27. Majikan Berhati Mulia

189 7 1
                                    

Sinar mentari masuk melalui sela-sela tirai ketika Issac masih memeluk tubuh istrinya. Tak terjadi apa-apa setelah isak tangis keduanya berhenti. Issac yang masih tak bisa melepaskan Zion. Lalu Freya yang tak henti-hentinya memohon. Namun kali ini bukan siksaan seperti biasanya. Hanya pelukan hangat di malam hari sebagai sepasang suami istri.

"Bisakah kau melepaskanku sekarang?" tanya Freya ragu.

"Kalau begitu bisakah kau tidak memintaku untuk tidak menghancurkan Zion?" Issac balik bertanya.

"Itu ..." Freya ragu mengutarakan jawabannya. Berulang kali dia melihat pria di hadapannya ini mengamuk. Jika sampai dirinya salah lagi dalam memberikan jawaban, entah apa yang akan terjadi.

"Suatu saat kau akan tahu alasannya," kata Issac lalu melepaskan pelukannya terhadap sang istri. Pria itu bangkit dari pembaringan. Lalu berjalan masuk ke dalam kamar kecil.

Kini Freya bisa bernapas dengan sangat lega. Semalaman dalam dekapan pria kejam yang selalu tanpa ampun itu membuatnya terasa sedikit sesak. Namun entah bagaimana ada perasaan hangat menyelimutinya dari dinginnya malam.

Wanita itu membuka sedikit selimut yang menutupi tubuhnya. Dia tak mengenakan apa pun di tubuhnya. Kini dia kebingungan mencari cara untuk menutupi tubuhnya dan segera keluar dari kamar Issac. Di tatapnya potongan baju di lantai. Semalam wanita itu dalam amukan sang suami. Lalu sekarang dia tak mengenakan apa pun.

Sesaat kemudian Issac keluar dari kamar kecil itu. Dia tertawa melihat wanitanya kesulitan menutupi tubuh polosnya itu. Freya pun tak bisaembalas Issac. Dia hanya bisa menunduk malu. Sementara sang suami yang masih sama, bertelanjang dada. Pria itu berjalan perlahan ke arah sebuah telepon dinding yang letaknya di pojok.

"Bawakan baju ganti untuk istriku ke kamarku. Dia malu karena tak mengenakan apa pun," ucapnya di telepon sambil susah payah menahan tawa meski akhirnya pecah juga di akhir kalimat.

"Apakah ini hal yang lucu untukmu?" tanya Freya kesal.

"Tentu saja tidak," jawab Issac tertawa lepas. "Aku bahkan sudah berulang kali melihatnya. Tapi kau masih terlihat malu dan sangat menggemaskan."

"Ini bukan bahan lelucon," kata Freya ketus.

"Tapi terkadang selain membuatku sangat menginginkannya kau juga menjadi sangat menggemaskan ketika sedang malu," ujar Issac.

Freya terdiam sesaat untuk mengambil tenaga. Dia berusaha mengumpulkan keberanian. Sulit untuknya mengatakannya. Karena imbas dari apa yang ia katakan mungkin saja hal yang lebih buruk dari kehancuran Zion.

"Jika ini tentang Zion lagi maka sebaiknya kau diam saja," kata Issac dengan wajah serius.

"Apa pun yang pernah terjadi, setiknya kau harus melepaskan mereka. Anggap saja ini adalah satu kesempatan untuk mereka," kata Freya.

Issac menatap wajah Freya. Wanita itu berkata seolah dia telah mengingat segalanya. "Apa saja yang kau ingat?" tanya Issac.

"Yang aku ingat adalah semua kebaikan mereka sebelum berkhianat," ujar Freya.

"Setelah itu, apa lagi?" tanya Issac serius.

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Tapi untuk menceritakan kebaikan mereka, aku akan mulai dari seorang ayah yang merawat anak buangan sepertiku. Dia memberiku baju dan makanan," kata Freya.

"Sebelum kau di temukan mereka. Apakah kau mengingatnya?" tanya Issac menunggu.

"Aku tidak ingat apa pun mungkin karena aku masih sangat kecil. Tapi tetap saja kau harus memberi mereka kesempatan," kata Freya.

"Tidak akan pernah ada yang namanya kesempatan untuk mereka," kata Issac lugas.

"Kenapa harus begitu?" tanya Freya dengan ekspresi polos.

"Kau akan tahu jawabannya setelah kau mengingat semua yang sudah kau lupakan," kata Issac dengan raut wajah tidak senang. Pria itu kemudian berjalan keluar dari kamarnya menunggalkan Freya dengan beribu tanya tanpa jawaban.

***

Freya masih terlihat kebingungan pagi ini. Tentang alasan Issac tak bersedia melepaskan Zion. Bahkan ketika siang dan tiba saatnya untuk makan siang pun, Freya menjadi tidak bersemangat karena masih penasaran dengan alasan Issac.

"Nyonya, tuan Issac menelepon dan akan makan siang bersama siang ini. Apakah Nyonya ingin membuatkan sesuatu untuknya?" tanya Clara.

Freya menatap Clara bingung. Apa yang wanita itu katakan? Untuk apa dia bersusah payah menyenangkan hari pria kejam itu? Jelas dia amat sangat tidak menyukainya.

"Jika kau menginginkan sesuatu maka sebaiknya kau berjuang untuk mendapatkan hatinya. Setelahnya dia tidak akan menolak semua permintaanmu," kata Clara menjelaskan sambil tersenyum antusias.

"Haruskah aku melakukannya?" tanya Freya ragu mengingat bagaimana Issac memperlakukannya. Baginya sangat sulit menyentuh hatinya tanpa menggunakan tubuhnya.

"Sepertinya harus di coba. Tuan tak pernah mendapatkan hal seperti itu," ujar Clara.

"Tidak tidak membutuhkanya. Itulah sebabnya dia tidak pernah mendapatkannya," ujar Freya. "Tapi aku akan mencobanya demi Zion."

Freya bangkit dari tempat duduknya lalu berbalik. Namun langkahnya terhenti oleh Clara yang memegang pergelangan tangannya. Dia berbalik dan menatap wanita itu penuh tanya. Raut wajah sedih tergambar jelas disana. Freya ingin mencobanya tapi Clara justru bersedih.

"Apakah kau begitu mencintai pria itu?" tanya Clara.

Freya terdiam. Dia tak bisa mengatakan apa pun. Karena sebenarnya Freya mulai meragukan cintanya terhadap Lucas. Freya ingin melakukan segalanya untuk menyelamatkan orang-orang tidak berdosa yang ada di dalamnya.

"Tuan mulai membuka hatinya untukmu. Terbukti dari kejadian Hans. Dia melakukannya karena dirimu. Tapi untuk harga yang kau harus bayar itu murni karena amarahnya yang ada karena kejadian mengerikan itu," ujar Clara.

"Jika aku tidak membayarnya maka Hans akan hancur. Apakah itu yang sebut dengan kebaikan hati seorang Constantin?" tanya Freya.

"Tuan tidak pernah melepaskan buruannya meski dengan bayaran apa pun. Dia tetap akan menghancurkan apa yang ingin dia hancurkan. Kau satu-satunya yang bisa mencegah itu terjadi," ucap Clara. "Tapi untuk masalah Zion, kau tidak akan pernah bisa."

"Kenapa?" tanya Freya.

"Kau harus mengingat semua hal dalam hidupmu. Freya Arthur adalah satu-satunya yang bisa mengingat apa pun di dalam hidupnya. Itulah sebabnya kau harus berusaha mengingat. Untuk tahu alasan tuan ingin sekali menghancurkan Zion," kata Clara.

"Kenapa begitu?" tanya Freya.

"Karena kau ada di dalam alasan kenapa Zion harus hancur. Kau dan tuan memiliki trauma yang sama. Tapi kau memilih untuk melupakan apa yang terjadi dan menjalani kehidupan tanpa beban masa lalu. Kau sendiri yang harus mencari jawabannya," ucap Clara.

Freya terpaku di tempatnya. Dia harus mengingat tapi ketika harus mencoba mengingat, kepalanya akan terasa sangat sakit. Ingatan yang tajam itu tak bisa ia pergunakan untuk mengingat segala hal di masa lalu nya.

"Setelah mengetahuinya, aku yakin kau akan berhenti memihak Zion. Jangan hanya karena Lucas kau melakukan hal buruk dengan menyerahkan diri pada tuan hanya untuk di siksa. Lucaz sudah sangat kejam terhadapmu. Kau harus melepaskan dia dari hati dan pikiranmu," kata Clara.

"Aku hanya tidak ingin mereka yang tidak bersalah menjadi korban. Para karyawan Zion yang tak mengerti apa-apa akan kehilangan pekerjaan," kata Freya.

"Jika hanya seperti itu mungkin tuan akan mengabulkannya. Tapi tidak menutup kemungkinan mereka yang kau pikirkan tidak akan membalas tuan. Karena mereka sangat setia pada Zion. Entah apa yang Zion lakukan untuk itu semua," ujar Clara.

"Aku akan mencobanya. Setidaknya harus di coba meski hasilnya nanti sedikit mengecewakan," kata Freya.

Clara tersenyum. Dia tak pernah menyangka akan mendapatkan majikan yang memiliki hati mulia. Freya yang mulia.

***

Prisoner Of ConstantineWhere stories live. Discover now