Ara dikejar anjing

22 5 0
                                    

     Aku melangkah gontai memasuki rumah sepulang sekolah, "ara pulang bundaaaa...", ucapku lantas memberi salam sambil menyelonong masuk begitu saja kearah ruang tengah dan kini perhatianku tertuju kearah sebuah kursi sofa empuk yang dengan segenap bujuk rayunya membuatku langsung bergerak merebahkan diri disana karena saking lelahnya.

"bundaa???" panggilku lagi beberapa menit kemudian setelah merasakan bahwa sepertinya tak ada tanda tanda bunda berada di rumah ini. Tak lama kemudian tampak bunda melangkah masuk dari arah ruang tamu.
"hm?, kakak sudah pulang?", tanya bunda kemudian.
"bunda darimana?", tanyaku dan langsung beranjak menuju kearahnya untuk menyalimi perempuan tersebut.

"baru sampe rumah tadi jam sebelas, bunda barusaja dari rumah tetangga sebelah, ngobrol agak lama tadi, maaf... kakak nungguin ya?", jawab bunda panjang kali lebar seperti biasa menjelaskan tanpa kusuruh.
"tetangga sebelah?, ikal??", tanyaku rada bingung.

"bukan, tetangga baru kita ini loh", jawab bunda lagi sambil menyusul duduk disampingku yang masih memakai seragam sekolah lengkap.
Aku pun menanggalkan kaus kaki panjang ku dan menoleh kearahnya, "tetangga baru?, hari ini datangnya?",

"iya... namanya bu Karina, seru banget tadi bunda ngobrol masalah kuliner dan masakan",

Aku hanya mangut mangut saja mendengarnya,
hmm... sepertinya Bu Karina ini sangat pandai memasak sama seperti bundaku sehingga obrolan mereka langsung menjadi nyambung.

"anu, ternyata anaknya juga satu sekolah sama kakak loh...", ucap bunda lagi. Aku langsung terdiam karena dibenakku yang terpikirkan adalah bagaimana jika anak pindahan itu adalah tukang pembuat masalah seperti vina,
OH NOOO!, kumohon tuhan semoga bukan diaa!,

Otakku pun langsung berpikir dengan keras mengingat apakah aku ada tahu tentang siapa nama ibu vina atau mungkin kemungkinan terburukku adalah bagaimana masa depanku nanti setelah bertetangga dengan musuh bebuyutan ku itu. Terlintas cepat di otakku untuk membangun tembok benteng saja jika itu benar benar terjadi.
"siapa namanya bunda??", tanyaku cepat to the point.

"mm nah itu, barusaja bunda lupa, hehe",

"laki laki apa perempuan bunda??",

"laki laki kok", jawab bunda langsung membuatku bernafas tenang.

Haahh... thank you very much God...

    Aku pun selesai dengan urusan kedua kaus kakiku dan melangkah menuju kearah kamarku dilantai atas. Rumah kami sangat minimalis namun posisi kamarku yang berada dilantai kedua sangat strategis sekali karena jauh dari jangkauan ayah bunda dan tentusaja jendela kamar rumahku dan rumah haikal berseberangan dari sini.

"ayah mana bunda?", tanyaku lagi sambil menaiki anak anak tangga.
Bunda yang sepertinya baru merasakan lelahnya tampak masih bersandaran santai sambil menaikkan kedua kakinya berselanjar diatas sofa, "ayahmu?, hmm... istirahat di kamar mungkin", jawab perempuan itu dan selanjutnya aku hanya ber-oh ria saja lantas kembali menaiki anak tangga.

........

"kakak, bunda minta tolong belikan ayah lem di warung ya, lem nya habis dan ayahmu sudah bingung itu nyarinya", ucap bunda begitu aku selesai dengan makan siangku kali ini.
Aku yang sedang asyik mencuci sebuah piring kotor bekas makan siangku barusan pun menoleh, "buat nge-lem apa bunda?",

"mozaik kulit kerang ayah, tadi ayah tidak sengaja menjatuhkannya", jawab bunda sambil meninggalkan beberapa lembar uang keatas meja.
"bunda mau istirahat, nanti lem nya kasihkan langsung ke ayah ya", ucap perempuan itu lagi sebelum pergi meninggalkanku menuju kearah kamar.

Aku mengangguk bersamaan dengan bilasan terakhir piring dan sendok makan ku. Setelah membereskannya, aku mengeringkan tangan ku dan pergi ke warung sesuai pesan bunda.
Warung yang kumaksud sebelumnya pun tidak jauh jauh amat dari rumahku. Hanya sekitar 380 meter dan tidak kurang dari 15 menit kemudian aku sudah berada dalam perjalanan pulang.

You're My GhostDonde viven las historias. Descúbrelo ahora