THE LACK: 20

138 18 11
                                    

Jungkook menatap Seokjin yang sedang berdiri di hadapan condenser microphone sambil memainkan rambutnya sendiri. Entah apa yang di pikirkan pemuda itu sekarang, yang jelas hatinya gusar. Setelah mengatakan kalimat itu tempo hari pada Seokjin, ia jadi merasa bersalah. 

"Berikan jantung mu padaku agar aku terus hidup, Jin. Biarkan Taehyung bersama ku karena Taehyung hanya mencintai ku,"

Pria dengan gigi kelinci itu menghela napasnya kasar, ia tau Seokjin itu tidak seperti orang pada umumnya, ia akan mudah tersinggung atau semacamnya karena hati anak itu selembut kapas. Ia takut menyakiti Seokjin, ia mengatakan hal itu tempo hari karena ia takut kehilangan Taehyung.

Dan kini ia benar-benar kehilangan tunangannya itu.

Mendengar kabar dari Yoongi bahwa Taehyung memutuskan untuk memilih Seokjin, tidak dapat di pungkiri, Jungkook merasakan jutaan anak panah jatuh dan menusuk dirinya. Ingin rasanya ia menghilang saja dari dunia ini, namun Yoongi terus menelpon dirinya untuk datang ke rumah pemuda pucat itu. Entah apa tujuannya, ia tak ingin terus-terus di teror oleh kulkas berjalan itu, sehingga dengan mata sembab ia datang ke tempat ini sekarang.

Yoongi mengatakan bahwa ia telah menulis lagu, dan pria itu ingin Jungkook dan Seokjin yang menyanyikannya. Keduanya terkejut mendengar pernyataan itu. Oh ayolah, mereka tak memiliki pengalaman bernyanyi sama sekali, apalagi Seokjin. Ralat, Jungkook pada saat masa sekolah pernah masuk kelab musik dan ia menjadi vokalis utamanya, tapi ia ragu suaranya masih merdu karena itu sudah bertahun-tahun yang lalu.

"Baiklah, aku ingin kalian berdua menyanyikan setiap liriknya menggunakan hati," ucap Yoongi yang sudah duduk di kursi seberang sana dengan komputernya.

"Hyung, kenapa harus aku?" tanya Jungkook, mengeluh. Sementara Seokjin hanya menatap mereka berdua secara bergantian dengan mata berbinar.

"Karena aku ingin kalian menyampaikan perasaan kalian lewat lagu ini. Kalian dua orang yang berbeda, tapi mencintai orang yang sama. Sudah, jangan banyak tanya. Aku akan memulainya, bersiaplah,"

Pria pucat itu bergerak dan mulai mengaktifkan microphone. Alunan musik terdengar dan mereka sudah berdiskusi tentang pengambilan bagian. Jungkook mendapat bagian awal, ia membuka mulutnya dan pita suaranya mulai bekerja. Ah, untunglah suaranya masih sama seperti dulu. Merdu, namun karena bertambanya usia suaranya menjadi agak sedikit berat.

Seokjin dengan ragu membuka suaranya, ia belum pernah menyanyi seperti ini sebelumnya. Paling jauh ia hanya bernyanyi di dalam kamar mandi atau saat menonton acara televisi. Dengan gugup ia mengalunkan suaranya, membuat Yoongi dan Jungkook terbelalak. Mereka tak pernah tau dengan tone suara Seokjin yang unik dan halus, cocok untuk duet bersama Jungkook.

Setelah dua jam rekaman, mereka akhirnya selesai. Yoongi mengatakan akan memprosesnya terlebih dahulu. Seokjin bertanya apakah itu akan lama atau tidak, ia penasaran dengan hasilnya. Yoongi berkacak pinggang sombong, "Siapa yang kau tanya? Ini Kim Yoongi, produser yang di juluki cekatan karena bisa menyelesaikan tiga lagu dalam sehari,"

Jungkook berdecih, sombong sekali. Ia ingin membalas perkataan Yoongi namun ia urung karena tiba-tiba dadanya terasa sakit. Ia merutuki dirinya, sial, kenapa harus sekarang? Seokjin yang menyadari Jungkook seperti menahan sakit buru-buru menghampirinya, ia ingat tentang cincin yang ada di jantung Jungkook. Apakah itu sakit lagi?

Yoongi yang melihat itu langsung membopong Jungkook untuk berbaring di ranjangnya, hanya beberapa langkah dari tempat rekaman —karena Yoongi meletakkan semua alat pekerjaannya dalam kamar, agar tidak perlu banyak berjalan jika sudah mengantuk. Ia memberi intruksi pada Jungkook untuk mengatur napasnya, sementara Seokjin hanya menatapnya khawatir.

[✓] THE LACK: Lealtad del Corazón [TAEJINKOOK] Where stories live. Discover now