Prolog

160 15 0
                                    

SELAMAT MEMBACA
-----

James Wick, seorang aktor pendatang baru yang kini sedang naik daun. Reputasinya sedang berada di atas puncak berkat aktingnya yang sangat epic bersama pasangan mainnya yaitu Diana Sandrin.

Kepopuleran James Wick bahkan semakin melejit semenjak dirinya membintangi beberapa serial drama romansa besutan sutradara ternama.

Kemistri yang baik dan akting yang mumpuni membuat peran yang di mainkan oleh James dan Diana begitu berkesan di hati para pemirsa hingga banyak sekali yang menginginkan mereka bersama di kehidupan nyata.

Namun berbeda dengan gadis bernama Leana Marline. Kekasih James tersebut kini sedang terdiam menatap laman portal yang sedang menayangkan berita trending mengenai foto-foto kekasihnya tersebut.

Semenjak beredarnya foto-foto kencan itu, Lea yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa terdiam dan mulai mentertawakan nasibnya. Bahkan setelah mengetahui jika James tidak ada niatan sedikitpun untuk mengklarifikasi berita tersebut, Lea mulai jengah dan merasa lelah.

Dirinya tau benar jika James tengah memanfaatkan keadaan dan kesempatan untuk meraih popularitas dirinya atas skandal yang tengah menimpanya. Meski James meyakinkan Lea jika mereka tidak ada hubungan spesial apapun, tetap saja Lea tak ingin sampai salah memilih langkah.

"Ck..." Decakan Lea terdengar lebih berat dari biasanya.

"Kau baik-baik saja?" Tepukan lembut di bahunya menyadarkan Lea dari lamunan.

"Ya.. aku baik,"

"Tapi belakangan ini kau sering melamun. Mau bercerita?"

Lea tersenyum dengan gelengan kepala. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir." Sandra jelas tak yakin dengan jawaban Lea. Mungkin sahabatnya itu butuh waktu untuk bercerita.

"Kapanpun kau ingin bercerita, aku siap mendengarnya."

"Terimakasih Sandra."

Hanya senyuman penuh palsu yang Lea berikan pada Sandra, karena sejujurnya tidak ada gairah apapun dalam diri Lea untuk beraktifitas semenjak skandal kekasihnya itu tersebar luas di media.

Leana Marline, sosok gadis yang mandiri dan pekerja keras. Hidupnya yang sederhana dan menyukai ketenangan membuat Lea menjadi gadis yang tertutup dan pendiam.

Hanya Sandra, satu-satunya teman sekaligus sahabat yang di miliki oleh Lea. Teman masa kecilnya itu tidak pernah sekalipun meninggalkan dirinya bahkan saat sulit sekalipun.

Seperti saat ini, perhatian Sandra pada Lea begitu tulus dan mampu menenangkan hatinya yang tengah gundah. Adanya Sandra dalam hidupnya membuat Lea tidak lagi kesepian dalam menjalani hari-harinya.

"Ingat! Jangan terlalu lama memendamnya sendiri. Ada aku, oke." Senyum manis terpantri lebar di bibir Lea dan Sandra yang melihat itu pun akhirnya tersenyum senang.

"Leana," Panggil seseorang dari arah pintu bertuliskan CEO Graind Grup. Dia adalah pria bernama Zake Grainer, bos sekaligus pewaris tunggal keluarga Grainer.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" ucap Lea menjawab dengan tenang.

"Masuk ke ruangan saya, sekarang!" ucap pria itu dan kembali masuk ke dalam ruangan tanpa menunggu jawaban dari sekertarisnya.

Dengan cepat kaki Lea melangkah masuk ke dalam ruangan sang bos. Menutup pintu, lalu mendudukkan dirinya tepat di kursi depan meja kerja pria itu.

Zake masih tetap diam untuk beberapa saat. Memandangi sekertarisnya cukup lama hingga tanpa sadar membuat Lea mulai merasa tidak nyaman.

"Ada perlu apa bapak memanggil saya?" Tanya Lea mencoba memecah keheningan.

"Saya perhatikan kamu sedikit tidak fokus akhir-akhir ini. Ada masalah?"

"Tidak pak. Saya baik-baik saja. Hanya merasa kurang enak badan,"

"Oh .. begitu rupanya. Saya kira kamu tengah patah hati," Liana mengernyit alis sedikit bingung. Bagaimana bos nya ini bisa tau.

"Maksud bapak?"

"Skandal yang sedang ramai itu, bukankah pria itu kekasihmu?" Zake bertanya dengan begitu santainya.

"Maaf pak, itu urusan pribadi saya." jawab Lea sedikit geram. Kenapa bos nya ini bertanya-tanya mengenai urusan pribadinya.

"Memang, siapa bilang itu urusan pribadi saya. Apa kamu sadar, sikap kamu yang seperti ini menghambat pekerjaan saya. Kamu tidak fokus bekerja karena memikirkan kekasihmu itu dan itu membuat saya merasa tidak nyaman?"

"Tunggu! Kenapa harus dia yang merasa tidak nyaman? Yang memiliki masalah kan aku, bukan dia. Aneh," pikir Lea heran.

"Maafkan saya, pak." Hanya itu yang bisa Lea ucapkan.

"Saya harap kamu bisa lebih fokus dengan tugas dan pekerjaanmu. Jika pria itu menghambat kinerjamu, maka lebih baik akhiri saja hubungan kalian itu." Mendengar ucapan Zake, Lea seketika geram.

"Kenapa jadi bapak yang mengatur-atur hidup saya?" Lea mulai terpancing emosi.

"Saya tidak mengatur-atur hidup kamu, saya hanya memberi saran terbaik."

"Memberi saran terbaik?" ucap Lea bingung mendengar penuturan bos nya itu.

"Karena gadis sepertimu tidak pantas bersanding dengan pria semacam dia."

"Lantas pria macam apa yang pantas bersanding dengan saya?"

Zake bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekat ke arah Lea.

"Mungkin, seperti saya contohnya."

----To be continue----

Halo semua

Selamat datang,,,

Kembali lagi dengan cerita aku yang baru

Mohon dukungannya, semoga bisa rajin update cerita ini sampai tamat tanpa hambatan

Jangan lupa komen dan klik tombol bintangnya

Borahe 💜

[M] Lovers In The NightWhere stories live. Discover now