Chapter 10 | Parenting

1.8K 258 53
                                    

Sudah lima kali Doyoung kesana-kemari entah melakukan apa, tapi ia selalu menemukan Jeongwoo dalam posisi yang sama. Duduk dengan pandangan fokus pada ponsel dan headset yang tersumpal di kedua telinga nya. Karena penasaran, Doyoung kini mengambil tempat di sofa dengan membawa serta sang putra dalam gendongannya.

"Lagi apa sih?" Tanya Doyoung sembari membenarkan posisi duduk Niel. Akhir-akhir ini, bayi ini lebih suka didudukan begini.

Jeongwoo segera melepas pandangannya dari ponsel lalu tersenyum seperti baliho caleg.

"Tadi kan guru privatnya nyuruh kita lihat banyak referensi video parenting. Gue nemu nih channel yang bagus banget buat Niel." Jeongwoo turut menunjukkan temuannya yang menurutnya lumayan brilian. Tidak sia-sia ia menyelam berjam-jam di media sosial.

Doyoung yang penasaran lantas melihat hasil temuan Jeongwoo. Tapi beberapa saat kemudian ekspresinya berubah, Doyoung mengerutkan keningnya sembari membaca judul video yang sedang Jeongwoo tonton.

"Naik rollercoaster bersama bayi untuk melatih adrenalin sejak dini"

"Membawa bayi berenang di sungai untuk melatih insting bertahan hid——"

"HEH!"

"LO MAU BUNUH ANAK GUE?"

"Ya enggak lah, lihat nih komennya." Jeongwoo menyerahkan lagi ponselnya kepada Doyoung untuk melihat testimoni dari orang-orang.

"Bagus sekali model parenting seperti ini, pasti ikut gaya barat ya."

"Wah, mengedukasi sekali."

"Pantesan bayi saya belum bisa tidur sendiri, ternyata belum saya ajak uji nyali di kuburan. Saya bakal praktekkan nanti. Terimakasih edukasinya."

Dunia ini sedang kenapa sebenarnya? Doyoung pusing sendiri, tak tahu lagi harus memukul Jeongwoo di bagian mana lagi.

"Gimana bagus kan? Ntar kita ajak Niel naik rollercoaster gimana?" Tanya Jeongwoo dengan antusias seakan tak melihat buruknya ekspresi Doyoung saat ini.

"Boleh, tapi Lo babak belur dulu mau?" Kali ini Doyoung menampilkan senyuman yang mengerikan membuat Jeongwoo merinding seketika.

"Oke-oke, tapi kalo Lo, mau nggak?"

"Maksudnya?"

Doyoung mengerutkan keningnya, tapi Jeongwoo justru mendekat.

"Mau nggak naik rollercoaster sama Gue, berdua aja?"

"Hah?"

***

Hari ini adalah jadwal dimana takoyaki kesayangan Jeongwoo harus diimunisasi. Buntalan hidup itu sudah rapi dengan pakaian lucu dan sepatu yang tak kalah lucu. Iyalah mahal.

Doyoung tak menyangka pakaian kecil-kecil seperti ini harganya jauh lebih mahal dari pakaiannya.

"Pulangnya Gue jemput ya?"

"Gue nggak usah. Kerja aja sana. Kebutuhan kita banyak. Jangan nyari alesan buat kabur dari kantor." Ucap Doyoung mewanti. Masih pagi, Doyoung harus datang ke rumah sakit agar tak banyak antrian. Kebetulan Jeongwoo juga berangkat agak telat untuk mengantarkan Doyoung dan Niel sampai ke rumah sakit.

Karena niatnya ketahuan, Jeongwoo mendengus kesal.

"Lo nggak bisa lihat Gue santai dikit gitu? Kalo stres gimana nanti?" Ucap Jeongwoo sedikit mendramatisir.

"Ya Gue cari yang baru lah. Males banget ngurusin orang stres. Niel butuh bapak yang lebih kaya soalnya." Doyoung tersenyum kemenangan membuat Jeongwoo lagi-lagi mendengus kesal.

CONFLATE || JEONGBBY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang