14

221 54 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

“Hah? Pergi ke atas sana? Bagaimana caranya?”

Ares menghela napas lagi, ini sudah tiga kali saudaranya bertanya hal yang sama.

“Aku juga tidak tau, bodoh. Biar itu diurus Hyuukkaa, kita hanya menumpang saja.” jelasnya lagi, dan dia bersumpah kalau Lios bertanya lagi, dia akan mendorongnya di tepi dahan dekat danau Cheron.

Dahi Lios berkerut bingung. Dia dan yang lain baru saja ingin mendiskusikan bagaimana cara pergi dari lantai ini sampai Sen dan Ares yang pulang membawa kabar seperti ini. Entah dia harus senang atau tidak. Karena dari cerita yang dibawakan dua saudaranya itu mengandung kabar baik sekaligus buruk.

“Kak Sen, kau yakin kita bisa sampai ke atas sana? Clear Steen yang banyak pun rasanya tak akan membantu banyak. Kau cukup tau soal itu, kan?” Kali ini Rei buka suara, kondisinya sudah benar-benar pulih.

Sen mengendikkan bahu, “entahlah. Kita harus bertaruh. Dari awal kita memutuskan untuk pergi pun sebuah taruhan.”

Anggukan, walau masih terasa abu-abu, setidaknya sekarang mereka punya tujuan untuk memenuhi perjalanan mereka.

The World Tree, area suci sekaligus terlarang. Tak tau akan ada apa di sana. Sebuah portal, kah? Steen dengan cabang sihir yang baru?  Atau justru kehampaan yang berakhir sia-sia?

“TIDAK! TIDAK BOLEH!”

Keenam remaja itu menoleh bersamaan ke arah pintu kamar, suara Gyuukkaa menyalak penuh emosi.

Iro berjalan mendekat dan membuka pintu, di sana ada dua bersaudara Gyuukkaa dan Hyuukkaa. Gyuukkaa dengan wajah merah karena amarah sedang saudaranya itu membawa satu kotak yang kemungkinan berisi cadangan Clear Steen miliknya.

“Kalau kamu tidak mau ikut, tidak apa, Gyuukkaa. Aku bisa pergi sendiri. Tapi aku berharap kamu bisa ikut. ” nada Hyuukkaa terdengar santai sembari berjalan masuk ke dalam kamar, bergabung dengan para tamunya.

“Karena itu aku tidak mengizinkanmu! Jangan bodoh, Hyuukkaa, kamu tau sendiri banyak kasus orang-orang gila yang mati konyol karena pergi ke atas sana.” Gyukkaa ikut masuk ke dalam kamar, masih mencoba menghalangi saudaranya.

Udara di sana terasa tak enak, terlebih untuk enam tamu. Tuan rumah sedang cekcok hebat di hadapan mereka dan secara tak langsung percobaan bunuh diri ini melibatnya mereka juga. Willi bahkan hanya bisa menunduk. Dia memang belum lama kenal dengan dua saudara ini, tapi baru kali ini dia melihat Gyuukkaa yang selalu tenang, meledak seperti ini. Pasti dia sangat khawatir dengan saudaranya, pikir Willi.

Dibanding merespon omelan saudaranya, Hyuukkaa menaruh kotak itu di lantai kamar lalu melempar pandang ke Rei dan Sen bergantian. “Kalau satu kotak ini, harusnya sudah cukup ya?”

“HYUUKKAA!”

Bahunya ditarik Gyuukkaa kuat, membuat mereka kini saling berhadapan. Dan yang terlibat hanya memasang wajah santainya.

Lunariverse : Magic Pendant dan Kotak PandoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang