SIX - PERTAMA KALINYA

19 2 0
                                    

                                               "Berharap nya bukan sekali, tapi berkali-kali."

                                                   

                                                  *************


   Pagi yang cerah ini membuat mood Nayya seakan naik begitu saja. Ditambah lagi dengan Bang Reo yang akan mengantarkannya ke sekolah.

Saat ini jam masih menunjukkan pukul 6 lewat 15 menit. Kurang lebih tinggal 45 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

Untungnya, Nayya sudah sarapan dan sekarang sedang mengikat tali sepatunya. Bang Reo tengah menunggu diatas motor sembari melihat pergerakan Nayya.

"Kamu tau kan cara ikat tali sepatu?" Tanya Reo pada sang adik.

"Tau lah. Bang Reo kira Ayya masih kecil." Gerutu Nayya.

"Kan abang nanya doang." Jawab Reo dengan pekikan kecil. Nayya hanya mendengus kesal.

Setelah urusan dengan tali sepatu selesai, segera Nayya menghampiri Reo dan mulai menaiki motornya. Tak lupa juga ia memakai helm demi keselamatan saat perjalanan menuju sekolah.

"Ayo jalan bang, keburu telat."

"Siap tuan putri."

Nayya menikmati angin yang berhembus sopan di permukaan wajahnya. Ia tersenyum senang saat ini. Diantar sekolah oleh abangnya itu adalah hal yang baru pertama kali ia alami. Mengingat ia dan Reo yang sudah lama terpisah.

Tepat saat sampai di depan gerbang sekolah, Nayya turun dari motor dan memberikan helm tersebut. Ia merapikan sedikit rambutnya. Reo tersenyum melihat itu.

"Belajar yang rajin dek. Jangan bolos pelajaran loh."

"Iya bang, cerewet banget deh."

"Kan buat kebaikan kamu juga Ayya. Buat masa depan kamu."

"Iya deh iya. Yaudah Ayya masuk dulu ya bang." Ucap Nayya sembari menyalimi tangan Reo.

"Iya. Semangat belajarnya."

Nayya hanya mengacungkan jempolnya dan berjalan pelan memasuki sekolah yang mulai ramai.

Setelah Nayya masuk, Reo menancap gas motornya dan pergi dari pekarangan sekolah.


                                              ************


Setelah jam menunjukkan pukul 9 pagi, terdengar bel istirahat yang menggema di seluruh penjuru sekolah. Membuat sekitar yang awalnya sepi itu menjadi sangat ramai.

Raja dan ketiga temannya mulai memasuki area kantin. Hal yang paling malas bagi Raja karena harus mendengar sapaan genit dari para siswi yang mengaguminya. Tentu saja hal itu sangat mengganggu.

"Raja ganteng banget deh..."

"Jadi pacarku aja yuk Raja..."

"Siapa ya kira-kira yang jadi pacarnya?"

"Raja... aku padamu..."

"Sumpah... Raja gantengnya kelewatan."

Kira-kira seperti itulah kata-kata pujian yang terdengar dari kedua telinganya. Dan Raja hanya memasang wajah datar dan tak ada satupun yang ia tanggapi. Begitu malas baginya untuk meladeni mereka. Buang-buang waktu saja.

RAJANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang