S2 | 21: Bunuh Diri lagi?

21 5 0
                                    

Mereka bertiga lalu duduk di kasur kamar Laras dan Maira lalu saling menatap satu sama lain dengan wajah sedikit takut karena peristiwa tadi.

"Ini ulah siapa menurut lo?" tanya Maira.

"Orang dalem" balas Laras.

"Ya gue tau, maksud gue siapa?" ucap Maira.

"Gue gatau harus curiga sama siapa" cetus Kia.

"Sama sih" balas Laras.

"Siapa yang harus di curigain coba?" lanjut Laras.

"Rendra kali? dia kan cuek cuek gitu, katanya sempet suka sama Dini" ucap Maira.

"Bukannya udah lama ya?" ucap Kia.

"Bisa aja dia suka terus dia mau di goblok goblokin" ucap Laras.

"Iya sih, tapi masa?" ucap Kia.

"Udahlah, kita mending jaga aja tiap malem" celetus Laras.

"Jaga gimana?" tanya Maira.

"Malam ini misal jam 11 aku jaga, kaya begadang gitu ngejagain lah, habis itu 2 jam kemudian ganti kamu" balas Laras.

"Tapi capek banget tau tiap malem, bakal ketiduran itu" ucap Kia.

"Iya sih.. terus gimana dong?" tanya Laras.

"Gimana kalau.."

---

Keesokan paginya mereka menjalani hari seperti biasa, pada hari ini mereka berjalan jalan ke sebuah pantai di Bali. Masih sama, Laras tidak ikut karena urusan urusan tetapi kali ini ia beralasan bahwa orang tuanya datang ke Bali dan ia ingin menemui orang tuanya, ntah orang tua angkat atau kandung.

"Laras ga ikut lagi?" tanya Yuda.

"Pake nanya" balas Zhano.

"Aelah ga asik amat itu bocil" ucap Yuda.

"Biasa sebuah urusan mendadak, tapi sama papa Jaya katanya sama mami Dita juga" ucap Maira.

"Tumben amat, kesini itu ortunya?" tanya Alwi.

"Pake nanya" ucap Zhano.

---

Malam harinya, mereka sedang bersantai di ruang tengah sembari melihat sebuah film komedi di salah satu platform film.

"HAHAHAHAHA" Laras tertawa terbahak bahak saat melihat sebuah adegan lucu di film itu.

"Hus, lek guyu di kontrol sitik" ucap Kia.

translate: hus, kalo ketawa di kontrol dikit

"Yo sepurane" ucap Laras.

translate: ya maaf

"Betewe, Rendra mana?" tanya Maira.

"Ciee!!" sorak mereka bersamaan.

"Dih, gue cuma nanya" ucap Maira.

"Iya ya mana dah tu bocah" ucap Alwi.

"Coba gedor kamarnya wi" suruh Zhano.

Alwi berdiri dari duduknya, ia lalu berjalan ke arah kamar Rendra, ia berjalan dengan perasaan tak enak, beberapa pikiran buruk terlintas di pikirannya, ntah mengapa ia bisa merasakan itu.

Ia lalu mengetuk pintu coklat tua itu, beberapa detik menunggu tak ada jawaban, ia lalu mengetuk lagi, setelah lama tak ada jawaban ia lalu mendorong gagang pintu kamar Rendra, ia membuka perlahan lalu muncul Rendra yang tengah tergeletak di lantai dengan perut yang berdarah darah.

Alwi lalu berlari ke arah teman temannya yang sedang menonton film. "Guys.. Rendra.." ucap Alwi dengan mata berkaca kaca.

Tanpa bertanya sepatah katapun mereka semua langsung berlari ke arah kamar Rendra karena mereka semua seperti sudah paham karena ekspresi Alwi telah menggambarkan semuanya.

Dendam TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang