12

16.8K 914 12
                                    

Nando kini tengah berada dirumah sakit, luka-lukanya sudah diobati oleh dokter.

Melihat Liam yang cemberut sedari tadi membuat Nando mengernyitkan dahi, "Lo kenapa? harusnya lo khawatir sama keadaan gw, atau jangan-jangan lo masih mikirin tu cowok?!"

Nando tau sekali tabiat adiknya, bila terus diam maka berarti tebakannya benar.

Nando tak habis pikir, mengapa adiknya begitu memberi perhatian lebih pada cowok bernama Zion itu?

Nando yang beberapa hari lalu habis berlibur dengan pacar barunya, mendapat kabar bahwa kepala adiknya terkena bola basket.

Tentu saja, setelah mendapat kabar itu Nando langsung otw pulang, untuk memberi pelajaran pada orang yang telah mencelakai adik kesayangannya.

Tapi sekarang, situasinya malah seperti ini. Benar-benar di luar prediksinya.

"Lo suka sama dia, Liam?"

"Iya." Kali ini Liam menjawab, dan seperti tebakan Nando, ia hanya merasa adiknya pasti sudah terkena pelet!

"Jauhin dia! lo tau kan, dia itu deket sama si cupu! lo mending pokus belajar aja Liam, gausah cinta-cintaan."

Liam menggeleng tak terima "Ngga! aku ga mau jauhin ka Zion!"

Liam kemudian menatap Nando dengan tatapan memohon "Kak, bantu aku ya, bantu aku singkirin si cupu secepatnya."

Tentu saja, Nando pasti akan membantu adiknya, tapi bukan hanya Rain saja yang akan ia singkirkan, Zion juga sama! ia harus menyingkirkan mereka berdua tanpa sepengetahuan Liam.

Masa depan Liam masih panjang, ia tak akan pernah membiarkan cowok seperti Zion membawa pengaruh buruk bagi adiknya.

---

Keesokan harinya, Zion berangkat bersama Rain seperti biasa. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang, karena ada Rain dibelakangnya.

Sesampainya disekolah, mereka segera masuk kedalam kelas.

kelas masih kosong, akhirnya Zion ikut duduk disamping Rain, ia mengamati wajah imut Rain yang tengah fokus menulis.

Mungkin sedang mengerjakan tugas.

Rain yang merasa diperhatikan sejak tadi, segera berkata "Lo udah ngerjain tugas?" Tanya Rain, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Hm." Jawab Zion.

Setelah itu kembali hening.

Rain yang tengah fokus, merasakan ada sentuhan di rambutnya.

Tangan Zion mencoba merapikan beberapa helai rambut yang menutupi kacamata Rain.

Tak berhenti sampai situ, Tangan Zion perlahan mulai turun ke leher, membuat tubuh Rain bergetar seketika.

"Zion!!"

"Hm?"

"Jangan mulai!! kemaren lo udah gempur gw habis-habisan. Emangnya lo gak puas?"

"Ngga. Gw gak pernah bisa puas buat nikmatin tubuh indah lo."

Setelah berkata begitu, Zion makin mendekatkan kepalanya kearah Rain, nafas keduanya beradu membuat suasana memanas seketika.

"Woi!! kalian ngapain?!"

Sontak mereka berdua langsung menoleh ke sumber suara, dan ternyata itu adalah Ario.

Zion menghela nafas lega, untung saja itu Ario. Namun berbeda dengan Rain, ia malu setengah mati.

"Hayo kalian mau ngapain tadi?" Tanya Ario sekali lagi, dengan raut wajah penuh selidik.

"Gak ngapa-ngapain." Jawab Zion dengan muka lempengnya.

[BL]Transmigrasi Zion Where stories live. Discover now