🌼 42 🌼

1.3K 222 71
                                    

Target untuk bab ini naik sedikit ya, soalnya kan bentar lagi cerita ini mau tamat. Tapi tenang aja, targetnya nggak akan terlalu banyak kok naiknya.

Target bab ini 66+ komentar.

Seperti biasa, target terpenuhi, besok saya update lagi.

Segitu aja sedikit cuap2 dari saya. Selamat membaca dan jangan lupa untuk terus memberikan vote dan komennya.
                                                                  
🌼🌼🌼
                                                                  
Ruangan tersebut memang tidak terlalu luas. Namun beberapa perabotan yang ada di sana juga tidak bisa dibilang dibuat menggunakan bahan berkualitas murah. Sekali pandang saja orang-orang akan tahu jika ruangan yang terdapat beberapa lukisan yang tergantung di dinding tersebut pernah menjadi ruangan yang digunakan untuk melukis.

Adalah Rafif Ashari yang sedang berbaring telentang di atas kasur satu lapis dengan menggunakan kedua tangannya sebagai alas yang terus memandangi langit-langit ruangan.

Kebosanan sudah sejak beberapa hari lalu terus menggerogoti Rafif. Niatnya yang ingin juga begitu besar ia rasakan. Tapi apalah daya, di luar situasinya sedang tidak aman. Salah melangkah, Rafif sendiri bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya jika sampai ia tertangkap oleh pria yang pastinya sangat bernafsu untuk menghajarnya itu.

Hidup ini ternyata sungguh tidak adil!

Tak henti-hentinya Rafif Ashari mengeluhkan akan nasibnya yang sekarang tak ubahnya menjalani hidup seperti tuna wisma. Biasanya Rafif bisa bebas berkeliaran kemana-mana serta bisa menggauli para wanita yang menarik perhatiannya.

Sial

Kurang ajar

Rafif mengumpat dalam hati kala kembali mengingat mengapa dirinya bisa sampai seperti ini. Yang membuatnya lebih marah adalah, Rafif Ashari gagal untuk menikmati keperawanan dari gadis mungil yang sangat dicintai oleh pria yang sekarang sedang memburunya.

Niat Rafif untuk membalikkan keadaan sudah pasti tidak pernah hilang. Tapi, karena ultimatum dari Nessa yang dengan tegas memaksanya agar tidak keluar dari tempat ini agar tidak tertangkap, maka Rafif terpaksa menunda niatnya tersebut dan lebih memilih bersabar.

Pernah Rafif bertanya alasan kenapa Nessa begitu berani membantunya bersembunyi di tempat ini?

'Tempat teraman untuk bersembunyi adalah tempat dimana musuh tidak akan pernah menduganya'

Jawaban yang diberikan wanita itu membuat Rafif tersenyum sekaligus merasa kagum. Sungguh, keberanian Nessa dalam melakukan sesuatu ternyata tidak pernah berubah.

Hah... jika lebih lama lagi Rafif terkurung di tempat ini, maka Rafif yakin 'burungnya' yang selama ini gagah perkasa memasuki kewanitaan tiap wanita yang ditidurinya pasti akan lunglai dan akan sulit untuk dibuat berdiri. Apa lagi sejak terakhir ia berhubungan intim dengan Nessa, Rafif beluk pernah lagi memanjakan kejantanannya.

Alasan Nessa yang sibuk untuk membuat suaminya semakin curiga adalah merupakan alasan utama. Juga adanya putra mereka yang dijadikan alasan, maka Rafif tidak bisa mengatakan apa-apa saat Nessa hanya sesekali saja menemuinya di tempat ini.

Keheningan yang menyelimuti saat Rafif membayangkan perubahan nasibnya yang drastis hampir saja membuatnya tertidur. Jika saja tidak terdengar suara pintu yang terbuka, sudah pasti Rafif akan memilih menenggelamkan kesadarannya ke alam mimpi.

"Mau sampai kapan kau tidur-tiduran di situ?"

Sontak saja kala mengenal siapa si pemilik suara membuat Rafif langsung bangun. Dengan kedua kaki yang menjuntai di pinggiran tempat tidur, Rafif menatap lekat-lekat wanita yang berdiri dengan tangan kirinya berkacak di pinggang.

Milikku - [TAMAT]Where stories live. Discover now