Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
gas gas! *
Roseanne hela nafas, berusaha tenang— karena untuk kesekian kalinya di tolak Jennie. Ngerasa kalau dia belum berhasil yakinin Jennie, it's oke; gapapa, fikirnya. Roseanne masih ngatur nafas, baru bangun dan rasain sedikit sakit di hatinya. Udah berapa kali ya di tolak Jennie? Kerasa disini hanya dia yang berjuang— sedangkan Jennie enggak.
Roseanne ambil segelas air putih yang ada di nakasnya, basahi tenggorokan yang kering karena kebanyakan rokok dari semalam. Sejak dua hari lalu pulang dari apartment Jennie, Roseanne milih buat hidup di apartment sendiri. Panggilan telfon dari management ataupun rekanan band— gak di angkat, Roseanne abaikan.
Roseanne sugarin rambut blondenya sekilas, hirup nafas— buang perlahan dari mulutnya. Roseanne lakuin berulang, dan saat dilakukan untuk ke tiga kalinya; panggilan telfon dari Mommy muncul di layar ponsel. Lirik sekilas, no! Lirik berkali-kali— agaknya sang Mommy belum selesai untuk ganggu sesi healing pasca bangun tidurnya.
"Ya, Mom." suara serak Roseanne mengisi panggilan itu pertama kali.
Di sebrang sana— Mommy sedang nanyain kenapa Roseanne menghilang sejak pulang dari New York; tanpa kabar. Roseanne cuma perlu jelasin apa yang sekarang dia lakuin; perihal Jennie, belum saatnya diceritakan. Mommy bilang kalau dia akan bertolak ke Seoul malam ini— waktu New York, Roseanne cuma balas dengan agukan kepala yang pasti gak di lihat oleh Mommy-nya.
