chapter 20

19.1K 545 3
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari Minggu, pastinya kegiatan yang dimiliki semua orang tidak sesibuk atau sepadat biasanya.

Termasuk ketiga anak manusia ini.

" Gus Varo sudah pulang, jadi kau tahu bukan, apa yang harus dilakukan selanjutnya? " ucap seorang gadis.

" Jangan ceroboh! kalau sampai rencana ini gagal, kau yang akan dapat akibatnya. mengerti! " ujar salah seorang pria berniat mengancam gadis didepannya ini.

Sementara sang empu yang diancam pun hanya mengangguk pasrah. tidak punya keberanian untuk membantah kedua manusia yang ada didepannya saat ini.

•••

Seorang gadis terlihat berjalan mengendap-endap seperti berniat untuk menjahili seseorang yang berada didepannya.

" GUS GHAZI! " ujar gadis itu dengan nada yang terdengar tinggi.

" Allahuakbar  "

" Gus Varo lucu sekali, " ucap seorang gadis sembari tertawa dan siapa lagi kalau bukan Xavia.

" Xavia, sifat jahil kamu tidak hilang juga, " balas Gus Varo menggeleng pelan.

" Kenapa? masalah? dari orok juga seperti ini, " jawab Xavia.

" Kamu ingin membuat saya jantungan? " sarkas Gus Varo.

" Tentu saja tidak Gus. tidak mungkin Xavia membuat calon suami sendiri penyakitan, " sela Xavia tidak terima.

" Lalu jika kamu mempunyai suami penyakitan tidak mau? " tanya Gus Varo.

" Gus, nauzubillahi min dzalik. hati-hati saat berbicara. jangan asal ceplos saja! " tegur Xavia.

" Jika misalnya suami Xavia nanti penyakitan, dengan senang hati aku akan merawat dia terus. tujuan menikah bukan hanya untuk dunia saja, tapi akhirat juga. aku tidak mau suami aku jadi rebutan bidadari surga nanti. tidak rela. big no, " sambung Xavia.

" Kamu cemburu? "

" Tentu, siapa yang tidak cemburu jika suaminya tampan, baik, murah hati, bijak, paham agama juga, " jawab Xavia.

" Terimakasih "

" Jangan terlalu percaya diri! Xavia tidak sedang memuji Gus Ghazi, " ujar Xavia melirik Gus Varo.

" Saya juga tidak bilang jika kamu sedang memuji saya, " sahut Gus Varo.

" Menyebalkan. anak siapa kamu? " ujar Xavia merasa kesal terhadap Gus Varo.

" Anak abi dan umi saya, " jawab Gus Varo spontan.

" Gus Ghazi dari tadi jawab terus. belum nikah saja menyebalkan apalagi jika sudah menikah nanti, " gerutu Xavia yang terdengar jelas oleh Gus Varo.

" Jika sudah menikah tentu saja berbeda, " balas Gus Varo.

" Beda bagaimana? " tanya Xavia heran.

" Lihat saja nanti. atau kamu ingin kita berdua ijab qobul sekarang? " ucap Gus Varo berniat menjahili Xavia.

" Jangan aneh-aneh Gus! "

" Tidak ada yang aneh. tapi tidak tahu jika sudah menikah nanti, " balas Gus Varo sedikit menampilkan senyumannya.

" Jadi sekarang sudah berani goda anak orang yang bukan halalnya, " ujar Xavia dengan kedua matanya yang menyelidik kearah Gus Varo.

" Kamu sendiri yang memancing saya. lagipula apa salahnya jika calon sendiri. lagi pula tidak sedang berada ditempat sepi, " jawab Gus Varo.

Guliran Tasbih Aldevaro [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang