia kasih ke jeongwoo. Jihoon menatap jeongwoo, meminta jawaban, jeongwoo hanya menyengir saja, nasgor nya belum dia makan juga awokawok.

"Enak, lo pintar masak" puji jihoon dengan 99,9% kebohongan, ah, ralat, 100% kebohongan. Hyunsuk tersenyum, merasa bangga dengan dirinya.

"Beneran? Udah Jihoon habisin?" Aduh makin kesini jihoon makin ga bisa jawab.

"iya" 100% apa?

"besok hyunsuk bawa sandwich ya untuk jihoon" girang hyunsuk lalu meninggalkan mereka begitu saja. Tak lama bel berbunyi.

***

Sore indah ini engga seindah hati hyunsuk sekarang. Hyunsuk membuka jendela kamar nya dan langsung memperlihatkan kebun bunga yang sudah ia rawat sejak kecil. Ada ayunan juga disana, tanpa ba-bi-bu hyunsuk langsung turun ke lantai bawah dan menghampiri kebun bunga itu.

Saat berada di ruang tamu, hyunsuk bisa melihat sang bunda yang asik bermain ponsel nya. Hyunsuk ga peduli, dia mau ke ayunan sekarang juga.

Sesudah sampai, hyunsuk sempat terdiam sejenak menatap satu ayunan dengan satu juta kenangan itu.

Hyunsuk mulai mendekati ayunan itu dan mendaratkan bokong nya ke atas ayunan itu.

"Ayah gimana kabarnya ya?" Tanya hyunsuk sambil menatap langit sore yang tampak mendung. Benar benar mendung.

*Tess

Rintikan demi rintikan mulai membasahi tanah dan juga bunga. Tak lama hujan turun begitu deras, sama derasnya dengan air mata hyunsuk. Hyunsuk tak peduli dengan hujan bahkan petir sekalipun, dia sibuk memainkan kakinya yang tak menyentuh tanah.

"I miss you, dad" ucap hyunsuk dan tak lama hyunsuk pingsan di derasnya hujan.

"Eung? Bapir? Bibi? Bunda?" Panggil hyunsuk saat sudah sadar. Yang dia lihat Pertama kali adalah pajangan marvel nya. Berarti ini dikamar hyunsuk.

Bibi datang dengan nampan di tangan nya, di nampan itu terdapat teh hangat dan juga roti untuk hyunsuk. Bibi duduk di ujung ranjang dan mulai memijik pelan kaki hyunsuk.

"Untung ada bapir tadi ngeliat hyunsuk di kebun, kalo engga? Ga tau lagi deh bibi, mungkin kamu pingsan kedinginan." Oceh bibi sambil memberikan teh hangat yang ada di nampan utu ke hyunsuk.

"Hehe sorry bibi..." Cicit hyunsuk sembari tersenyum, dan meneguk pelan teh hangat itu.

"Banyak banyak istirahat, hyunsuk. Jangan suka mandi ujan, jangan banyak pikiran juga" kata bapir memperingati. Dia ga mau hyunsuk kenapa napa. Hyunsuk sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri, jadi bapir bakal ngejaga hyunsuk seperti dia ngejaga anaknya.

"Maaf bapir... Tapi ujan itu enakkkk banget tau" kata hyunsuk memberitahu.

"Tapi akibatnya ga enak, nak" kata bibi dan bapir bersamaan. Hyunsuk hanya menunduk dan memainkan jarinya.

"Kalo mau mandi ujan bilang dengan bapir dulu ya? Biar bapir kawani" kata bapir dengan senyum. Dia tau, kebahagiaan hyunsuk itu hujan. Hyunsuk tertunduk pasti merasa bersalah.

"Maaf ya bapir... Bibi... Hyunsuk cuma bisa nyusahin..." Cicit hyunsuk kecil. Air mata nya sudah menggenang.

"Kapan coba hyunsuk nyusahin bapir dengan bibi? Ga pernah, hyunsuk" kata bibi mengelus surai hitam hyunsuk. Hyunsuk cepat cepat menghapus air mata nya dan tersenyum.

"Bunda mana?" Tanya Hyunsuk. Bapir dam bibi saling bertatapan.

"Nyonya tadi langsung pergi, sibuk mungkin ya?" Ucap bapir.

"Kok ga di antar bapir?" Tanya Hyunsuk lagi.

"Nyonya yang bilang ga perlu di antar, yaudah, bapir bisa liat hyunsuk deh" kata bapir sambil tersenyum. Andai kalian ketahui,

keluarga seperti ini lah yang hyunsuk mau.














TBC

bapir : BApak suPIR (bapak supir)

-salam key cool-

DARE [HOONSUK]Where stories live. Discover now