✨06✨

350 31 19
                                    

"mau ke dokter hewan Ben?" tanya Papa saat ia melihat Ben membawa pet cargo di tangan Ben.
"iya Pa"
"tapi itu mobilnya mau Papa servis nanti, jangan dipake ya"

Ben memasukkan kiyo ke dalam pet cargo miliknya.
"yaudah pa, aku mesen gocar aja" Ben mengeluarkan HP dari saku celananya dan memesan gocar untuk pergi ke dokter hewan. Tak lama kemudian Ben mendapatkan driver dan keluar dari rumahnya.

Setelah gocar yang ia pesan telah sampai, Ben langsung masuk ke dalam mobil bersama dengan kiyo yang ia bawa. Diperjalanan Ben tidak banyak berbicara karena pada dasarnya ia memang malas berbicara ke orang yang baru ia temui.

Mobil pun berhenti, Ben telah sampai ke tempat dokter hewan langganannya. Ben mengeluarkan beberapa lembar uang untuk ia berikan kepada driver tersebut sebelum ia keluar.

Ben memasuki klinik dokter hewan tersebut, rupanya ada beberapa orang yang datang lebih awal. Untung saja Ben masih mendapatkan kursi untuk duduk dan segera duduk disana.

"haii?" sapa seseorang di samping Ben. Tadinya Ben ingin menghiraukan orang di sampingnya ini, namun tak lama lengannya di senggol dengan pelan yang menandakan orang ini memang berbicara kepada Ben.
"ehh?!" Ben tidak bisa untuk tidak terkejut, karena orang di sampingnya ini adalah orang yang ia temui kemarin dan membuat Ichan marah. Seingat Ben, nama orang ini adalah Rian.

"Ben? atau aku panggil kak Ben juga?"

"terserah" balas Ben singkat. Jawaban dingin dari Ben justru membuatnya terlihat semakin menarik dimata Rian. Rian tersenyum sebelum mulai bertanya lagi kepada Ben.

"kak Ben biasa kesini ya?" Ben mengangguk sebagai jawabannya.

"aku baru pertama kali ini punya kucing, dia lagi sakit jadi aku baru pertama kesini" ujar Rian, sebenarnya Ben tidak terlalu peduli dengan orang di sampingnya ini. Toh, nanti ia tidak akan bertemu lagi kan?

"liat deh kak, kucing kakak pernah kayak gini ga sihh?" Rian mengambil kucingnya  untuk duduk di pangkuannya. Ben melirik kucing itu, kucing besar berwarna putih dengan bulu yang panjang dan lembut. Kucing itu memang terlihat lemas dan sakit.

Tanpa sadar Ben mengelus kucing itu, membuat Rian tersenyum karena berhasil mendapatkan perhatian Ben.
"pernah sih, tapi biar lebih pasti nanti aja tanya ke dokternya langsung" jawab Ben sambil mengelus kucing putih itu.

"kak Ben kesini kenapa? kucingnya sakit juga?"
"engga, cuma mau periksa kesehatan aja mungkin sama di grooming sekalian" balas Ben.

Rian mengangkat kucing putih miliknya dan menaruhnya di pangkuan Ben. Ben sedikit terkejut namun ia juga merasa senang karena kucing milik Rian benar benar imut dan lembut menurutnya.

"boleh?" tanya Ben.
"boleh dong kak, lagian kayaknya snow white juga suka sama kak Ben" balas Rian sambil memberikan senyum ramahnya.
"namanya snow white?"
"iyaa, cantik kan? hahaha" Rian tertawa pelan. Sebenarnya kucing itu merupakan kucing milik pacarnya yang bahkan ia sendiri tidak tahu siapa nama kucing ini.

"ehh? udah giliran si snow white yang diperiksa kak, aku ambil dulu yaa kak kucingnya" Ben mengangguk, Rian langsung mengambil kucing putih itu dan masuk ke ruangan dokter.

Ben baru tersadar, Rian kan orang yang membuatnya tahu bahwa Ichan adalah seorang gay. Apakah Rian juga gay? apa ada sangkut pautnya dengan Ichan? Ben seharusnya bertanya langsung tadi, bukannya malah asik bermain dengan kucing putih milik Rian.

Tak begitu lama, Rian sudah keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju kasir. Tanpa berpikir panjang Ben membawa kiyo masuk ke ruangan dokter itu, mungkin di lain kesempatan ia akan bertanya kepada Rian.

.

Setelah selesai menjalani pengecakan oleh dokter hewan tersebut, Ben berjalan menuju kasir untuk membayar sekaligus membeli beberapa vitamin untuk kucing. Baru saja Ben membalikan badannya, ia sudah dikejutkan dengan orang yang terduduk di tempat awal tadi.

Brother?! [BxB]Where stories live. Discover now