Itachi terlihat mencuri-curi pandang ke arah Sasuke sambil menahan senyum lalu melirik Fugaku yang sedang menatap Itachi juga sambil mengatupkan bibirnya rapat-rapat, kejadian itu berulang kali terjadi selama sarapan berlangsung."Berhenti melihatku seperti itu nii-san!"
"Uhuk! Uhuk!" Itachi terkejut dan tersedak nasi yang ada di mulutnya. Dengan cepat ia meneguk air putih yang ada di meja makan.
"Apa-apaan model rambutmu itu Sasuke!" Itachi menutup mulutnya mati-matian menahan tawa yang sebentar lagi akan keluar dari mulutnya.
"Diamlah!" Memangnya siapa juga yang menginginkan potongan rambut seperti ini?
"Pfft.." Suara itu... Bukan berasal dari mulut Itachi, Sasuke pun menoleh ke sampingnya dan mendapati ayahnya sedang menunduk sambil memegang sumpit yang terlihat bergetar di tangannya.
Itachi yang mendengar suara menahan tawa dari mulut ayahnya itu semakin menutup mulut dan matanya rapat-rapat. Ia tidak ingin membuat adik tersayangnya itu sakit hati karena tawa mereka. Tapi sungguh, ia tidak tahan lagi..
Perlahan tawa kecil itu keluar secara bersamaan dari mulut kedua orang itu, bahkan mereka sampai tertawa tanpa mengeluarkan suara. Itu memang level tertinggi dari tertawa bukan?
Ya, mungkin memang seburuk itu potongan rambutnya, rambut belakangnya yang biasanya terlihat tegak seperti bebek malah menjadi sangat pendek, rambut yang sedikit panjang di depan telinganya juga dipotong pendek sampai segaris dengan hidung, dan poninya yang terlihat sangat pendek benar- benar jauh di atas alis, astaga! Seumur-umur hanya pada saat ini rambut Sasuke terlihat sangat buruk.
"Hei kalian! Beraninya menertawakan anakku. Apa kau tidak ingat, anata? Dulu potongan rambutmu lebih parah dari Sasuke, dan Itachi apa kau lupa dulu kaa-san sering mendandanimu? Kalian semua sama-sama memalukan di mataku, jadi jangan menertawakan satu sama lain!" Mikoto menatap tajam tiga lelaki yang ada di depannya, kenapa Sasuke juga ikut kena?
Itachi dan Fugaku langsung menunduk dan memakan makanannya dengan lahap sedangkan Sasuke menatap kedua orang itu dengan penuh kemenangan.
"Terima kasih atas makanannya" Sasuke menyatukan kedua telapak tangannya lalu beranjak pergi meninggalkan dapur yang terlihat sunyi dan mencekam karena makanannya sudah habis.
"Kau sudah mau pergi Sasuke?" Mikoto bertanya kepada Sasuke yang sedang memasang ikat kepalanya.
"Iya, ittekimasu"
"Itterasshai"
"Sasuke sudah semakin dewasa ya" Mikoto tersenyum lembut ke arah Fugaku yang sedang meneguk minumannya.
"Ah, dia juga sudah berkembang menjadi tambah kuat, aku yakin nanti dia akan melampauiku" Fugaku ikut tersenyum merasa bangga memiliki anak seperti Sasuke.
"Setidaknya sering-sering lah akui dia secara langsung di depannya, tou-san" Itachi terkekeh sambil mengambil sebuah potongan apel lalu memakannya.
"Berisik" Fugaku mengalihkan pandangannya dengan sedikit menunduk.
Ibu dan anak itu langsung tertawa melihat kelakuan Fugaku yang malu-malu kucing.
YOU ARE READING
Serendipity In Another Life
Fanfiction[Semi-Canon] Lantai reruntuhan kuno yang akan bercahaya sangat terang jika telah memilih orang yang tepat. Sasuke dan Hinata terjebak di dunia lain setelah menginjak salah satu lantai tersebut. Pria bermarga Uchiha itu bingung harus menganggap ini...