4. My Story - Hyunjin

105 20 41
                                    


Hwang Hyunjin as Sean

.

.

.

written by @seas_on














"Terkadang jangan terlalu berharap pada manusia" – Sean










Hai kenalin nama aku Sean, umurku masih 12 tahun. Dulu aku tinggal bersama Ayah dan Ibu ku di sebuah rumah yang sederhana. Ayahku hanya seorang pegawai bank, dan Ibuku adalah seorang Ibu rumah tangga.

Iya itu dulu. Sekarang tidak, dua tahun lalu kami mengalami kecelakaan saat pergi ke rumah nenek.kedua orangtuaku meninggal, dan tak ada yang mau merawat anak kecil yang menyusahkan sepertiku.

"Apa kamu yakin mau merawat anak cacat seperti ponakanmu itu? Jika kamu ingin merawatnya, maka aku akan pergi!" itu adalah kata-kata dari bibiku yang tak ingin merawat diriku.

Saya mengalami cacat wajah ketika kecelakaan dua tahun lalu. Wajah yang begitu menggemaskan berubah menjadi menyeramkan. Bahkan ketika melihat ke cermin, saya merasa sedang melihat sesosok monster.

Karena tidak ada yang merawatku, aku dititipkan ke sebuah panti asuhan di daerah Yogyakarta—kampung halaman Ibuku. Nama panti asuhan itu adalah 'PANTI ASUHAN CINTA KASIH'.

Bukankah nama yang terlalu baik untuk sebuah tempat seperti neraka bukan?

Biar ku kasih tau satu hal. Anak-anak di panti asuhan itu tidak diurus dengan baik. Bahkan uang sumbangan yang ditujukan untuk anak-anak sering di makan oleh pasangan suami-isteri pemilik panti ini. Juga tak ada yang sekolah dari kami. Padahal untuk anak seumuran kami diharuskan sekolah agar berguna untuk bangsa Nusa. Tapi pemilik panti ini terlalu serakah.

"Hei anak cacat! Jaga sopan santun mu! Kamu disini kami jaga dan diberi makan! Jangan bertingkah seenaknya!"

Malam itu, mereka membentakku hanya karena aku membuka ikatan tali dan memberikan makan anak-anak yang dihukum oleh mereka. Kemudian mereka menyeretku ke dalam gudang kosong di panti, dan mengunciku di sana. Aku tersenyum setidaknya aku sudah membebaskan mereka.

Esok paginya, disinilah aku. Di sebuah rumah sakit, duduk berdua bersama seorang perawat yang terus tersenyum padaku. Dia menanyakan hal-hal yang menurutku sangat menyenangkan. Hingga dia berubah sedih ketika dia menanyakan perasaanku ketika aku mengetahui kalau kemarin malam, panti asuhan itu terbakar karena konsleting listrik yang mana tegangan alirannya menjadi lebih tinggi.

Tapi perawat itu mulai ketakutan dan menatap tak percaya padaku ketika mendengar jawabanku.

"Aku rasa aku senang, setidaknya mereka sudah merasa bebas dan tak tersiksa lagi" jawabku sambil tersenyum.

"Nak jangan terlalu sering melakukan hal seperti itu" perawat itu lalu menegurku.

Tapi aku menggeleng dan tetap tersenyum memandang "Terkadang jangan terlalu berharap dengan manusia Bu" balasku.

SELESAI.

On Friday ft 00LWhere stories live. Discover now