prolog

1.2K 55 3
                                    

.
.
.
.
.

Di sebuah rumah sakit tepatnya di kota Bandung, sepasang suami istri itu sedang dilanda panik tatkala sang putra yang barusan dilahirkan tak henti-hentinya untuk terus menangis karena ASI dari sang ibu tidak mau keluar sedari kemarin.

Sementara bayi kecil itu sudah seharusnya diberikan ASI pertama. Segala cara telah dilakukan oleh mereka. sekalinya ASI keluar, itu pun hanya sedikit. Bisa dibilang tidak sederas ASI pada umumnya.

Karena tak mendapatkan apa yang diinginkan, suara tangis bayi kecil itu terdengar hingga luar ruangan. Hingga tak sengaja terdengar oleh sepasang suami istri yang baru saja membawa pulang sang anak yang masih berumur satu tahun itu sehabis dari pemeriksaan.

" Itu kenapa ya sayang? Suara tangisnya kencang sekali, " tanya wanita itu sembari menatap dalam pintu bercat putih di dekatnya.

" Mas juga tidak tahu humairah, mungkin bayinya lapar. "

" Kasihan ya mas, mana menangisnya sampai meraung-raung seperti itu. Aku tidak tega jadinya, " ucap sang istri dengan nada yang teramat sedih.

Tiba-tiba saja sebuah kecupan secara tiba-tiba mendarat di kening sang istri.

" Kamu jangan khawatir! Pasti di dalam ada ibu nya juga bukan, " jawab sang suami menenangkan istrinya.

" Iya, tapi naluri aku sebagai seorang ibu juga tidak tega mas. Orang lain kalau dengar pasti perasaaan mereka sama seperti aku. "

" Iya mas juga mengerti sayang, tapi kita juga tidak bisa mencampuri urusan mereka begitu saja bukan? Lebih baik kita segera pulang ya. kasihan anak Abi ini dari tadi cuma mengkedip-kedipkan matanya melihat kita. Iya bukan nak? " ujar sang suami sembari menatap manis putri tercinta mereka.

" Ma syaa Allah anak umi lucu sekali sih hm, pipinya kaya bakpao, " ujar wanita tersebut terkekeh kecil.

" Iya sayang, mau pulang ya? Sini gendong sama abi saja ya, " ujar pria itu menyahuti ocehan-ocehan kecil sang bayi masih belum jelas.

Sesaat sebelum melakukan kegiatannya, pintu ruangan didekat mereka seketika terbuka oleh seorang berjubah putih siapa lagi jika bukan dokter.

Dokter itu pun terkejut, ia berpikir untuk apa mereka hanya berdiri didepan ruangan ini? Pikirnya, mereka berniat untuk menjenguk atau apa?

" Permisi, apa yang bisa saya bantu? " tanyanya.

" Ah tidak dok, hanya saja kita berdua tadi tidak sengaja mendengar suara tangisan bayi dari ruangan ini. Oleh karena itu saya disini, " jawab pria tersebut.

" Bayi didalam menangis karena ASI dari sang ibu tidak keluar sedari kemarin Bu. Sementara itu bayi kecil itu sudah seharusnya mendapatkan ASI pertamanya. Kebetulan stok ASI di rumah sakit ini sedang kosong, " jelas dokter perempuan itu kepada sepasang suami istri didepannya.

" Begitu ya, boleh saya menjenguk ke dalam? Siapa tahu bisa membantu. Boleh bukan mas? " tanya sang istri meminta izin kepada pria disampingnya.

" Boleh sayang, " jawab sang suami dengan nada yang penuh cinta.

" Baiklah, silahkan langsung saja masuk! " ucap dokter mempersilahkan.

" Terima kasih dokter. "

Sepeninggalan dokter tersebut, sepasang suami istri itu akhirnya memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju ruangan yang terdengar suara tangisan bayi tersebut.

" Assalamualaikum. "

" Waalaikumussalam, " jawab kedua orang tua dari bayi itu.

" Maaf apa ada yang bisa saya bantu? " tanya pria itu terheran-heran akan kedatangan dua orang asing di hadapan mereka.

A' AlberWhere stories live. Discover now