Awal yang berakhir

240 29 0
                                    

Hari ini Mark berkunjung ke rumah orang tua Donghyuck di Jeju untuk menghadiri acara pertunangan antara Johnny dan Doyoung. Acaranya tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dari kedua pihak.

"Selamat hyung, semoga lancar sampai hari-H" Ucap Mark sambil memeluk Johnny dan Doyoung bergantian. Hal yang sama juga dilakukan oleh Donghyuck.

"Terimakasih, kalian kapan nyusul?" Gurau Johnny membuat keduanya salah tingkah.

"Kalian awet juga ya" Kini Doyoung yang berbicara.

Jujur baik Johnny atau pun Doyoung tak menyangka keduanya bisa cocok dan langgeng sampai saat ini.

"Kita masih muda, masih punya banyak hal yang mau kita capai dulu, hyung" Jawab Donghyuck santai lalu menyesap sampanye yang ia ambil tadi.

"Iya, tapi kalian udah pacaran 7 tahun, mau sampe berapa lama pacaran terus?" Sanggah Doyoung.

"Emang apa masalahnya?" Donghyuck balik bertanya "Lagian kita baru 24 dan 25. Ga kaya kalian, tua"

"Sialan"

Terjadilah pertengkaran Dongdong bersaudara, membuat Mark mau tidak mau berusaha menengahi, sementara Johnny memilih menonton karena sudah terbiasa.

'Nanti juga akur lagi, nempel lagi kaya perangko' -Johnny




"Jaga hubungan kalian baik-baik, jangan sampai putus atau pun ketahuan publik" Nasihat Johnny pada Mark, "kecuali kalo kalian emang sepakat buat go public"

Keduanya sedang duduk santai di backyard, sementara pasangan mereka sibuk di dapur menyiapkan makan malam.

"Kita pernah omongin ini sih, cuman Donghyuck belum mau katanya" Timpal Mark, ada sedikit sendu dibalik senyum tipisnya. Dan Johnny sadar itu. Maka ia hanya bisa menepuk pelan pundak adik sepupunya, menyuruh pemilik pundak untuk tetap kuat.

Johnny salut dengan hubungan Mark dan Donghyuck, Keduanya bisa mengatasi semua masalah dengan baik, terkadang mereka terkesan lebih dewasa dibanding Johnny dan Doyoung yang telah menjalin hubungan lebih lama. Membuat mereka sesekali mengambil pelajaran dari keduanya.

Enam bulan setelahnya, pernikahan Johnny dan Doyoung pun digelar.
Kalau kalian mengira Mark dan Donghyuck bisa bebas berinteraksi, maka kalian salah besar.

Label Mark sebagai idol masih menempel meskipun ia datang sebagai sepupu dari Johnny, begitu pun Donghyuck. Karena acara ini dihadiri oleh banyak orang dari dunia hiburan.

Doyoung adalah aktor yang mengawali karirnya dari teater musikal sebelum membintangi banyak drama. Sementara Johnny bekerja sebagai manager Donghyuck, ia juga memiliki bisnis fashion dengan labelnya sendiri.

Acara selesai, Mark dan Donghyuck akhirnya memiliki ruang. Ada hal yang sering mereka lakukan akhir-akhir ini, yaitu deeptalk. Keduanya gemar berpikir dan melihat dunia secara abstrak namun mendalam.

"Kalau selatan sama utara perang, kamu mau ikut perang atau balik ke Kanada?"

Mark terkekeh saat mendengar pertanyaan nyeleneh dari Donghyuck, "Bergantung, aku udah jadi suami kamu atau belum?"

"Dih, apa hubungannya coba?" tanya Donghyuck sewot sambil menjauhkan kepalanya untuk menatap wajah kekasihnya.

Sebelum menjawab, tangan Mark kembali menarik kepala Donghyuck untuk bersandar di pundaknya lagi, "Kalo aku udah jadi suami kamu, pasti aku udah jadi orang selatan dan bakal ikut perang"

"Cih emang aku mau nikah sama kamu?" kalimat yang keluar dari mulut Donghyuck tampak kontras dengan semburat merah yang muncul di kedua pipinya. Memang Donghyuck itu pintar bicara, tapi ekspresinya tidak pintar bohong.

"Oh gitu? Yaudah aku cancel aja"

"Cancel?" Donghyuck bingung.

Mark merogoh sakunya, menunjukkan kotak beludru kecil berwarna biru pada Donghyuck. "Ngerti kan sekarang?"

"Cih mana Mark Lee si pekerja keras? Gitu aja udah nyerah" Celoteh Donghyuck yang membuat sudut bibir Mark terangkat.

Perlahan Mark bawa tangan terkasihnya untuk digenggam, lalu menyematkan cincin yang sudah ia siapkan sedari lama di jari manis Donghyuck. "Yaudah nih aku kerja keras, maksa kamu pokoknya harus nikah sama aku"

"Ih ga romantis banget jadi pacar!" Donghyuck memukul pelan lengan atas kekasih-

Mark tahan tangan yang digunakan Donghyuck untuk memukulnya, juga tangan lain yang berusaha melayangkan pukulan lain karena tangan satunya telah ia sandera.

Mark menjatuhkan pandangannya pada cincin yang ia sematkan di jari lentik manusia kesayangannya,"kurang pas" ucapnya ambigu membuat Donghyuck menerka apa maksud ucapan Mark.

"Tunangan, bukan pacar lagi" ralat Mark, "You'll soon be my husband, Lee Donghyuck" lanjutnya membuat kupu-kupu imajiner berterbangan dalam perut Donghyuck.

Kini Donghyuck tidak bisa apa-apa lagi, degup jantungnya yang berantakan dan gelenyar aneh yang hinggap di hatinya membuatnya tidak bisa bernapas dengan baik.

"Shit! sepertinya aku akan mati sebelum semua terwujud"

"Jangan dong, kita harus menikah dan hidup bahagia selamanya"

"Makanya jangan bikin jantungan terus!"

Mark mengulum senyumnya, "Kalo salting bilang dong" ledeknya. Kedua tangannya dengan sigap memeluk tubuh Donghyuck, menenggelamkan kepala kecil itu di dada bidangnya.

"Kalo bilang kan kita bisa salting bareng, denger sendiri kan seberantakan apa detak jantungku?"

Benar, Donghyuck bisa mendengarnya dengan jelas. Begitu ribut, namun anehnya terdengar menyenangkan di telinga sampai membuatnya tidak berhenti tersenyum. Apalagi kalimat yang baru menyapa gendang telinganya, Donghyuck tidak pernah sebahagia ini dalam hidupnya.

"I love you so, my love"

Donghyuck menggelengkan kepalanya berkali-kali, mencoba mengusir penggalan memori yang tak mau pergi sedari tadi. Ia tidak ingin mengingatnya lagi, karena moment paling manis itu akan terasa pahit dan begitu menyakitkan jika kembali ia kenang saat ini.

Perkataan Jaemin mengganggu pikirannya tanpa alasan yang jelas, membuatnya kembali berpikir ulang tentang apa yang membuat hubungannya dengan Mark bisa berakhir seperti ini. Ia tidak tahu dari mana letak salah yang menghancurkan hubungannya dengan Mark.

Apakah saat Mark ingin memberitahukan hubungan mereka ke publik, namun ia tolak karena Yuta, manager Mark memintanya demikian demi menjaga popularitas Mark saat itu?

Atau saat Donghyuck memintanya untuk menikah saat Mark sedang terpuruk akibat Kuguzz bubar?

Atau mungkin saat Mark mengaku ia cemburu melihat kedekatannya bersama Sungchan yang jelas-jelas tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya?

Atau mungkin rumor kedekatan Mark dengan Jaemin, lawan mainnya di drama yang mereka bintangi yang membuatnya mulai berpikiran negatif?

Atau mungkin, memang rasa mereka saja yang sudah tak sama?

Atau mungkin- entahlah, Donghyuck tidak ingin menerka-nerka lagi.

Do You Get Deja Vu?Where stories live. Discover now