Hasil dari Percabangan

43 5 1
                                    

Beberapa hari setelahnya, kehidupan sehari-hari kami kembali dirumah yang sangat nyaman ini.

"Ruby, ayo bangun, kita harus berangkat sekolah, sekarang kita sudah SD" Kataku sambil menggoyangkan Ruby yang sedang tertidur dengan pulas.

"Emmh, 5 detik lagi"

"1, 2, 3, 4, 5, udah tuh ayok buruan bangun" jawabku dengan cepat.

"mmh, iya, iya"

"Ruby, kalau kamu gak bangun-bangun juga aku bakal ngadu ke mama" ucapku dengan wajah datar.

Ruby yang mendengar itu membuka mata dengan lebarnya, bahkan lebarnya sampai satu titik yang membuatku takut.

"Oke-oke! Aku bangun"

Segera setelah itu aku langsung keluar dari kamar dan berteriak.

"Mamaa! Ruby masih gak mau bangun" teriak ku sambil berlari dan memeluk mama.

"Aaghh! Onii-chaann ini aku sudah bangun, kenapa kamu masih ngadu juga!" Teriak Ruby keluar dari kamar.

"Ruby, pagi-pagi jangan teriak begitu ke kakak mu" kata mama sambil mengayunkan sendok sayur yang sedang dipegangnya.

" Ah, heheh, maaf mama, tapi mama juga marahin kakak dong, kan kakak juga berisik tuh" ucap Ruby yang tersenyum aneh, lalu langsung berubah menjadi wajah ngambeknya

"iya, Aqua kamu juga gak boleh teriak-teriak, udah gih duduk sana, sebentar lagi sarapannya jadi" ucap mama sambil tersenyum

"Baik!" Jawabku dengan penuh semangat.

Akupun duduk dengan tenang didepan meja makan, meski begitu Ruby yang selalu pecicilan penasaran dengan masakan yang mama buat.

"Mama, mama lagi buat apa?" Tanya Ruby sambil memeluk mama.

"Emh? Hehehe, kamu tungguin aja ya"
ucap mama sambil tersenyum seperti meledek.

Setelah selesai makan kami pun bergegas memakai seragam sekolah kami untuk masuk dihari pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai makan kami pun bergegas memakai seragam sekolah kami untuk masuk dihari pertama.

"Waahhh!! Kalian berdua imut banget. Ayo foto dulu sama mama, ini akan menjadi pertama kalinya kalian keluar rumah menggunakan seragam SD kalian" ucap mama sambil mencari kamera untuk memfoto kami.

"Ugh mama, tapi kita nanti bakal telat" ucap ku dengan sedikit jengkel.

"Sudah-sudah, ayo kita cepet berfoto lalu berangkat" ucap mama sambil melambaikan tangan untuk memanggilku.

"Betul itu kak, siapa yang peduli telat kalo kita bisa foto bareng mama, nggak semua orang bisa foto sama mama loh~"

"Mmh, iya, iya"

Hitungan mundur kamera pun mulai berjalan dan foto yang diambil terlihat sangat bagus.

~

"Nah kita sudah sampai, ayo turun... Aqua, Ruby, hati-hati ya.. dan juga maaf mama masih belum bisa ikut melihat kalian didalam sekolah" mama mengatakan hal itu seperti sedang memikul beban yang sangat berat, ekspresi nya yang biasa ceria seolah seperti sebuah kebohongan.

Perlahan aku memegang tangan mama yang putih dan lembut. Melihat ekspresi wajahnya yang rapuh membuatku tidak tahan dan kesal pada diriku sendiri karena tak bisa membantu apapun.

"Mama nggak perlu bilang begitu, karena suatu hari kita pasti bisa mengatakan kepada semua orang bahwa kita adalah keluarga" ucap ku dengan tenang agar bisa meredakan rasa bersalah mama.

Tanpa mengatakan sepatah katapun mama hanya tersenyum kecil dan mengangguk, lalu mendorong kami keluar dari mobil untuk segera pergi.

Saat aku keluar dari mobil, aku menoleh sekilas kearah mama, dan samar-samar terlihat dia seperti sedang menutupi wajah mungilnya, berusaha agar air matanya tak terlihat oleh siapapun.

dengan perasaan yang tidak lagi bersemangat, kami menuju ke gerbang sekolah.

Kami duduk di bangku yang sudah disediakan di dalam auditorium sekolah dengan tenang, selang beberapa waktu kepala sekolah menaiki panggung.

(Acara di sekolah hari ini dimulai dengan upacara penerimaan yang berada di auditorium. Seperti biasa pidato kepala sekolah sangat panjang, apa semua sekolah di Jepang punya kepala sekolah yang suka berpidato? Yah, itu bukan urusanku, mungkin karena mereka baru masuk SD ada cukup banyak anak yang mendengar pidato nya dengan serius, meski yang tidak peduli juga banyak sih).

Saat upacara penerimaan selesai, semua murid harus mencari kelasnya masing-masing. Aku dan Ruby berada di kelas yang sama, jadi itu tidak memakan waktu yang lama untuk menemukan kelas kami.

"ini kelas kita kan kak?" tanya Ruby sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat nama kelas yang tergantung di atas pintu kelas.

"iya, udah ayo masuk" jawabku singkat.

Ketika kami membuka pintu kelas, seketika suara yang teredam mulai keluar dengan riuhnya.

"Ke-Kelasnya lumayan berisik ya kak" wajah kaget yang ditunjukkan Ruby tidak bisa disembunyikan lagi, dia terlihat terkejut dengan betapa riuhnya suasana kelas yang pertama dia masuki.

"Yah, namanya juga anak SD kan, mereka pasti punya banyak energi, apalagi ini juga masih hari pertama, mereka pasti bersemangat untuk saling berkenalan"

"Yaudah deh mau kenalan sama yang lainnya dulu ya, onii-chan" ucap Ruby sambil tersenyum seperti meledek.

"Ya, aku bakal duduk di pojokan ya" ucapku sambil berjalan mendekati bangku yang masih kosong di pojok kelas.

Baru sesaat aku duduk, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki berambut mangkok menghampiri tempat dudukku.

"Yo, sepertinya tempat duduk kita bersebelahan ya, kalau boleh tau siapa namamu, ah, namaku Akatsuki Yuuma salam kenal ya teman sebangku" ucap anak itu dengan memegang mejanya, dan dengan cara bicaranya yang benar-benar kontras dengan penampilannya.

"Yo, sepertinya tempat duduk kita bersebelahan ya, kalau boleh tau siapa namamu, ah, namaku Akatsuki Yuuma salam kenal ya teman sebangku" ucap anak itu dengan memegang mejanya, dan dengan cara bicaranya yang benar-benar kontras dengan penampilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Maaf ya buat yang udah baca, gambarku masih jelek🥲 tapi pastinya nanti bakal terus ku improve kok. hehe, jadi maklumin ya gambarnya masih gini, pantau terus karya-karya aku ya)

"Namaku Hoshino Aquamarine salam kenal" jawabku dengan acuh tak acuh.

"Wahahha, namamu benar-benar megah ya, tapi aku bakal repot buat manggil kau begitu bagaimana kalau aku memanggilmu Aqua saja, ah tentu saja kau juga bisa memanggilku Yuuma" ucapnya sambil tersenyum hangat dengan niat untuk berkenalan.

"Yah, tentu, terserah kau saja mau manggil apa"

"Oke! kalau gitu sepakat ya" jawabnya
dengan penuh semangat.

Semenjak hari itu aku dan Yuuma menjadi teman baik yang dapat ku andalkan.

What if Oshi no KoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang