Part 15

157 5 0
                                    

Hari ini adalah hari senin yaitu hari yang paling menyebalkan menurut beberapa murid begitupun salah satunya adalah rafasya.

Ia saat ini tengah berlari menyusuri jalanan untuk dapat memasuki gerbang sekolah tepat waktu dan untungnya semenit setelah ia memasuki gerbang, gerbang langsung ditutup oleh pak satpam karena bertepatan bel berbunyi.

Rafasya berjalan nenuju ke kelasnya hendak untuk menaruh tasnya lalu berlalu pergi ke lapangan untuk mengikuti upacara.

Setelah upacara bel pelajaran pertama pun berbunyi yang menandakan pembelajaran akan segera dimulai.

Jadwal pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia, Bu mia memasuki kelas lau memulai pembelajaran.

"Baik anak-anak ibu akan membuat kelompok yaitu masing-masing kelompok akan terdiri dari 6 orang ibu akan memilih acak"

"Bu kelompoknya gabungan cewek cowok?"

"Iya gabungan, setiap orang yang sudah mendapatkan kelompoknya tidak ada yang boleh protes ya"

"Baik bu"

Bu mia pun mulai menyebutkan nama anggota kelompok lalu sekretaris mulai mencatat nama anggota kelompok yang akan disebutkan.

"Untuk kelompok pertama anggotanya terdiri dari dafiq, deysa, julie, mashel, liam dan rafasya" Ucap bu mia lalu melanjutkan nama anggota kelompok selanjutnya.

Rafasya yang mendengarkan bahwa ia berada dikelompok pertama pun membulatkan matanya terkejut, apa-apaan ini kenapa ia harus sekelompok dengan liam.

Ia ingin protes namun mulutnya dibekap oleh tangan liam yang membuatnya tidak dapat berbicara.

"Diem, gua tau lo mau protes" Ucap liam lalu melepaskan tangannya dari mulut rafasya dan rafasya yang diperlakukan seperti itu hanya mendengus kesal.

Setelah membagikan nama anggota kelompok bu mia pun menjelaskan tema dan materi yang akan ditugaskan masing-masing kelompok lalu setelahnya ia keluar kelas karena harus pergi ke kelas 10 IPS 3 yang sedang mengadakan project.

Para anggota kelompok liam saat ini sedang berada di perpustakaan untuk mencari buku yang akan mereka pakai buat materi kelompok mereka.

"lo napa dah dari tadi senyum-senyum terus kayak orang gila" Tanya dafiq berbisik sambil menyenggol lengan kiri liam dengan pelan.

"Bu mia hari ini cantik banget anjir gak kuat gua" Balas liam pelan lalu kembali tersenyum saat mengingat wajah bu mia.

"Hah liam suka sama bu mia? Emang lo gak tau kalo bu mia udah tunangan" Ucap deysa dengan tiba-tiba yang tentu saja mengejutkan liam serta dafiq.

"Lo serius? Tau dari mana lo njir"  Balas dafiq setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Dari bu mia, dia sendiri yang bilang terus nunjukin wajah tunangannya dari hp. Tau gak sih ganteng banget anjir tunangannya bu mia dah mana TNI udara lagi" Ucap deysa lalu kembali mengingat wajah tunangan bu mia yang menurutnya sangatlah tipe idealnya.

"Gua tau kok ini menyakitkan buat lo tapi yang sabar ya itu namanya bukan jodoh" Ucap dafiq sambil mengelus pelan punggung liam.

"Gue pergi kesitu dulu ya mau nenangin diri dulu bentar nanti balik kesini lagi" Ucap liam sambil menunjukkan posisi pojok perpustakan lalu berlalu pergi meninggalkan anggota kelompok yang sedang melihatnya dengan sedih dan prihatin.

Liam sebenarnya juga tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.

Ia merasakan sakit saat mengetahui guru yang ia sukai telah memiliki tunangan namun rasa sakit itu hanya sebentar dan tidak sebesar saat ia melihat rafasya bersama biantara.
Tunggu apakah itu artinya ia menyukai rafasya?

Saat tengah sibuk dengan pemikirannya ia dikejutkan dengan rafasya yang tiba-tiba sudah duduk disampingnya dengan membawa 2 buku komik.

"Gua gak tau lo suka komik apa nggak, tapi dibaca aja jangan galau-galau in tuh guru lagian lo galau juga percuma gak ada gunanya" Ucap rafasya lalu menyerahkan salah satu komik yang ia bawa tadi.

"Makasih" Balas liam lalu menerima buku yang diberikan oleh rafasya.

Liam pun sibuk membaca komik yang diberikan oleh rafasya sampai ia melupakan tujuan awalnya ke perpustakaan ini dan teringat saat ia mendapatkan pesan oleh dafiq yang menyuruhnya untuk kembali ke kelas karena sudah mendapatkan buku materi.

Liam hendak mengajak rafasya untuk kembali ke kelas namun penampakan yang ia lihat adalah rafasya yang sedang tertidur diatas meja perpus dengan tumpuan tangannya sebagai bantalan.

Liam pun menidurkan kepalanya diatas meja lalu menumpuk kan tangannya untuk dijadikan bantalan setelahnya ia melihat wajah tenang rafasya yang sedang tertidur.

Ia tertegun melihat wajah rafasya yang menurutnya sangatlah cantik untuk ukuran laki-laki dengan wajah yang tidak memiliki sedikitpun goresan mata bambi yang tertutup dengan rapat lalu hidung yang mungil pipi yang sedikit tembam dan juga bibir merah mudanya yang berbentuk plum.

Saat tengah sibuk menatap wajah rafasya ia dikejutkan dengan rafasya yang tiba-tiba membuka matanya lalu menatap wajah liam dengan mengerjapkan matanya pelan.

"Ayo ke kelas, anak-anak udah pada balik" Ucap liam lalu setelahnya ia berdiri dan mengulurkan lengannya untuk membantu rafasya bangun.

Dengan terpaksa rafasya menerima uluran lengan itu lalu setelahnya mengikuti liam dari belakang untuk kembali ke kelasnya dan berniat akan melanjutkan tidurnya kembali di kelas.

——— ••• ———

TBC~
Don't forget to vote and comment
I hope you guys like it haha

••• San •••

Do i love him?Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon