❝ KAU BENAR-BENAR TIDAK TAHU CARANYA MENYERAH YA? ❞
⠂⠂⠂
ENTAH SUDAH BERAPA KALI SANG PUJAAN HATINYA INI MENOLAKNYA. Puluhan? Mungkin ratusan kali ia terus menolak (Name)dan gadis itu pun tak bosan-bosannya untuk terus mengajukan diri sebagai kekasihnya. Katakan saja bahwa (Name) tak tahu malu, ia begini hanya kepada orang yang ia suka.
Satu sekolah pun tahu bahwa (Name) benar-benar tergila-gila pada Itoshi sulung ini. Tiada hari tanpa mendekati dan mengajukan diri sebagai kekasihnya, pun dengan tolakan yang selalu diterima oleh gadis tersebut. Tak masalah. (Name) sudah terbiasa.
Hari ini (Name) bangun lebih awal dari biasanya. Biasanya ia akan bangun beberapa menit sebelum masuk ke sekolah. Hey, itu bukan kemauannya bangun jam segitu. Itu karena alarm sialan yang tidak membangunkannya— atau ia yang terlalu tuli untuk mendengar alarm yang terus menerus berdering memekakkan telinga satu rumah.
Ia sangat bersemangat untuk memberikan bekal untuk gebetannya. Dengan langkah yang bersemangat, kakinya ditujukan pada sebuah kelas yang tak jauh dari kelas miliknya. Ia mengintip sedikit dari balik jendela sebelum maniknya menatap seorang lelaki bersurai merah sedang menelungkupkan wajahnya bosan di atas meja.
Sebuah senyuman lebar terukir pada wajah (Name). Pintu terbuka lebar dengan presensi seorang gadis yang membawa sebuah kotak makan di tangannya. Lelaki bermarga Itoshi tersebut sontak mengangkat kepalanya dan mengalihkan pandangannya kepada (Name).
Kursi kosong di sebelahnya tersebut tertarik dan diduduki oleh (Name) dengan kotak makan yang senantiasa berada di atas tangannya. Senyuman lebar masih terukir pada wajahnya, "Selamat pagi, Sae!"
Sae melirik sejenak ke arah (Name) sebelum berdehem dan kembali menelungkupkan wajahnya pada lengannya yang terlipat di atas meja. Ia sama sekali tak berminat untuk membalas sapaan dari sang gadis.
Sementara itu (Name) memasang wajah cemberut. Ia menaruh kotak makan yang ia buat pada laci meja Itoshi sulung tersebut. Kemudian ia segera keluar tanpa mengatakan sepatah dua patah kata pada Sae.
Sae mendongakkan kepalanya sejenak dan melirik ke dalam laci mejanya yang terdapat kotak makan. Kotak makan tersebut diraih dan dibawa ke atas mejanya. Tarikan kecil pada ujung bibirnya menjadi bukti bahwa ia cukup senang dengan apa yang diberikan oleh (Name).
Tanpa diketahui oleh (Name) bahwa seorang Itoshi Sae tersenyum kecil pada kotak makan yang diberikannya. (Name) sebenarnya cukup jenuh dengan sikap Sae yang tak bosan-bosannya bersiap dingin dan menolaknya. Tinggal mengiyakan permintaannya apa susahnya?
YOU ARE READING
𝐀𝐃𝐃𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍,BLUE LOCK
Fanfiction❪㑭。𝚅𝙰𝚁𝙸𝙾𝚄𝚂! 𝙱𝙻𝚄𝙴 𝙻𝙾𝙲𝙺 𝚇 𝙵𝙴𝙼! 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙴𝚁 ❫ ❝ 𝖸𝗈𝗎 𝗁𝖺𝗏𝖾 𝗆𝖾. 𝖴𝗇𝗍𝗂𝗅 𝖾𝗏𝖾𝗋𝗒 𝗅𝖺𝗌𝗍 𝗌𝗍𝖺𝗋 𝗂𝗇 𝗍𝗁𝖾 𝗀𝖺𝗅𝖺𝗑𝗒 𝖽𝗂𝖾𝗌. 𝖸𝗈𝗎 𝗁𝖺𝗏𝖾 𝗆𝖾 ❜❜ ▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄ 𝓢𝗍𝖺𝗍𝗎𝗌, 𝗢𝗡 𝗚𝗢𝗜�...