•Bab°°11

9.7K 1K 4
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

.

"Abang satliaaa.."

Shakeel berlari menuju Satria yang baru datang di mansion Alankar, setelah tadi William menghubungi nya untuk datang kesini.

"Jangan berlari dek!" Peringat Rafi di hiraukan Shakeel, anak itu tetap berlari sampai..

Grep

"Hihi Shakeel kangen.."

Satria mengelus rambut Shakeel lembut, dia tersenyum menatap Shakeel yang juga menatapnya.

"Abang juga kangen"

Si kembar sudah masam melihat itu, ingin protes tapi ada Daddy nya. Satria kesini karena di minta Daddy mereka, jadi mereka tidak bisa mengusirnya begitu saja.

Shakeel menuntun tangan Satria untuk duduk di Sofa, bergabung dengan yang lain.

"Selamat Siang tuan, bang Rafka, Rafi, Rafa"

"Jangan panggil saya tuan, panggil om saja"

Satria mengangguk mengerti, dia menatap kedua saudara kembar yang menatapnya tajam.

Lalu menatap Shakeel yang tengah menatapnya lamat.

"Kenapa?"

Shakeel tersadar dan menggeleng, dia masih merasa semua ini mimpi.

Di beri kesempatan kedua untuk merubah semuanya, dan bertemu dengan orang-orang yang sempat meninggalkan nya.

"Shakeel senang belkumpul belsama kalian."

Mereka tersenyum mendengar itu, terkecuali satu orang..

"Tapi kenapa harus dengan dia?" Rafa berucap dengan matanya menatap Satria.

"Kalena dia juga Abang Shakeel.."

Mereka terdiam mendengar itu, sedangkan Rafa sudah menggelap..

"Abang mu hanya kita bertiga!" Setelah mengatakan itu Rafa bangkit dan pergi dari sana dengan emosi tertahan..

Shakeel menatap Rafa dengan perasaan bersalah, kakak nya itu pasti belum mengerti. Karena dia tidak tau fakta sebenarnya.

Dia bangkit dari duduknya dan hendak menyusul Rafa..

"Sudah dek, biarkan saja dulu. Nanti setelah dia tenang baru adek kasih penjelasan sama Kak Rafa ya" perkataan Rafka menghentikan langkahnya.

Dia berbalik menghampiri Rafi, dan mendudukkan dirinya di pangkuan kakak keduanya itu.

"Kak Lafa pasti malah.."

Rafi tersenyum tipis mendengar itu, dia memposisikan Shakeel menghadap dirinya.

"Kalaupun kak Rafa marah, dia tidak bisa marah lama-lama pada Shakeel. Shakeel tau kenapa?"

Shakeel menggeleng dengan menundukkan kepalanya.

"Karena Shakeel itu segalanya untuk kak Rafa, begitupun kami..jadi Shakeel tidak usah khawatir, cukup jelaskan pada kak Rafa nanti, mengerti."

Shakeel menatap Rafi dan mengangguk, dia memeluk kakak nya itu erat.

"Telimakasih kakak.."

"Tidak perlu.."

.

.

.

Ceklek

Shakeel membuka pintu kamar Rafa dengan sangat hati-hati, dia menyembulkan kepalanya mencari keberadaan Rafa.

"Kak Lafa kemana ya?"

Dia masuk dan berjalan menuju balkon, dapat Shakeel lihat kakak ketiga nya itu sedang memandang langit malam yang di hiasi banyak bintang.

"Kak Lafa.." panggil nya pelan.

Rafa tidak menjawab membuat Shakeel menghampiri nya dan diam disisi Rafa..

"Kak Lafa tau gak, kenapa bintang silius (Sirius) menjadi bintang yang paling Telang disana?" Shakeel bertanya dengan matanya memandang bintang di atas sana.

Rafa masih diam Membuat Shakeel tersenyum simpul..

"Kalena Bintang itu yang paling dekat dengan bumi, meskipun libuan bintang belada di sekitalnya. Dia tetap menjadi yang paling belsinal..."

Shakeel menoleh, menatap Rafa dengan senyuman manisnya..

"Begitupun kak Lafa, kak Lafi, dan bang Lafka.."

"tidak peduli belapa banyak olang yang Shakeel Anggap Abang, Kalian tetap menjadi yang utama untuk Shakeel.."

"Kalena kalian yang paling dekat dengan Shakeel, sedali Shakeel bayi hingga sekalang. Kalian yang selalu menjaga Shakeel dengan penuh kasih sayang.."

'Meskipun kalian bukan Kakak kandung Shakeel..'

Rafa menoleh pada adiknya, dilihatnya Sang adik yang sudah meneteskan airmata nya..

Grep

"Maaf..jangan menangis, maafkan kakak.."

"Jangan melasa posisi kakak akan telgantikan dengan siapapun.."

Rafa mengangguk masih memeluk Shakeel erat, dia melepas pelukannya dan menghapus air matanya kasar..

"Maafkan kakak ya, Kakak sudah meragukan kasih sayang Shakeel" Rafa menghapus air mata Shakeel lembut

Shakeel tersenyum dan mengangguk

"Wahh gila sih Shakeel sweet banget..kakak sampe nangis huaaaa"

Rafa dan Shakeel menoleh, menatap malas Rafi yang tengah menghapus air matanya kasar.

Lalu Shakeel tersenyum menatap William dan Rafka yang juga menatapnya berkaca-kaca..

Dia merentangkan tangan nya

"Mau peluk?"

Mereka langsung berhambur kepelukan kecil Shakeel..

"Shakeel sayang kalian.."

'shakeel ingin terus bersama mereka tuhan..'
.

.

.

.





~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

28Mei2023

Don't touch me ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang